- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
School Love Story part 1


TS
belumlupa
School Love Story part 1
*treeeettreeeeet* Terdengar bunyi bel yang menandakan jam pelajaran sekolah siap dimulai. Masa-masa SMA akan terasa begitu cepat berlalu ditambah dengan segudang kenangan.
"Selamat siang anak-anak.", sapaan dari guru bahasa yang memasuki kelas 12 ips 2 itu. Serontak sapaan itu mengheningkan suasana kelas yang sebelumnya sangat ramai. Guru bahasa sangat disegani karena kebaikannya. Pada hari itu masing-masing dari siswasiswi diwajibkan untuk membuat sebuah puisi bertema apa saja, dan nantinya yang terbaik akan diikut sertakan dalam perlombaan antar sekolah. Waktu yang diberikan untuk batas pengumpulan dari masing-masing siswa adalah 1 minggu, lalu pada hari itu mereka dibebaskan untuk mengerjakan tugas diluar kelas (luar kelas bukan luar sekolah haha).
"Claay, lo buat puisi apaan?", tanya Loli teman satu kelas Clay. "Masih seminggu ." jawab Clay dengan santai sambil berjalan menuju lapangan. " Lo mah begini mulu." senggol Loli sambil mendahului arah langkah temannya itu. Ini adalah saat yang ditunggu-tunggu para siswa, waktu pelajaran yang bisa dipakai untuk melanjutkan istirahat. Seperti biasa lapangan itu tidak pernah kosong, selalu terisi dengan kelas yang sedang mengikuti pelajaran olahraga. Clay,Loli dan beberapa temannya, berjalan ke arah lapangan sepak bola yang tidak jauh dari lapangan bola basket.
Disana mereka duduk di bawah pohon besar, di sekolah mereka terdapat dua pohon besar yang berhadapan, yang pertama disebut dengan "Pohon cinta" dan yang satunya lagi disebut dengan "Pohon gaul" . Entah darimana asal mula nama itu dibuat , yang jelas ini tempat favourite anak-anak untuk duduk baik yang single maupun taken. Yang buat ini ter-favourite juga karena tempatnya luas dan nyaman untuk menghirup udara segar.
Disana mereka seperti biasa bergosip ria dan tidak lupa membeli sedikit makanan sebagai sidedish. Clay dan yang lain terlihat sedang membicarakan adik-adik kelas yang sedang bermain sepakbola di lapangan tersebut, bukan pembicaraan penting, hanya karena mereka bosan dan sudah tidak ada kakak kelas yang dapat mereka lihat lagi setelah mereka menjadi senior 1 sekolah sekarang.Sisa 10 menit pergantian pelajaran, akhirnya merekapun memutuskan untuk berjalan kembali ke kelas.
Sesaat sedang berjalan ke arah kelas, "Claaay.....", terdengar suara yang sudah tidak asing lagi dari lantai 2 kelas . Clay langsung mengarahkan kepalanya ke atas untuk menjawab panggilan itu. "Mikeee...", jawab Clay sambil melambaikan tangannya. Mikel merupakan junior Clay yang sekarang duduk di bangku kelas 11. Rombongan Clay memutuskan untuk masuk ke dalam kelas terlebih dahulu meninggalkan Clay yang sedang menunggui Mikel turun ke arahnya. "Hp lo kemana?", tanya Mikel sambil berjalan ke arah Clay. "Ada di kelas ,harusnya, kenapa?", jawab Clay sambil mengambil permen yang ada di kantong seragam Mikel.
Clay bertemu Mikel pada saat orientasi, pada saat itu Clay sedang menemani teman osisnya mengerjai siswa siswi SMA yang baru dan Mikel adalah salah satunya.Sebelum akhirnya mereka menyelesaikan pembicaraan, Clay langsung bergegas ke dalam kelas karena pelajaran selanjutnya harus berhadapan dengan guru killer. Clay adalah anak yang cukup berprestasi, pelajaran terunggulnya adalah matematika , meskipun sebenarnya masih banyak yang lebih berprestasi darinya.
Waktupun terus bergulir hingga pukul 4 sore dan waktu yang ditunggu-tunggu untuk pulangpun tiba. Merekapun bersiap-siap untuk pulang dan berseri-seri untuk menyambut weekend. "Weekeeeend ,guys!!!!!!" teriak Loli sambil memegang tangan Clay yang sedang merapikan buku-bukunya.
Hari sabtu yang ditunggu-tunggupun datang, Loli yang masih bersiap-siap di dalam kamar Clay kaget mendengar suara klakson dari luar rumah Clay, berjalan kearah jendela kamarnya untuk memastikan keberadaan sahabatnya yang bernama Vico. " Buruaaan, pangeran lo udah di bawah tu.", ucap Clay sambil berjalan keluar kamarnya. Clay membuka gerbang rumahnya untuk mempersilahkan Vico masuk. Vico adalah sahabat SMP Clay, yang sekarang tidak satu sekolah lagi, tapi mereka masih menjaga hubugan baik. "Bentar ya, biasa lama pacar lo.", ujar Clay sambil tersenyum kecil. " Stress lo,Clay." jawab Vico sambil mematikan mesin mobilnya.
Beberapa menit setelah itu,mereka bertiga berpamitan ke orangtua Clay untuk pergi. Sepanjang perjalanan mereka masih belum tahu ke arah mobil mereka akan berhenti. "Lay, ga betah lama-lama sendiri? Seneng banget nge-reject" , tanya Vico sambil mengganti lagu dari hpnya. Clay memajukan kepalanya ketengah kursi Loli dan Vico, dengan wajah datar Clay menjawab ," Temen gue sendiri ngatain gue." Loli dan Vico hanya tersenyum kecil tanpa melihat kearah sahabatnya itu. Akhirnya Clay menyenderkan lagi tubuhnya ke arah bangku.
"Lol, jadi kita kemana? Lo tunjukin jalan dong. Poni mulu.", tanya Vico sambil menghancurkan poni Loli yang sudah tertata rapi.
"Jangan main poni dong. Tuh tuh belok kiri nyampe." jawab Loli kesal sambil merapikan lagi poninya.
Akhirnya merekapun tiba di tempat yang dituju, sebuah cafe klasik ditengah ibukota. Setiba disana, Vico menghubungi beberapa teman sekolahnya untuk ikut datang. Teman-teman Vico juga telah mengenal Clay dan Loli, maka mereka bisa bergurau bersama tanpa rasa canggung. Akhirnya mereka memutuskan untuk berpindah tempat, waktu pun tidak terasa telah menunjukkan pukul 11 malam, dan Clay adalah orang terakhir yang diantar Vico sampai ke rumah. "Thanks ,sob. Takecare.", ucap Clay sesampainya di depan rumah.
"Lay...", panggil Vico sebelum Clay membuka pintu mobilnya.
Clay pun mengarahkan kepalnya ke arah Vico dan berkata , " Apa?",
"Ehm, gpp deh. Langsung tidur lay.", jawab Vico sambil tertawa melihat raut wajah sahabatnya itu.
H-1 senin, Clay memutuskan untuk bersantai di rumah saja. Dia telah menolak ajakan Loli dan Vico untuk hangout. Dia juga ingin memberikan kesempatan untuk kedua sahabatnya itu untuk segera meresmikan hubungan mereka. Di dalam kamar, Clay duduk dimejanya sambil mengeluarkan secarik kertas untuk menyelesaikan tugas membuat puisi dari sekolahnya. Clay masih belum tahu topik apa yang akan dia gunakan untuk membuat puisi tersebut. Dari dalam pemikirannya itu Clay dikejutkan dengan suara yang terdengar dari ponselnya, satu pesan diterima, pesan itu hanya berbunyi :
"Clay...",
"Kenapa junior?" ,jawab Clay. Ya , pesan singkat itu dikirimkan oleh Mikel juniornya di sekolah.
Tidak ada balasan lagi setelah itu. Clay juga tidak terlalu menganggap penting hal itu, maka ia kembali terfokus dengan tugas bahasanya. Akhirnya hari senin pun tiba, sesampai disekolah Clay berjalan ke arah kelasnya, di dalam langkah ke arah kelas yang masih sepi, Clay berpapasan dengan Mikel. Clay melambaikan tanganya lagi ke Mikel, tapi raut wajah Mikel tidak seperti yang biasa Clay lihat, Clay segera menghampir Mikel yang sedang sendiri itu. "Kenapa lo? Sakit? Organisasi bermasalah? ", tanya Clay penasaran.
"Lebay lo dasar alay.", jawab Mikel sambil tertawa melihat Clay yang terlihat panik. Mikel pun akhirnya berjalan meninggalkan Clay, sedangkan Clay masih terpaku berdiri sambil melihat Mikel pergi dari hadapannya. Pelajaranpun akhirnya di mulai seperti biasanya, di pelajaran ke 5 kelas Clay terlihat sunyi, mereka harus menyelesaikan soal matematika dengan segera, bukan karena deadline , tetapi jika mereka menyelesaikan soal dengan cepat, mereka diperbolehkan keluar dari kelas untuk menikmati waktu sisa untuk berganti ke pelajaran berikutnya. Clay mengerjakan soal itu dengan santainya, setelah selesai ia membiarkan teman-temannya untuk melihat jawabannya.
Pandangan Clay terfokus ke arah luar kelasnya, Clay melihat Mikel yang sedang membawa gitar datang menghampirinya,
"Kosong?", tanya Mikel melalui jendela luar kelas.
"Ga , lagi senggang aja.", jawan Clay. Claypun berjalan ke arah luar kelasnya.
"Ayo ke pohon." ajak Mikel. Clay memang adalah senior Mikel, tetapi karena hubungan yang baik Clay tidak mempermasalahkan status senioritasnya. Akhirnya mereka berduapun berjalan ke arah pohon tersebut untuk menikmati angin sore yang berhembus. Cuaca saat itu juga sangat mendukung alunan gitar yang dimainkan oleh Mikel. Tiba-tiba ditengah-tengah alunan lagu yang dimainkan, Mikel terhenti dengan pandangan yang dia rasa sudah didapatkannya dari awal dia mulai memetikan senar gitarnya. Mikelpun melihat ke arah Clay, dan benar , Mikel mendapati Clay yang masih memandang ke arahnya. "Ngapain lo ngeliatin gua?", tanya Mikel terkejut.
"Kan lo orang satu-satunya disini.",jawab Clay sambil tertawa melihat Mikel yang raut wajahnya mulai berubah.
"Lo bisa liat pohon ,langit,atau semut tuh di situ.", jawan Mikel lagi.
"Apaan sih lo,Kel? Grogi banget lo gue liatin?", jawab Clay sambil menggoda Mikel. Akhirnya setelah bergurau dan memainkan beberapa lagu Mikel dan Clay berpisah untuk melanjutkan mata pelajaran terakhir.
Beberapa hari kemudian sekitar pukul 3:30 sore, terlihat lapangan dipenuhi oleh siswa yang sedang berolahraga, kebetulan di hari itu Clay dan Mikel memiliki pelajaran yang sama, yaitu olahraga. Kelas Clay menggunakan lapangan indoor sedangkan kelas Mikel menggunakan lapangan outdoor. Pada hari itu ada ujian senam perorangan, dan yang telah mendapatkan nilai diperbolehkan untuk melakukan olahraga bebas ( sebenernya waktu bebas sih, dan ini yang ditunggu-tunggu setiap anak ). Kebetulan Clay memiliki nomer absen terdepan, maka dari itu ia dapat menyelesaikan ujiannya terlebih dahulu dan menikmati waktu kosongnya. Clay tertuju lagi pada pohon untuk melihat siswa yang sedang bermain sepakbola, ya Clay memang tertarik dengan bola kaki dan Clay memang adalah salah satu pemain bola kaki putri di sekolahnya.
Sesaat melihat permainan itu, terlihat Mikel yang tidak sengaja meilhatnya dengan memberikan senyuman kecil. Dengan spontan Clay berdiri dan melambaikan tangannya seakan memberikan dukungan untuk Mikel ( meskipun sebenarnya itu hanya jadwal dari olahraga bukan sebuah tournament ). Sesaat semua telah selesai, Mike menghampiri Clay yang sedang duduk di bawah pohon sambil mengenakan earphone. " Eh lo, uda kelar? " , tanya Clay sambil melepaskan earphone sebelah kanannya.
" Tumbenan duduk disini, ga di sana tuh biar cepet dapet jodoh. ", jawab Mikel dengan tawa lebarnya sambil menunjuk ke arah pohon cinta.
" Apaan sih lo. Liat tu masih terik disana. Udah gue keling tambah keling tar disana. ", jawab Clay dengan wajah yang sedikit sebel.
Mereka diam beberapa saat dan berdiam disana sampai lapangan sepak bola itu terlihat mulai sepi dari sebelumnya.
" Clay.... " panggil Mikel. Clay hanya mengangkat alis kirinya sambil mengarahkan tubuhnya ke arah Mikel.
" Besok kan tanggal merah, pergi nonton mau ga ? ", tanya Mikel santai.
Clay menatapnya sambi tertawa kecil dan berkata , " Oncom, jomblo banget lo sampe ngajakin senior nonton? Lagian mahal kali nonton di tanggal merah. "
" Sejak kapan lo senioritasin gua? Parah lo sekarang Clay. ", jawab Mikel lagi sambil menendang pasir ke arah Clay. Clay pun langsung berdiri untuk membalas kejailan juniornya itu. Lagi-lagi perbincangan mereka terhenti karena waktu yang tersisa sedikit untuk mengganti pakaian mereka.
Di kelas Loli bertanya kepada Clay, " Lo rasa ada yang beda ga sih sama Mike? ". Clay hanya menggelengkan kepalanya sambil mengambil pulpen yang ada di kakinya.
" Clay liat gue. ", ucap Loli lagi. Claypun menatap dengan mata temannya dengan wajah datarnya. Loli memundurkan wajahnya dari tatapan Clay dan berkata , " Gue serius Clayalayalay. "
" Apaan sih Loliiiii, apa yang beda? Begitu-begitu aja dia. Jomblo, jelek, bau, pecicilan ga cool sama sekali, pokoknya gitu deh. ", jawab Clay sambil tertawa.
" Lo tau kan ,doi anak organisasi, olahraga jago, main musik iya, pria idaman junior, tapi deketin lo terus dan doi pertahanin status jomblnya. " jawab Loli penasaran sambil menarik lengan baju Clay.
Clay mengarahkan kepalanya ke arah Loli dan berkata ," Maksud lo gimana deh, Lol, ? "
" Ah, susah deh ngomong sama orang yang ga pekaan. " jawab Loli seakan menghentikan pembicaraan mereka.
Akhirnya pelajaranpun berakhir, diperjalanan ke arah mobil, Clay melihat Mikel yang sedang bercanda dengan rombongannya. Mikel yang sedang asik berguraupun melihat ke arah Clay dan segera menghampirinya. " Mau pulang ? ", tanya Mikel.
" Menurut lo gimana, Mike? ", tanya Clay balik. Seorang Mikel yang memang bukan tipe cowok cool itu berkata lagi , " Jadi mau ga? ",
Clay menatapnya dengan bingung, sebelum Clay menjawab Mikel berkata lagi , " Nonton sama gua besok. " Teman-teman Mikel yang melihat mereka berduapun bersorak-sorai mengganggu pemandangan yang sedang mereka lihat, Mikelpun melihat ke arah temannya dengan raut wajah seakan meminta agar temannya tidak terus-terusan menggodanya.
" Kabarin gue lagi aja, macet nih, pergi sana jauh-jauh. ", jawab Clay sambil tertawa melihat reaksi Mikel yang terlihat kaget dengan jawabannya. Sesampainya di rumah setelah Clay merapikan dirinya, ia duduk lagi di meja kamarnya untuk mengerjakan tugas puisi. Tiba-tiba saja Clay teringat dengan ucapan Loli yang seakan membuatnya berfikir yang tidak-tidak tentang Mikel. Ya Clay berfikir apakah Mikel menyimpan perasaan terhadapnya. Clay terbuyarkan kembali dengan satu panggilan dari ponselnya, terlihat dari layar ponselnya bahwa Mikel yang menghubunginya, tanpa berfikir panjang Clay mengangkatnya ," Clay halo Clay..", suara Mikel terdengar dari ponsel Clay.
" Yes, Mike. " jawab Clay.
" Lagi apa lo? ", tanya Mikel , " Ga ngapa-ngapain gue. ", jawab Clay.
" Eh, senior maafin temen-temen gua tadi. ", ujar Mikel . " Apaan sih , biasa aja kali, jangan sok lebay gitu deh. Eh tapi memang lo lebay sih orangnya hahaha. ", jawab Clay.
" Untung lo senior, ", jawab Mikel lagi. " Lo yang bilang ya, jangan salahin kalau gue senioritasin lo hahaha.", Ujar Clay. " Eh, Mike. char aja, mau nge-charge nih gue. ", ujar Clay lagi. Akhirnya mereka melanjutkan melalui via chat. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi tetapi tidak menonton karena kebetulan tidak ada film yang bagus juga saat itu.
( To be Continued)
"Selamat siang anak-anak.", sapaan dari guru bahasa yang memasuki kelas 12 ips 2 itu. Serontak sapaan itu mengheningkan suasana kelas yang sebelumnya sangat ramai. Guru bahasa sangat disegani karena kebaikannya. Pada hari itu masing-masing dari siswasiswi diwajibkan untuk membuat sebuah puisi bertema apa saja, dan nantinya yang terbaik akan diikut sertakan dalam perlombaan antar sekolah. Waktu yang diberikan untuk batas pengumpulan dari masing-masing siswa adalah 1 minggu, lalu pada hari itu mereka dibebaskan untuk mengerjakan tugas diluar kelas (luar kelas bukan luar sekolah haha).
"Claay, lo buat puisi apaan?", tanya Loli teman satu kelas Clay. "Masih seminggu ." jawab Clay dengan santai sambil berjalan menuju lapangan. " Lo mah begini mulu." senggol Loli sambil mendahului arah langkah temannya itu. Ini adalah saat yang ditunggu-tunggu para siswa, waktu pelajaran yang bisa dipakai untuk melanjutkan istirahat. Seperti biasa lapangan itu tidak pernah kosong, selalu terisi dengan kelas yang sedang mengikuti pelajaran olahraga. Clay,Loli dan beberapa temannya, berjalan ke arah lapangan sepak bola yang tidak jauh dari lapangan bola basket.
Disana mereka duduk di bawah pohon besar, di sekolah mereka terdapat dua pohon besar yang berhadapan, yang pertama disebut dengan "Pohon cinta" dan yang satunya lagi disebut dengan "Pohon gaul" . Entah darimana asal mula nama itu dibuat , yang jelas ini tempat favourite anak-anak untuk duduk baik yang single maupun taken. Yang buat ini ter-favourite juga karena tempatnya luas dan nyaman untuk menghirup udara segar.
Disana mereka seperti biasa bergosip ria dan tidak lupa membeli sedikit makanan sebagai sidedish. Clay dan yang lain terlihat sedang membicarakan adik-adik kelas yang sedang bermain sepakbola di lapangan tersebut, bukan pembicaraan penting, hanya karena mereka bosan dan sudah tidak ada kakak kelas yang dapat mereka lihat lagi setelah mereka menjadi senior 1 sekolah sekarang.Sisa 10 menit pergantian pelajaran, akhirnya merekapun memutuskan untuk berjalan kembali ke kelas.
Sesaat sedang berjalan ke arah kelas, "Claaay.....", terdengar suara yang sudah tidak asing lagi dari lantai 2 kelas . Clay langsung mengarahkan kepalanya ke atas untuk menjawab panggilan itu. "Mikeee...", jawab Clay sambil melambaikan tangannya. Mikel merupakan junior Clay yang sekarang duduk di bangku kelas 11. Rombongan Clay memutuskan untuk masuk ke dalam kelas terlebih dahulu meninggalkan Clay yang sedang menunggui Mikel turun ke arahnya. "Hp lo kemana?", tanya Mikel sambil berjalan ke arah Clay. "Ada di kelas ,harusnya, kenapa?", jawab Clay sambil mengambil permen yang ada di kantong seragam Mikel.
Clay bertemu Mikel pada saat orientasi, pada saat itu Clay sedang menemani teman osisnya mengerjai siswa siswi SMA yang baru dan Mikel adalah salah satunya.Sebelum akhirnya mereka menyelesaikan pembicaraan, Clay langsung bergegas ke dalam kelas karena pelajaran selanjutnya harus berhadapan dengan guru killer. Clay adalah anak yang cukup berprestasi, pelajaran terunggulnya adalah matematika , meskipun sebenarnya masih banyak yang lebih berprestasi darinya.
Waktupun terus bergulir hingga pukul 4 sore dan waktu yang ditunggu-tunggu untuk pulangpun tiba. Merekapun bersiap-siap untuk pulang dan berseri-seri untuk menyambut weekend. "Weekeeeend ,guys!!!!!!" teriak Loli sambil memegang tangan Clay yang sedang merapikan buku-bukunya.
