gadisgeminiAvatar border
TS
gadisgemini
LIKA-LIKU CINTAKU 18++
Ini pertama kalinya aku nulis, dan tulisanku ini nyeritain tentang lika-liku percintaanku dengan seseorang yang bikin aku ngrasain sakit dan cinta bersamaan.
Tulisan ini didedikasikan buat kita berdua (Aulia dan Putra, bukan nama sebenarnya) untuk memperingati hari jadi kita yg ke- 8 tahun, ehm.

RULES

Berhubung ini pertama kalinya aku nulis (red: bikin cerita) kalo cuma nulis tentunya dari TK aku udah bisa nulis yah gaes, aku minta nih yah :
Kasih kritik dan saran yang membangun demi kelancaran dan kesuksesan aku dalam menulis, eaaa
Jangan kasih komentar yg menimbulkan perdebatan
Like, komen, dan subscribe! (Set dah kayak cenel yutub aje)

Oke langsung aja gelar tiker dan bawa cemilan.
Oya buat yang belum 18++ lewatin aja trit ini. Because ada tulisan tidak senonok nanti. Kalo tetep dibuka aku gak tanggung jawab yaa

Quote:


emoticon-Bettyemoticon-Big Kiss

PART INDEX


PROLOG
PART 1 KENALAN
PART 2 CINTA LAMA BELUM KELAR
PART 3 MY FIRST KISS
PART 4 MASUKNYA PELAKOR
PART 5 NGEDATE PERDANA
PART 6 PERIH

PROLOG


Hai, namaku Aulia. Aku berasal dari kabupaten kecil di Jawa Tengah. Aku murid kelas 8 disalah satu SMP yang tidak terlalu bagus di kabupaten kami. Tapi aku senang, karena disini aku menemukan dia. Dia adalah Putra, murid kelas 9. Dia tinggi, kurus, giginya gingsul, suka memakai celana dibawah pinggang yang panjang dibawah lutut. Itu menjadikan dia sebagai bulan-bulanannya guru BK. Mulai dari sering telat, sepatu dan kaos kaki yang tidak sesuai aturan, sampai ketahuan merokok. Bisa dibilang dia sangat berpengalaman kalau soal hukuman. Semua hukuman sudah pernah dia coba, seperti lari keliling lapangan, push up, squat jump, dan yang paling gila ngabisin rokok satu bungkus dalam waktu 10 menit. Luar biasa kan?
Sedangkan aku, murid biasa-biasa saja tidak terlalu populer, tidak terlalu pintar tapi cukup banyak yang minat emoticon-Big GrinAku tidak senakal Putra, kenakalan yang pernah aku buat adalah tidak mengerjakan PR (itu juga banyak temannya) dan remidi waktu ulangan PKN (yang tidak remidi cuma 3 anak) yang menyebabkan aku dihukum lari keliling lapangan.

Oke segitu dulu ya gaes perkenalannya, lanjut lagi ke part-part selanjutnya. Oya aku belum ini trit bakalan nyampe berapa part. Soalnya ini kejadian dari aku SMP sampe sekarang dan aku jg belun tau gimana akhirnya kisahku dengan Putra. Doakan saja semoga aku dan Putra segera menjadi pasangan halal emoticon-Peluk

PART 1 KENALAN

Q : Dulu siapa yang pertama naksir?
A : Aku
Q : Siapa yang ngajak kenalan duluan?
A : Aku
Q : Gimana cara kenalannya?
A : Ini yang mau diceritain.

Pagi itu aku melihat dia sedang jalan ke arah kantin tentu saja bersama antek-anteknya. Mereka satu geng bisa dibilang cowok-cowok keren yang ada di sekolah kami. Keren karena tampangnya yang lumayan, juga karena terkenal satu sekolah, bukan, bukan karena mereka anggota OSIS atau karena anak guru, atau karena langganan ikut olimpiade sains, haha. Ya, tentu saja karena kenakalannya, hampir tiap minggu ada saja ulah yang mereka lakukan. Tapi itu tidak membuat aku membenci Putra, justru aku semakin suka.

Aku meminta bantuan pada teman sekelasku, namanya Yoga dia tetangga Putra. Bisa dibilang Yoga ini adalah tim sukses untuk hubungan aku dengan Putra. Tanpa dia, aku tidak bisa dapat nomor hpnya. Pasti kalian berpikir Yoga yang memberi nomor hp Putra kan? Tidak. Tadinya iya. Aku minta ke Yoga tapi dia tidak kasih. Katanya aku disiruh minta sendiri saja. Dan yang masih aku geran sampai sekarang. Kok bisa yah? Siang itu aku nyamperin Putra yang sedang asik joget dikerumunan teman-temannya yang lain (waktu itu sedang class meeting dan ada lomba karaoke, pesertanya waktu itu dari kelas 9D, cewek, semok, nyanyi lagu sir gobang gosir hehe)
Aku : Mas Putra, boleh minta nomor hpnya gak?
Putra : Jangan sekarang ya, aku gak hapal nomor hpku
Aku : Ya udah gak papa, aku tunggu ya.
(Gila gak tuh hehe)

Kecewa itu pasti, karena aku sudah menurunkan gengsiku untuk meminta nomor hpnya tapi tidak dapat.
Tapi kecewa itu tidak bertahan lama dong. Siangnya pulang sekolah, sekitar jam 2 siang waktu setempat dia datang kerumahku bareng si Yoga tadi. Dia memberiku selembar kertas kecil yang bertuliskan nomor hpnya dengan tulisan seperti ceker ayam namun masih bisa ku baca.
Putra : Nanti sms aku yah (sambil ngasih kertas itu)
Aku : Oke mas
Putra : Oya nanyi ke pasar malam yuk, kita ketemu disana ya
Aku hanya mengangguk tanda setuju.

Malam harinya aku pergi ke pasar malam yang dia maksud, jalan kaki, pakai celana jeans, kaos, dan jaket mickey mouse berdua sama temanku Lyli, dia juga orang yang berjasa selain Yoga, sekarang dia sudah menikah. Kalau Yoga dia masih gonta-ganti cewek dan sudah berani membawa cewek itu menginap dirumahnya.
Aku bertemu dengan Putra dan mengobrol sambil berdiri di pinggiran permainan ombak banyu (gak tau bhs indonesianya). Dia menggunakan celana jeans, kalau tidak salah kaosnya hitam, dan jaket kotak-kotak (dulu jaket itu berjaya pada masanya).
Apa yang diobrolin kita skip aja. Karena cuma obrolan biasa bukan soal bagaimana agar indonesia terbebas dari narkoba, bukan.

Sekitar pukul 10 malam, bisa kurang atau lebih kami sudah pulang kerumah masing-masing, belum berani menginap berdua waktu itu hehe. Dia sms.
Putra : udah tidur belum li?
Aku : belum mas, kenapa?
Putra : kamu mau gak jadi pacarku? (Aslinya lebih panjang tapi lupa, intinya dia nembak)
Aku : aku belum bisa jawab sekarang mas.

Aku bisa saja langsung bilang iya. Tapi aku ingin liat kesabaran dia nunggu jawaban dari aku.
Hari minggu pagi, hari yang dijanjikan olehku untuk memberinya jawaban.
Kita bertemu di stasiun dekat tempat tinggal kami. Stasiun itu memang ramai setiap minggu pagi, banyak orang jalan-jalan atau pacaran, yang mesum juga ada. Kami duduk di pinggiran rel, aku bersama Lyli dan dia bersama Paijo. Langsung saja kujawab, "aku mau mas jadi pacar kamu" (gak pake acara pelukan atau cium kening atau cium tangan ya). Selang beberapa menit, lampu di rel itu berubah hijau yang berarti akan ada kereta lewat. Entah kereta dari mana dan mau kemana, yang jelas kereta itu beserta isinya, stasiun itu, Paijo, Lyli, orang-orang disitu, kalian semua menjadi saksi hari jadi aku dengan Putra sehari sebelum hari kemerdekaan Indonesia.

Pasti kalian tau kan sesuatu yang instan itu tidak baik, contohnya mie instan.
Iya, hubungan kami cuma bertahan 8 hari. Dia memutuskanku tanpa alasan yang jelas.

PART 2 CINTA LAMA BELUM KELAR

Setalah pacaran cuma 8 hari, kira-kira 6 bulan kemudian aku dan dia CLBK. Selama 6 bulan putus itu hubungan kami baik-baik saja, masih sering sms-an. Padahal dia sudah berpacaran dengan cewek lain, begitupun dengan aku. Dan yang paling aku ingat, setiap dia sms pasti sapaan pertamanya adalah, "selamat pagi/siang/sore/malam mantanku emoticon-Smilie" (gila tu anak, sa ae bikin baper). Sesekali kita juga pernah ketemuan yang tidak disengaja. Gimana tuh? Iya, soalnya si Paijo sama si Lyli mereka jadian. Jadi kalo mereka berdua ketemuan aku ikut buat nemenin Lyli, dan Putra nemenin Paijo. Jadilah aku dan Putra ketemu. Canggung sih. Ketemu sama pacar orang yang posisinya dia mantanku. Kalo ketahuan ceweknya bisa dilabrak aku.

Jadi, setelah 6 bulan itu kita balikan di bulan februari. Bisa dibilang proses balikan itu juga ada campur tangan dari Paijo dan Lyli (makasih kalian, semoga kalian bahagia dengan pernikahan kalian masing2).

Pada waktu kita balikan itu kira-kira 2 hari kemudian aku ikut study tour ke Jakarta sekitar 3 hari. Disana aku pergi ke monas, dufan, lainnya lupa. Namanya juga baru balikan kan pasti aku harus ngasih oleh-oleh dong yah buat Putra. Aku belikan dia kalung couple yang bentuknya lambang jenis kelamin (apa sih istilahnya? Itu loh yang bulet ada anak panah sama tanda plusnya), satu untukku warna pink, dan satu untuknya warna hitam.

Oke, setelah 3 hari aku pulang dari Jakarta. Aku berniat akan memberikan kalung itu pada Putra nanti hari minggu ditempat kenangan kita. Stasiun haha.
Aku : Mas, nanti hari minggu kita ketemuan di stasiun biasa ya
Putra : biasanya juga kan kita ketemu
Aku : tapi ini beda, aku mau ngasih sesuatu
Putra : oke, aku juga mau minta sesuatu hehe

Kira-kira dia mau minta apa yah???? Hmmm

PART 3 MY FIRST KISS

Hari minggu itu, tanggal 14 Maret kalau tidak salah kita bertemu di tempat biasa (stasiun), kita duduk-duduk di pinggiran rel. Seperti biasa, aku bersama Lyli dan dia bersama Paijo.

Aku : aku mau kasih sesuatu buat kamu mas
Putra : Yaudah, disana aja yuk sekalian aku juga mau ngomong

Setelah basa-basi bususk, kami berdua jalan melewati rel kereta itu mencari tempat yang agak sepi, waktu masih sekitar pukul setengah 6 pagi belum banyak orang jalan-jalan, paling cuma ibu-ibu yang mau ke pasar itupun jarang, kebanyakan lewat jalan aspal bukan nerobos lewat rel kereta. Setelah menemukan tempat yang aman da nyaman, pinggirannya itu bukan jalan aspal, seperti kebun milik warga yang jauh dari rumah pemiliknya. Kebun itu ditanami pohon singkong yang sudah tinggi dan daunnya lebat, mungkin sebentar lagi akan panen, entahlah ku tak tau.

Langsung aja nih.
Aku : ini mas aku ada oleh-oleh buat kamu, tapi cuma ini aja (aku kasih kalung itu)
Putra : makasih yah aku suka jadi ngrepotin
Aku : gak ngrepotin kok, oya katanya mau ngomong, soal apa?
Putra : Kamu merem dulu, aku juga punya sesuatu buat kamu
Aku : emang harus merem yah?
Putra : iya dong, kan kejutan, cepetan merem (merem itu tutup mata ya)
Aku : *tutup mata

Cuuupp emoticon-kisssing

Dia cium bibir aku, kaget banget, asli. Berhubung aku belum jago mengingat baru pertama kali, jadi waktu itu aku cuma diam saja sambil menahan dag-dig-dug di jantungku. Dia yang lebih aktif haha, dari bibir perlahan turun ke leher yang membuatku merinding disco. Mengapa waktu itu aku tidak menghindar saja? Bagaimana mau menghindar kalau dia mendekapku erat seakan tak memperbolehkanku menghindar. ya sudah aku pasrah saja, asal dia senang akupun senang.

Setelah kami selesai dengan urursan tadi, kami kembali ketempat semula menemui Paijo da Lyli. Canggung banget setelah kejadian itu, tapi sepertinya Putra menyukainya, cowok didunia ini juga pasti menyukai hal semacam itu. Aku bingung dengan yang aku rasakan, antara takut dan senang. Takut ada orang yang melihat dan senang karena ternyata rasanya kane.

Sekitar pukul 8 pagi, sudah mulai panas akhirnya kami semua pulang. Sesampainya dirumah Putra sms aku.
Putra : makasih ya buat yang tadi emoticon-kiss
Aku : iya sama-sama
Putra : kalo ketemu aku jangan panggil mas dong, nanti kita dikira kakak-adik
Aku : terus panggil apa dong? kan emang kamu kakak kelas aku
Putra : panggil sayang lah kan kamu udah jadi pacar aku
Aku : iya deh nanti aku coba biasain ya sayang

Dia protes dipanggil mas, mintanya dipanggil sayang hihi. Aneh ya rasanya lidahku kaku manggil dia sayang. Tapi sampe sekarang aku sudah terbiasa dengan panggilan sayang itu.

Oya, aku panggil dia "mas" itu karena dia kakak kelas aku yang umurnya diatas aku jadi aku memanggilnya mas putra, jadi bukan seperti istri yang memanggil suaminya dengan sebutan "mas" yaa. Takutnya kalian jijik gitu bacanya.

PART 4 MASUKNYA PELAKOR

Kalo jaman dulu udah ada istilah pelakor, mungkin aku akan menyematkan sebutan itu pada dia yang mencoba mengusik hubunganku dengan Putra, dia bernama Eca. Siswi disalah satu SMK yang berbeda dengan aku dan Putra (disini ceritanya kami sudah lulus SMP). Aku sendiri belum pernah bertemu dengan Eca itu. Jadi aku tidak bisa melabrak dan melempari dia uang seperti yang sedang ramai disosmed, "Nyoh duit nyoh!" (sebenarnya aku juga tak punya uang sebanyak itu). Begitupun dengan Putra, dia juga mengaku belum pernah bertemu dengannya, hanya komunikasi lewat sms saja. Dan aku juga cuma cekcok dengan Eca itu lewat sms. Kalo di video yang sedang ramai itu, si Pelakor hanya duduk, diam, nunduk tapi Eca ini luar biasa. Boro-boro dia merasa bersalah, dia malah melontarkan kata-kata kasar ke aku. Tentu kalian semua tau perempuan kalo sedang ngamuk ke perempuan lain semua kata-kata kasar dan semua yang ada di kebun binatang pasti diabsen satu-satu. Tidak, aku tidak sakit hati dengan kata-kata kasar itu tapi yang membuatku masih terbayang sampe sekarang adalah
(percakapan via sms)
Eca : Eh lu butuh duit berapa sih? Sampe macarin Putra trs gak mau mutusin Putra. Gue bayar nih tapi lu tinggalin Putra
(Dikira aku ini p*****r apa yah)
Aku : Kalo aku macarin Putra karena duitnya aja, aku bisa cari yg lebih dari dia. Silahkan kamu goda dia sepuasmu, dia gak akan berpaling.
Eca : Pasti lah dia mau sama gue, orang gue cantik, modis, model lagi.
Aku : Kalo cantik, modis, model harusnya gampang dong nyari cowok lain yg lebih dari dia, bukan gangguin cowok orang.

Pokoknya aslinya itu percakapan panjang banget, gak sesingkat yang ada diatas dan gak cuma sampe disitu aja. Eca itu tidak cuma mendekati Putra, tapi dia juga mendekati teman-teman Putra, sok akrab gitu deh entahlah dia dapat kontak teman-teman Putra itu dari mana. Aku bangga pada Putra, dia tidak menanggapi sms dari Eca itu, mungkin karena sudah ketahuan aku kali yah. Atau mungkin memang dia ingin menjaga perasaanku.
Sampe sekarang aku tidak tau, Eca itu nyata atau tidak, maksudnya bukan soal manusia atau setan. Tapi orang bernama Eca yang ku maksud itu benar-benar ada atau hanya orang iseng yang mengaku sebagai Eca lalu mengerjaiku dan Putra seperti itu. Bodo amat aku gak peduli. Yang penting sekarang dia udah lenyap. Dan Putra tetap bersamaku sampai sekarang.
Siapapun kamu Eca, kalo kamu beneran ada semoga kamu tak lagi mengganggu kami dan jangan ada lagi orang lain yg kamu ganggu, cukup kami saja.
Kalo Eca itu palsu, siapapun kamu yg menyamar jadi Eca, see? Usahamu dulu sia-sia.

PART 5 NGEDATE PERDANA



Meski kami bertemu hampir setiap hari, namun itu belum dapat dikatakan ngedate yang sebenarnya. Selama SMP kami belum berani pergi main jauh dari rumah, mentok-mentok hanya di stasiun tadi, itupun kucing-kucingan tidak berani berterus terang ke orang tuaku kalau aku akan bertemu dengannya. Putra juga tidak berani ngapel kerumahku, kalau kerumah cuma sebentar alasannya pinjem buku atau ngerjain tugas, biasalah alasan basi anak sekolahan. Dulu belum ada novel Dilan 1990 jadi tidak bisa ikut-ikutan ide Dilan yang mengaku sebagai utusan kantin untuk memberi tahu ada menu baru kerumah Milea.
Setelah kami SMA, Putra mulai berani main kerumah, tapi tidak sering-sering karena tidak enak. Dia juga sudah berani mengantarku sampai kerumah, tidak menurunkanku didekat jembatan karena takut ketahuan orang tuaku. Pokonya setelah kami SMA hubungan kami makin intens, tidak cuma sekedar cinta monyet. Keluargaku sudah mulai mengenal keluarga Putra begitupun sebaliknya. Tapi yang namanya pacaran tidak mungkin akan semulus itu, ketika orang tua sudah mulai luluh justru kamilah yang bermasalah, mulai dari gangguan Eca sampai gangguan yang lain (akan diceritakan dipart selanjutnya).
Kembali ke acara ngedate, waktu itu hari minggu kalau tidak salah bulan September 2010 tanggalnya aku lupa. Dia mengajakku pergi main ke hutan pinus di dekat tempat tinggal kami. Waktu itu aku tidak berani meminta ijin untuk pergi dengannya, aku bilang akan pergi kerumah teman, karena orang tuaku baru saja mulai luluh aku tidak mau jika orang tuaku keras lagi hatinya karena aku seenaknya pergi bersama Putra.
Akhirnya aku naik angkot sebentar sekitar 3km dari rumah, jarak yang cukup aman, dan aku bayar seribu. Disitu sudah Putra yang sedang menungguku. Dia menggunakan motor thunder atau tidak scorpio warna biru, ganteng banget hehe. Tanpa basa-basi kami langsung jalan menuju hutan pinus itu. Hutan pinus yang sangat luas dan masih sepi, belum dijadikan objek wisata hanya beberapa warga yang kesana untuk mengambil kayu bakar atau angon ternak.
Sesampainya disana kami duduk di gubug kecil yang sedang kosong. Putra memberiku kantong kresek berwarna hitam yang berisi boneka sapi warna pink dan putih terdapat pita di tubuh sapi itu (mungkin dia tidak sempat atau malas membungkus boneka itu dengan kertas kado). Aku memberi nama boneka sapi itu qyuqyu.
Jadi disitulah tempat pertama kalinya kami ngedate, tempat lahirnya qyuqyu juga haha, cuma 2 kali kami kesana. Sekarang kami belum kesana lagi dan tidak tau seperti apa kondisinya saat ini. Semoga saja masih indah seperti dulu belum dirusak oleh tangan-tangan kids jaman now.
Hari sudah mulai sore, kami memutuskan untuk pulang, Putra berniat ingin mengantarku sampai rumah. Tapi hujan sudah mulai turun belum terlalu besar memang, itu hujan pertama yang aku rasakan bersama Putra, itu pertama kalinya kami main basah-basahan karena hujan. Karena hujan yang semakin deras, kami meneduh terlebih dahulu didepan warung yang kebetulan sedang tutup.
Putra : kamu naik angkot aja ya
Aku : tapi kamu gimana?
Putra : ujannya gede, aku takut kamu sakit, aku ga papa udah biasa ujan-ujanan
Aku : beneran kamu ga papa? Tapi aku ga tega
Putra : beneran ga papa, aku yg ga tega kalo kamu ikut aku ujan-ujanan.
Romantis bukan?
Jadilah aku melanjutkan perjalanan kerumah naik angkot, dan Putra dia tetap hujan-hujanan sambil membuntuti angkot yang ku naiki. Aku tidak tega melihat dia basah kuyup seperti itu, namun aku juga hanya bisa menurut kepadanya.
Sampai sekarangpun dia selalu menyuruhku naik angkot kalau kami terjebak hujan dan lupa tidak membawa mantel. Dia tak pernah memberiku bunga, selama 8 tahun baru sekali dia memberiku setangkai mawar merah itupun karena aku yang sedang ngamuk. Dia romantis dengan caranya sendiri seperti yang ku ceritakan tadi.

Diubah oleh gadisgemini 02-03-2018 04:28
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
6K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan