- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
China dan Rusia Geram Dengan Keberadaan Kapal-Kapal Perang Amerika Di Lautan


TS
wiraprasta333
China dan Rusia Geram Dengan Keberadaan Kapal-Kapal Perang Amerika Di Lautan
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang mengatakan pengerahan kapal induk AS di Laut Cina Selatan menunjukkan bahwa negara itu ingin membuat tantangan bagi Beijing.
Seperti dilaporkan IRNA, Jumat (16/2/2018), Geng mengkritik kehadiran kapal induk AS di Laut Cina Selatan, dan menegaskan negara tersebut tidak punya hak untuk melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Cina.
"Cina menghormati kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan yang dinikmati oleh semua negara di bawah hukum internasional, namun dengan tegas menentang pihak yang mengancam atau mengganggu kedaulatan dan keamanan Cina serta negara-negara pesisir lainnya atas nama kebebasan navigasi," tegasnya.
Kemenlu Cina dalam sebuah pernyataan mengumumkan bahwa AS dengan sia-sia berusaha untuk mengesankan Cina sebagai ancaman. Perairan Laut Cina Selatan tenang, tapi AS ingin meniupkan angin dan ombak.
AS baru-baru ini mengerahkan sebuah kapal induk di sekitar salah satu pulau sengketa di Laut Cina Selatan atas nama kebebasan navigasi. Ini adalah pengerahan kedua kapal induk AS di Laut Cina Selatan sejak Presiden Donald Trump berkuasa.
Sementara itu, dua kapal perang Amerika Serikat (AS) telah dikerahkan ke Laut Hitam dengan dalih melakukan operasi keamanan. Pejabat Rusia menyebut pengerahan dua kapal jenis perusak itu sebagai tindakan provokasi.
Pada hari Sabtu, kapal USS Carney—kapal perusak Arleigh Burke-class—bergabung dengan kapal kapal perang AS lainnya, USS Ross, di perairan Laut Hitam.
“AS mencari reaksi terhadap perilaku provokatifnya, yang bisa menjadi alasan untuk tindakan yang lebih serius dari pihak Amerika dan sekutunya,” kata Wakil Kepala Komite Pertahanan Duma Negara Rusia, Yury Shvytkin, kepada Russia Today.
“Siapa yang akan mereka lindungi dan dari siapa? Amerika memperparah situasi. Sudah ada dua kapal Amerika di daerah tersebut. Tentu saja, kejadian ini hanya bisa menjadi alarm bagi kami,” ujarnya, yang dilansir Senin (19/2/2018).
Sementara itu, Angkatan Laut AS mengklaim kapal-kapal mereka beroperasi sebagai bagian dari misi kehadiran regional proaktif di laut yang tidak dibatasi oleh Rusia.
”Keputusan kami untuk memiliki dua kapal yang beroperasi secara bersamaan di Laut Hitam adalah proaktif, bukan reaktif,” kata komandan komando Angkatan Udara AS, A. Christopher W. Grady, dalam sebuah pernyataan.
”Kami beroperasi pada tempo dan waktu yang kami pilih di kawasan strategis ini. Secara alami, kapal fleksibel, kekuatan bergerak,” ujarnya.
https://international.sindonews.com/...asi-1519032005
http://parstoday.com/id/news/world-i51753
Amerika sudah punya kebanyakan stok kapal perang kayaknya. Jadi biar nggak pada nganggur, disuruh cari angin aja keliling keliling lautan. Sekalian bikin musuh pada kejang kejang.
Seperti dilaporkan IRNA, Jumat (16/2/2018), Geng mengkritik kehadiran kapal induk AS di Laut Cina Selatan, dan menegaskan negara tersebut tidak punya hak untuk melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Cina.
"Cina menghormati kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan yang dinikmati oleh semua negara di bawah hukum internasional, namun dengan tegas menentang pihak yang mengancam atau mengganggu kedaulatan dan keamanan Cina serta negara-negara pesisir lainnya atas nama kebebasan navigasi," tegasnya.
Kemenlu Cina dalam sebuah pernyataan mengumumkan bahwa AS dengan sia-sia berusaha untuk mengesankan Cina sebagai ancaman. Perairan Laut Cina Selatan tenang, tapi AS ingin meniupkan angin dan ombak.
AS baru-baru ini mengerahkan sebuah kapal induk di sekitar salah satu pulau sengketa di Laut Cina Selatan atas nama kebebasan navigasi. Ini adalah pengerahan kedua kapal induk AS di Laut Cina Selatan sejak Presiden Donald Trump berkuasa.
Sementara itu, dua kapal perang Amerika Serikat (AS) telah dikerahkan ke Laut Hitam dengan dalih melakukan operasi keamanan. Pejabat Rusia menyebut pengerahan dua kapal jenis perusak itu sebagai tindakan provokasi.
Pada hari Sabtu, kapal USS Carney—kapal perusak Arleigh Burke-class—bergabung dengan kapal kapal perang AS lainnya, USS Ross, di perairan Laut Hitam.
“AS mencari reaksi terhadap perilaku provokatifnya, yang bisa menjadi alasan untuk tindakan yang lebih serius dari pihak Amerika dan sekutunya,” kata Wakil Kepala Komite Pertahanan Duma Negara Rusia, Yury Shvytkin, kepada Russia Today.
“Siapa yang akan mereka lindungi dan dari siapa? Amerika memperparah situasi. Sudah ada dua kapal Amerika di daerah tersebut. Tentu saja, kejadian ini hanya bisa menjadi alarm bagi kami,” ujarnya, yang dilansir Senin (19/2/2018).
Sementara itu, Angkatan Laut AS mengklaim kapal-kapal mereka beroperasi sebagai bagian dari misi kehadiran regional proaktif di laut yang tidak dibatasi oleh Rusia.
”Keputusan kami untuk memiliki dua kapal yang beroperasi secara bersamaan di Laut Hitam adalah proaktif, bukan reaktif,” kata komandan komando Angkatan Udara AS, A. Christopher W. Grady, dalam sebuah pernyataan.
”Kami beroperasi pada tempo dan waktu yang kami pilih di kawasan strategis ini. Secara alami, kapal fleksibel, kekuatan bergerak,” ujarnya.
https://international.sindonews.com/...asi-1519032005
http://parstoday.com/id/news/world-i51753
Amerika sudah punya kebanyakan stok kapal perang kayaknya. Jadi biar nggak pada nganggur, disuruh cari angin aja keliling keliling lautan. Sekalian bikin musuh pada kejang kejang.




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
2.1K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan