- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dilindungi Dewa, Tang Sin Termuda Ini Jadi Anak Angkat Sun Go Kong


TS
kellyrp
Dilindungi Dewa, Tang Sin Termuda Ini Jadi Anak Angkat Sun Go Kong
23 Feb 2018 10:47

SEORANGpria paruh baya menyambut wartawan koran ini, ketika memasuki kompleks Giok Tjeng Song Tjeng Tay Tjeng Bio di daerah Pineleng. Namanya Raymond Josef Sumampouw, pimpinan bio.
Bio merupakan tempat sejumlah tang sin mempersiapkan diri jelang upacara puncak Imlek, Goan Siau atau yang dikenal dengan Pasiar Toapekong. Termasuk Reinaldy Boy Lengkong Koraag, tang sin termuda yang tampil di Toapekong Bitung tahun lalu.
Menurut Sumampouw, untuk mendapat petunjuk roh suci, tang sin harus melalui beberapa tahapan. “Meditasi, berdoa sungguh-sungguh, dan puasa cia kuncai, cia cai, dan cia kim,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, puasa cia kuncai tidak memakan makanan yang bernyawa. Makan makanan seperti orang vegetarian. Kalau ci acai, tidak boleh makan yang berunsur panas seperti durian. “Cia kim dikurung di tempat yang sepi agar boleh meditasi,” bebernya.
Untuk porsi makan, hanya sehari sekali. “Dilakukan selama waktu yang ditentukan. Kebanyakan tujuh hari, bahkan sampai 49 hari cuma sekali makan dalam sehari," ujar Sumampouw.
Tahun ini lanjutnya, ada beberapa tang sin yang dipersiapkan turun di Bitung tetapi cuma delapan yang lolos. Kedelapan orang ini pun ini diseleksi jadi empat. “Tetapi cuma dua yang bisa diturunkan yaitu Naldi dan Mario. Itu pun harus melakukan upacara berupa meminta petunjuk dari kayu Po Pwe," sebut lelaki bertubuh kurus ini.
Sementara itu, Naldy yang tengah mengatur arca di meja sembahyang menceritakan, ia menjadi tang sin pertama kali saat kelas 1 SMP. “Ketika turun pertama kali itu di kelenteng di Bitung, saat masih berumur 14 tahun,” ujar remaja kelahiran tahun 2002 ini.
Saat itu katanya, ia harus harus meditasi dan selalu rajin berdoa. Bukan cuma sekadar berdoa, tetapi harus sungguh-sungguh. Saat itu Naldy mendengar suara merdu memanggil dengan lembut sehingga hatinya bergejolak. Tetapi rasanya damai dan aman. “Mulai saat itu terpanggil untuk menjadi tang sin dan selalu bermeditasi dan menuruti semua peraturan-peraturan yang tidak boleh dilanggar,” cerita siswa kelas X jurusan IPS SMA N 1 Pineleng ini.
Sebelum menjadi tang sin, saat usia sekira 10 tahun, Naldy mengaku bisa mendengar bisikan-bisikan suara perempuan dan lelaki. Suara itu bahkan pernah meyuruhnya untuk gantung diri dan melakukan hal-hal yang tak wajar lainnya. “Ayah saya kemudian membawa saya berobat di sini. Sampai sekarang suara-suara itu tak muncul lagi,” tukasnya.
Hal itu dibenarkan Sumampouw. “Tetapi sebelum roh-roh jahat hilang Naldy sempat dilindungi Dewa Naca. Ketika Naca pergi, Sun Go Kong datang melindungnya, bahkan mengangkatnya menjadi anak angkat," tukasnya.(***)
http://manadopostonline.com/read/201...-Go-Kong/30275
ga ada komen

Quote:
Quote:
SEORANGpria paruh baya menyambut wartawan koran ini, ketika memasuki kompleks Giok Tjeng Song Tjeng Tay Tjeng Bio di daerah Pineleng. Namanya Raymond Josef Sumampouw, pimpinan bio.
Bio merupakan tempat sejumlah tang sin mempersiapkan diri jelang upacara puncak Imlek, Goan Siau atau yang dikenal dengan Pasiar Toapekong. Termasuk Reinaldy Boy Lengkong Koraag, tang sin termuda yang tampil di Toapekong Bitung tahun lalu.
Menurut Sumampouw, untuk mendapat petunjuk roh suci, tang sin harus melalui beberapa tahapan. “Meditasi, berdoa sungguh-sungguh, dan puasa cia kuncai, cia cai, dan cia kim,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, puasa cia kuncai tidak memakan makanan yang bernyawa. Makan makanan seperti orang vegetarian. Kalau ci acai, tidak boleh makan yang berunsur panas seperti durian. “Cia kim dikurung di tempat yang sepi agar boleh meditasi,” bebernya.
Untuk porsi makan, hanya sehari sekali. “Dilakukan selama waktu yang ditentukan. Kebanyakan tujuh hari, bahkan sampai 49 hari cuma sekali makan dalam sehari," ujar Sumampouw.
Tahun ini lanjutnya, ada beberapa tang sin yang dipersiapkan turun di Bitung tetapi cuma delapan yang lolos. Kedelapan orang ini pun ini diseleksi jadi empat. “Tetapi cuma dua yang bisa diturunkan yaitu Naldi dan Mario. Itu pun harus melakukan upacara berupa meminta petunjuk dari kayu Po Pwe," sebut lelaki bertubuh kurus ini.
Sementara itu, Naldy yang tengah mengatur arca di meja sembahyang menceritakan, ia menjadi tang sin pertama kali saat kelas 1 SMP. “Ketika turun pertama kali itu di kelenteng di Bitung, saat masih berumur 14 tahun,” ujar remaja kelahiran tahun 2002 ini.
Saat itu katanya, ia harus harus meditasi dan selalu rajin berdoa. Bukan cuma sekadar berdoa, tetapi harus sungguh-sungguh. Saat itu Naldy mendengar suara merdu memanggil dengan lembut sehingga hatinya bergejolak. Tetapi rasanya damai dan aman. “Mulai saat itu terpanggil untuk menjadi tang sin dan selalu bermeditasi dan menuruti semua peraturan-peraturan yang tidak boleh dilanggar,” cerita siswa kelas X jurusan IPS SMA N 1 Pineleng ini.
Sebelum menjadi tang sin, saat usia sekira 10 tahun, Naldy mengaku bisa mendengar bisikan-bisikan suara perempuan dan lelaki. Suara itu bahkan pernah meyuruhnya untuk gantung diri dan melakukan hal-hal yang tak wajar lainnya. “Ayah saya kemudian membawa saya berobat di sini. Sampai sekarang suara-suara itu tak muncul lagi,” tukasnya.
Hal itu dibenarkan Sumampouw. “Tetapi sebelum roh-roh jahat hilang Naldy sempat dilindungi Dewa Naca. Ketika Naca pergi, Sun Go Kong datang melindungnya, bahkan mengangkatnya menjadi anak angkat," tukasnya.(***)
http://manadopostonline.com/read/201...-Go-Kong/30275
ga ada komen

0
9.2K
Kutip
55
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan