- Beranda
- Komunitas
- News
- Tribunnews.com
Surat Buat Prabowo Subianto: Becik Ketitik Ala Ketara


TS
tribunnews.com
Surat Buat Prabowo Subianto: Becik Ketitik Ala Ketara

Oleh: Alex Palit
Nasehat guru bijak mengajarkan: diam itu emas
Ia akan menjadi sahabat pendamping untuk merenung
Ia akan menjadi sahabat sejati yang tidak pernah berkhianat
Ia akan menjadi penasehat ulung di kala kita sedang menimbang sesuatu
Ia adalah cahaya pengetahuan utama manusia yang akan mengajarkan kepada kita kata bijak
Diam itu bukan berarti membisu, ia mendengar, ia mengajak kita untuk merenung sampai tiba saatnya, baru berkata
Ketika “diam itu emas”, kata-kata menjadi berlian
Kita sering menilai bahkan mengadili sesorang secara tidak fair, tidak berimbang bahkan sampai memvonisnya hanya atas dasar asumsi.
Kita sering pula secara serta-merta menuding, menghujat bahkan sampai memfitnah dengan tendensi untuk mempersalahkan orang lain walau hanya atas dasar prasangka atau asumsi tanpa dukungan data bukti-bukti faktual sekalipun.
Sementara kita seakan lupa atau melupakan baik-baiknya, jasa-jasanya, prestasi keberhasiannya yang pernah ditorehkan tidak dipujikan atau diacungi jempol.
Malah kalau perlu ditutup-tutupi, atau kalau perlu file-nya dihapus untuk tidak diingatkan lagi, dihilangkan, seakan semua itu tak pernah ada.
Kita juga sering bersikap naif dalam melakukan penilaian terhadap seseorang dengan tidak objektif, termasuk ketika menelusuri atau membolak-balik halaman rekam jejak seseorang, justru kejelekkannya yang dicari-cari, dikorek-korek, diungkit-ungkit, dibeberkan untuk dimunculkan, sementara jasa-jasanya dilewati.
Dicari jeleknya buat dicaci, dihujat dan dipersalahkan, sebaliknya yang baik-baiknya tidak dipujikan dan diacungi jempol. Itulah! Demi hasrat kekuasaan duniawi sering menjadikan kita tidak lagi punya timbang rasa.
Sementara sejarah selalu mengajarkan kepada kita warisan kearifan budaya lokal nenek moyang dengan apa yang disebut mikul dhuwur mendem jero.
Lewat pengenalan mikul dhuwur mendem jero, kita senantiasa diajak untuk menimbang segala sesuatu secara lebih arif, angkat yang baik, kubur yang tidak baik, demi kebaikan yang jauh lebih besar lagi.
Meski menorehkan satu luka perasaan, tapi tidak merubah “Sang Rajawali” menjadi mahluk picisan. Meski namanya hingga kini terstigmatisasi oleh aneka sangkaan yang ditudingkan kepada dirinya, ia tetap tegar menghadapinya dan tidak pula merengek minta dibela, dikasihani.
Ia tetap yakin pada pepatah filosofi hidup ‘becik ketitik, ala ketara’ yang baik akan tampak dan yang jelek akan terungkap.
Dan ia yakin, kalaupun ‘becik ketitik, ala ketara’ datangnya tidak hari ini, kebenaran itu pasti datang sekalipun akan dinyatakan oleh proses waktu.
Waktu jualah yang akan bicara. Waktu jualah yang akan bicara mengungkap kebenaran sebagaimana diyakini bahwa sing becik ketitik, sing ala ketara.
* Alex Palit, citizen jurnalis, penulis buku “God Bless and You: Rock Humanisme” penerbit Elex Media Komputindo (2017)
Sumber : http://www.tribunnews.com/tribunners...tik-ala-ketara
---
Baca Juga :
- Video Momen Giorgio Chiellini Terekam Kamera Jotos Andrea Belotti
- Hasil Laga Liga Italia Serie A Pekan ke-25: AC Milan Mendekat ke Zona Liga Europa
- Hasil Liga Italia Tadi Malam: Juve Menang Derbi, Napoli Masih di Puncak Klasemen
0
514
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan