Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto mulai unjuk gigi setelah Partai Berkarya resmi menjadi peserta Pemilu 2019. Putra bungsu mantan Presiden Soeharto itu, mengkritik habis-habisan kebijakan pembangunan infrastruktur Presiden Jokowi karena menyebabkan utang menumpuk.

Tommy menyebut utang negara saat ini sebesar US$ 350 miliar sangat menguatirkan. Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya ini pun membandingkan utang di masa pemerintahan ayahnya selama 32 tahun yang hanya US$ 50 miliar. Mirisnya, kata Tommy, jika ditanya kapan utang tersebut akan lunas, tidak ada pembantu Presiden Jokowi yang tahu.

Tommy, seperti dikutip tempo.co (19/2/18), menilai pembangunan infrastruktur di era Jokowi juga tidak ada gunanya karena tidak menurunkan harga barang. Mestinya, menurut Tommy, infrastruktur turut membantu transportasi barang dari satu titik ke titik lain jadi lebih murah. Tapi ternyata hal itu tidak tercapai karena tujuan utama Jokowi hanya membuat proyek tanpa memikirkan hutang yang diakibatkan.

Kritik pedas Tommy tersebut disampaikan dalam acara silaturahmi Partai Berkarya di Graha Granadi, Jakarta Selatan, Senin, 19 Februari 2018 atau sehari setelah partainya mendapat nomor urut 7 dalam kontestasi Pemilu mendatang.

Kritikan itu cukup mengejutkan mengingat selama ini Tommy cenderung bermain aman, terlebih setelah mencuat isu adanya dana Cendana mengalir dalam aksi makar melalui Firza Husein yang diketahui sebagai Ketua Yayasan Solidaritas Sahabat Cendana. Saat itu Cendana membantah keras isu tersebut. Bahkan Tommy sempat melayangkan somasi kepada Firza Husein agar tidak membawa-bawa nama Cendana.

Setelah gagal merebut Partai Golkar, kini Tommy sudah memiliki partai sendiri dan mulai unjuk kekuatan. Bos Humpuss itu merasa yakin partainya akan mampu berbicara di pentas Pemilu 2019. Tommy pun siap menggantikan Jokowi untuk memperbaiki kebijakan terkait pembangunan infrastruktur dan utang negara yang menumpuk.

simber


Wes terbiasa enggak mikir