wilayah Cirebon-brebes banjir parah gan

SUMBER, (PR).- Banjir di Cirebon mengakibatan ribuan rumah warga yang berada di sepanjang aliran Sungai Cisanggarung tenggelam. Banjir di di Kabupaten Cirebon ini terjadi akibat luapan sungai di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, Jumat, 23 Februari 2018.

Setidaknya ada lima kecamatan di sepanjang daerah aliran Sungai Cisanggarung yang terdampak paling parah, Kecamatan Pasaleman, Ciledug, Pabuaran, Pabedilan dan Losari.

Banjir di Cirebon ini disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi sejak Kamis sore, mulai hulu di Kabupaten Kuningan, hingga hilir. Akibatnya tanggul sungai tidak mampu menampung tingginya muka air hingga meluap.

Banjir di Cirebon ini disebut-sebut paling parah selama hampir 70 tahun. Di beberapa titik, ketinggian air mencapai 3 meter. Sehingga menenggelamkan rumah warga.

Selain menenggelamkan rumah warga, banjir juga menenggelamkan jalur kereta api dan di beberapa titik. Banjir membuat tanah landasan rel kereta api hanyut. Sehingga rel kereta api menggantung.

Akibatnya, jalur kereta api lintas selatan maupun utara yang melewati Cirebon lumpuh total. Puluhan kereta api, tidak bisa melintasinya.

Sebagai solusinya, PT Daop 3 Cirebon mengerahkan sejumlah armada bus untuk mengangkut penumpang yang tertahan di stasiun. Ada juga opsi mengembalikan yang tiket 100 persen.

Banjir saat tidur

Pasangan suami istri Uka (42) dan Yanti (40) warga Ciledug Wetan, Kecamatan Ciledug, terbangun saat mendengar warga berteriak-teriak banjir. Begitu mereka bangun, tinggi air di dalam rumah sudah mencapai lutut.

Dengan cepat air semakin naik, Sehingga mereka hanya sempat ingat untuk membangunkan anak satu-satunya. Mereka pun langsung ke luar rumah menyelamatkan diri bersama warga lainnya.

Warga tidak sempat menyelamatkan harta bendanya karena banjir datang pada Jumat, 23 Februari 2018 dini hari sekitar pukul 00.30.

“Untung kami selamat karena dibangunkan warga. Rumah kami dan warga lain, seisinya katanya sudah tidak kelihatan. Tinggal kelihatan gentingnya saja," kata Yanti yang mengungsi di kantor Kecamatan Ciledug Jumat.

Sampai Jumat sore, air masih menggenangi sejumlah desa. Pompa air yang dioperasikan di titik Desa Pasaleman, tidak bisa segera menyedot air.

Terpaksa mengungsi

Selain kantor kecamatan dan masjid, sejumlah warga juga ada yang terpaksa mengungsi di pintu keluar tol Ciledug. Tol ini belum dioperasikan.

Menurut Manager Humas Daop 3 Cirebon Krisbiantoro, banjir menggenangi rel di lintas utara maupun selatan. Di lintas utara banjir merendam jalur rel di antara Tanjung dan Losari. Sementara di lintas selatan, banjir menggenangi rel di antara Ketanggungan-Ciledug.

“Di lintas utara, sepanjang lebih dari 1,2 km jalur rel tergenang banjir. Di beberapa titik, sekitar 700 meter, jalur rel menggantung karena bantalan tanahnya tergerus banjir,” katanya.

Puluhan kereta jalur selatan dan utara, yang melintasi Cirebon lumpuh total. Ada opsi lain selain mengembalikan uang pembelian tiket 100 persen dan opsi mengerahkan sejumlah armada bus. Untuk mengangkut penumpang yang tertahan di stasiun dapat dialihkan dengan kereta lanjutan, baik di Stasiun Cirebon, Tegal maupun Prupuk.

Nasi bungkus

Sementara itu, sejumlah lembaga dan yayasan sosial bahu-membahu mengirimkan nasi bungkus dan air mineral untuk membantu warga. Salah satunya Yayasan Arisan Nasi Indonesia (YANI) yang berkantor di Kota Cirebon.

Menurut pembina yayasan, Sri Suprihatin selain membawa 200 nasi bungkus, YANI juga membawa air mineral, baju bekas serta selimut.

Nasi sebanyak itu sebenarnya hanya nasi bungkus rutin yang dibagikan setiap Jumat di sekitar wilayah Kota Cirebon saja. Makanya nasi bungkus sebanyak itu langsung ludes.

“Kami tidak siap banyak, karena informasi baru kami terima, saat kami sudah mulai masak. Makanya kami hanya membawa sedikit,” katanya.***

berikut penampakan banjir yg ane potret dari kamera hp ane sendiri dan yg ane ambil dari sosmed





ayo agan agan kaskus bantuan kalian akan sangat kami harapkan