Hari sabtu yang ditunggu-tunggupun datang, Loli yang masih bersiap-siap di dalam kamar Clay kaget mendengar suara klakson dari luar rumah Clay, berjalan kearah jendela kamarnya untuk memastikan keberadaan sahabatnya yang bernama Vico. " Buruaaan, pangeran lo udah di bawah tu.", ucap Clay sambil berjalan keluar kamarnya. Clay membuka gerbang rumahnya untuk mempersilahkan Vico masuk. Vico adalah sahabat SMP Clay, yang sekarang tidak satu sekolah lagi, tapi mereka masih menjaga hubugan baik. "Bentar ya, biasa lama pacar lo.", ujar Clay sambil tersenyum kecil. " Stress lo,Clay." jawab Vico sambil mematikan mesin mobilnya.
Beberapa menit setelah itu,mereka bertiga berpamitan ke orangtua Clay untuk pergi. Sepanjang perjalanan mereka masih belum tahu ke arah mobil mereka akan berhenti. "Lay, ga betah lama-lama sendiri? Seneng banget nge-reject" , tanya Vico sambil mengganti lagu dari hpnya. Clay memajukan kepalanya ketengah kursi Loli dan Vico, dengan wajah datar Clay menjawab ," Temen gue sendiri ngatain gue." Loli dan Vico hanya tersenyum kecil tanpa melihat kearah sahabatnya itu. Akhirnya Clay menyenderkan lagi tubuhnya ke arah bangku.
"Lol, jadi kita kemana? Lo tunjukin jalan dong. Poni mulu.", tanya Vico sambil menghancurkan poni Loli yang sudah tertata rapi.
"Jangan main poni dong. Tuh tuh belok kiri nyampe." jawab Loli kesal sambil merapikan lagi poninya.
Akhirnya merekapun tiba di tempat yang dituju, sebuah cafe klasik ditengah ibukota. Setiba disana, Vico menghubungi beberapa teman sekolahnya untuk ikut datang. Teman-teman Vico juga telah mengenal Clay dan Loli, maka mereka bisa bergurau bersama tanpa rasa canggung. Akhirnya mereka memutuskan untuk berpindah tempat, waktu pun tidak terasa telah menunjukkan pukul 11 malam, dan Clay adalah orang terakhir yang diantar Vico sampai ke rumah. "Thanks ,sob. Takecare.", ucap Clay sesampainya di depan rumah.
"Lay...", panggil Vico sebelum Clay membuka pintu mobilnya.
Clay pun mengarahkan kepalnya ke arah Vico dan berkata , " Apa?",
"Ehm, gpp deh. Langsung tidur lay.", jawab Vico sambil tertawa melihat raut wajah sahabatnya itu.
H-1 senin, Clay memutuskan untuk bersantai di rumah saja. Dia telah menolak ajakan Loli dan Vico untuk hangout. Dia juga ingin memberikan kesempatan untuk kedua sahabatnya itu untuk segera meresmikan hubungan mereka. Di dalam kamar, Clay duduk dimejanya sambil mengeluarkan secarik kertas untuk menyelesaikan tugas membuat puisi dari sekolahnya. Clay masih belum tahu topik apa yang akan dia gunakan untuk membuat puisi tersebut. Dari dalam pemikirannya itu Clay dikejutkan dengan suara yang terdengar dari ponselnya, satu pesan diterima, pesan itu hanya berbunyi :
"Clay...",
"Kenapa junior?" ,jawab Clay. Ya , pesan singkat itu dikirimkan oleh Mikel juniornya di sekolah.
Tidak ada balasan lagi setelah itu. Clay juga tidak terlalu menganggap penting hal itu, maka ia kembali terfokus dengan tugas bahasanya. Akhirnya hari senin pun tiba, sesampai disekolah Clay berjalan ke arah kelasnya, di dalam langkah ke arah kelas yang masih sepi, Clay berpapasan dengan Mikel. Clay melambaikan tanganya lagi ke Mikel, tapi raut wajah Mikel tidak seperti yang biasa Clay lihat, Clay segera menghampir Mikel yang sedang sendiri itu. "Kenapa lo? Sakit? Organisasi bermasalah? ", tanya Clay penasaran.
"Lebay lo dasar alay.", jawab Mikel sambil tertawa melihat Clay yang terlihat panik. Mikel pun akhirnya berjalan meninggalkan Clay, sedangkan Clay masih terpaku berdiri sambil melihat Mikel pergi dari hadapannya. Pelajaranpun akhirnya di mulai seperti biasanya, di pelajaran ke 5 kelas Clay terlihat sunyi, mereka harus menyelesaikan soal matematika dengan segera, bukan karena deadline , tetapi jika mereka menyelesaikan soal dengan cepat, mereka diperbolehkan keluar dari kelas untuk menikmati waktu sisa untuk berganti ke pelajaran berikutnya. Clay mengerjakan soal itu dengan santainya, setelah selesai ia membiarkan teman-temannya untuk melihat jawabannya.
Pandangan Clay terfokus ke arah luar kelasnya, Clay melihat Mikel yang sedang membawa gitar datang menghampirinya,
"Kosong?", tanya Mikel melalui jendela luar kelas.
"Ga , lagi senggang aja.", jawan Clay. Claypun berjalan ke arah luar kelasnya.
"Ayo ke pohon." ajak Mikel. Clay memang adalah senior Mikel, tetapi karena hubungan yang baik Clay tidak mempermasalahkan status senioritasnya. Akhirnya mereka berduapun berjalan ke arah pohon tersebut untuk menikmati angin sore yang berhembus. Cuaca saat itu juga sangat mendukung alunan gitar yang dimainkan oleh Mikel. Tiba-tiba ditengah-tengah alunan lagu yang dimainkan, Mikel terhenti dengan pandangan yang dia rasa sudah didapatkannya dari awal dia mulai memetikan senar gitarnya. Mikelpun melihat ke arah Clay, dan benar , Mikel mendapati Clay yang masih memandang ke arahnya. "Ngapain lo ngeliatin gua?", tanya Mikel terkejut.
"Kan lo orang satu-satunya disini.",jawab Clay sambil tertawa melihat Mikel yang raut wajahnya mulai berubah.
"Lo bisa liat pohon ,langit,atau semut tuh di situ.", jawan Mikel lagi.
"Apaan sih lo,Kel? Grogi banget lo gue liatin?", jawab Clay sambil menggoda Mikel. Akhirnya setelah bergurau dan memainkan beberapa lagu Mikel dan Clay berpisah untuk melanjutkan mata pelajaran terakhir.
Beberapa hari kemudian sekitar pukul 3:30 sore, terlihat lapangan dipenuhi oleh siswa yang sedang berolahraga, kebetulan di hari itu Clay dan Mikel memiliki pelajaran yang sama, yaitu olahraga. Kelas Clay menggunakan lapangan indoor sedangkan kelas Mikel menggunakan lapangan outdoor. Pada hari itu ada ujian senam perorangan, dan yang telah mendapatkan nilai diperbolehkan untuk melakukan olahraga bebas ( sebenernya waktu bebas sih, dan ini yang ditunggu-tunggu setiap anak ). Kebetulan Clay memiliki nomer absen terdepan, maka dari itu ia dapat menyelesaikan ujiannya terlebih dahulu dan menikmati waktu kosongnya. Clay tertuju lagi pada pohon untuk melihat siswa yang sedang bermain sepakbola, ya Clay memang tertarik dengan bola kaki dan Clay memang adalah salah satu pemain bola kaki putri di sekolahnya.
Sesaat melihat permainan itu, terlihat Mikel yang tidak sengaja meilhatnya dengan memberikan senyuman kecil. Dengan spontan Clay berdiri dan melambaikan tangannya seakan memberikan dukungan untuk Mikel ( meskipun sebenarnya itu hanya jadwal dari olahraga bukan sebuah tournament ). Sesaat semua telah selesai, Mike menghampiri Clay yang sedang duduk di bawah pohon sambil mengenakan earphone. " Eh lo, uda kelar? " , tanya Clay sambil melepaskan earphone sebelah kanannya.
" Tumbenan duduk disini, ga di sana tuh biar cepet dapet jodoh. ", jawab Mikel dengan tawa lebarnya sambil menunjuk ke arah pohon cinta.
" Apaan sih lo. Liat tu masih terik disana. Udah gue keling tambah keling tar disana. ", jawab Clay dengan wajah yang sedikit sebel.
Mereka diam beberapa saat dan berdiam disana sampai lapangan sepak bola itu terlihat mulai sepi dari sebelumnya.
" Clay.... " panggil Mikel. Clay hanya mengangkat alis kirinya sambil mengarahkan tubuhnya ke arah Mikel.
" Besok kan tanggal merah, pergi nonton mau ga ? ", tanya Mikel santai.
Clay menatapnya sambi tertawa kecil dan berkata , " Oncom, jomblo banget lo sampe ngajakin senior nonton? Lagian mahal kali nonton di tanggal merah. "
" Sejak kapan lo senioritasin gua? Parah lo sekarang Clay. ", jawab Mikel lagi sambil menendang pasir ke arah Clay. Clay pun langsung berdiri untuk membalas kejailan juniornya itu. Lagi-lagi perbincangan mereka terhenti karena waktu yang tersisa sedikit untuk mengganti pakaian mereka.
Di kelas Loli bertanya kepada Clay, " Lo rasa ada yang beda ga sih sama Mike? ". Clay hanya menggelengkan kepalanya sambil mengambil pulpen yang ada di kakinya.
" Clay liat gue. ", ucap Loli lagi. Claypun menatap dengan mata temannya dengan wajah datarnya. Loli memundurkan wajahnya dari tatapan Clay dan berkata , " Gue serius Clayalayalay. "
" Apaan sih Loliiiii, apa yang beda? Begitu-begitu aja dia. Jomblo, jelek, bau, pecicilan ga cool sama sekali, pokoknya gitu deh. ", jawab Clay sambil tertawa.
" Lo tau kan ,doi anak organisasi, olahraga jago, main musik iya, pria idaman junior, tapi deketin lo terus dan doi pertahanin status jomblnya. " jawab Loli penasaran sambil menarik lengan baju Clay.
Clay mengarahkan kepalanya ke arah Loli dan berkata ," Maksud lo gimana deh, Lol, ? "
" Ah, susah deh ngomong sama orang yang ga pekaan. " jawab Loli seakan menghentikan pembicaraan mereka.
Akhirnya pelajaranpun berakhir, diperjalanan ke arah mobil, Clay melihat Mikel yang sedang bercanda dengan rombongannya. Mikel yang sedang asik berguraupun melihat ke arah Clay dan segera menghampirinya. " Mau pulang ? ", tanya Mikel.
" Menurut lo gimana, Mike? ", tanya Clay balik. Seorang Mikel yang memang bukan tipe cowok cool itu berkata lagi , " Jadi mau ga? ",
Clay menatapnya dengan bingung, sebelum Clay menjawab Mikel berkata lagi , " Nonton sama gua besok. " Teman-teman Mikel yang melihat mereka berduapun bersorak-sorai mengganggu pemandangan yang sedang mereka lihat, Mikelpun melihat ke arah temannya dengan raut wajah seakan meminta agar temannya tidak terus-terusan menggodanya.
" Kabarin gue lagi aja, macet nih, pergi sana jauh-jauh. ", jawab Clay sambil tertawa melihat reaksi Mikel yang terlihat kaget dengan jawabannya. Sesampainya di rumah setelah Clay merapikan dirinya, ia duduk lagi di meja kamarnya untuk mengerjakan tugas puisi. Tiba-tiba saja Clay teringat dengan ucapan Loli yang seakan membuatnya berfikir yang tidak-tidak tentang Mikel. Ya Clay berfikir apakah Mikel menyimpan perasaan terhadapnya. Clay terbuyarkan kembali dengan satu panggilan dari ponselnya, terlihat dari layar ponselnya bahwa Mikel yang menghubunginya, tanpa berfikir panjang Clay mengangkatnya ," Clay halo Clay..", suara Mikel terdengar dari ponsel Clay.
" Yes, Mike. " jawab Clay.
" Lagi apa lo? ", tanya Mikel , " Ga ngapa-ngapain gue. ", jawab Clay.
" Eh, senior maafin temen-temen gua tadi. ", ujar Mikel . " Apaan sih , biasa aja kali, jangan sok lebay gitu deh. Eh tapi memang lo lebay sih orangnya hahaha. ", jawab Clay.
" Untung lo senior, ", jawab Mikel lagi. " Lo yang bilang ya, jangan salahin kalau gue senioritasin lo hahaha.", Ujar Clay. " Eh, Mike. char aja, mau nge-charge nih gue. ", ujar Clay lagi. Akhirnya mereka melanjutkan melalui via chat. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi tetapi tidak menonton karena kebetulan tidak ada film yang bagus juga saat itu.
( To be Continued)


anasabila memberi reputasi
1
817
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan