Selamat siang
Trit ini ane buat berdasarkan diskusi dan perdebatan yang banyak beredar di halaman medsos ane gan
Kisahnya terjadi saat pertandingan final piala Presiden kemarin dimana Persija Jakarta yang keluar sebagai juaranya yang
mengalahkan Bali United dengan 3 gol tanpa balas.
Di siaran langsung Tv Nasional ane tonton saat gol demi gol dirayakan oleh puluhan ribu fans sepakbola
tak terkecuali Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Anies Baswedan disana.
Kita bisa lihat presiden memberikan selamat dan jabat tangan dengan Anies Baswedan saat Persija berhasil mencetak gol.
Keakraban serta rona kegembiraan dari dua politisi elit di Negeri ini pun cukup terlihat jelas.


Saat penyerahan piala presiden para tokoh yang berkepentingan terutama presiden sendiri turun kelapangan dan memberikan Thropy piala Presiden ke kapten Persija Haji Ismed Sofyan.
Tapi... Gubernur Anies malah ga diajak.
Naaah disinilah letak masalahnyaaa
Sebenarnya bukannya ga diajak sih, tapi memang ditahan oleh paspampres



Yang menjadi titik perdebatan di mulai dari tindakan paspamresnya Jokowi yang menghentikan laju Anies saat menuju Podium hingga etika ke "Negarawanan" Jokowi itu sendiri.

Kita tahu bahwa pendukung Jokowi dan pendukung Anies itu berada di pihak yang berseberangan. Jadi ketika ada hal seperti ini bisa dengan mudahnya jadi masalah.

Menurut Riza Patria politisi Gerindra seperti yang TS lansir dari halaman Tribunnews 19 Februari 2018

"Orang khawatir dengan kehadiran Anies-Sandi. Terbukti dengan kejadian malam itu (Final Piala Presiden), banyak orang, Anies-Sandi terus menguat namanya
Seiring dengan waktu, seiring dengan prestasi yang dibuat ya nama Anies nanti terus kuat
"Ini mengurangi nama pak Jokowi, yang kena justru pak Jokowi wibawanya
karena ulah Paspampres apakah itu atas insiatif atau perintah nanti waktu akan menjawa‎b,"

Ternyata menurut politisi gerindra itu kasus penolakan Gub Anies naik ke podium mencerminkan kekhawatiran Jokowi terhadap kekuatan baru yang muncul
sebagai lawannya di percaturan politik, nama besar Jokowi pun menurun akibat ulah paspamresnya yang dicurigai merupakan inisiatif dari kubu presiden.

Tapi tak melulu kasus seperti ini harus dikaitkan dengan munculnya isu politik Nasional dua kubu terbaru. Seperti kata SC Piala Presiden

Maruarar Sirait sang politisi PDIP yang TS ambil dari laman detiknews 18 Februari 2018 berikut:
"Jadi menurut saya janganlah mengadu-adu Pak Jokowi dan Anies di isu olahraga. Jadi kita sportif saja, bersahabat
biar bagaimana Jokowi dan Anies itu punya hubungan yang panjang. Dari 2012 Pak Anies sudah mendukung Jokowi
2014 Anies juga mendukung Pak Jokowi dan bersama-sama dengan saya. Kita beberapa kali bersama-sama," katanya.

"Jadi jangan diadu-adu antara hubungan Presiden Jokowi dengan Anies. Aniesnya tenang-tenang saja kok
Jokowinya juga tenang-tenang saja. Jangan diadu-adu. Kita ingin hubungannya tenteram, rukun. Ini kan olahraga
dan saya yakin mereka berdua bisa bersinergi dengan dalam membangun bangsa dan negara. Sesuai dengan proporsinya masing-masing,".

Jadi gimana menurut agan-agan sekalian?
Etiskah apa yang dilakukan paspamres, ketika menurut rundownacara yang disusun panitia bahwa Gubernur Anies tak harus hadir di podium
yang sekaligus disangkal oleh beberapa pihak bahwa pada last minute  rundown itu diubah, yang menyebabkan Gubernur Anies tidak ikut hadir di podium saat penyerahan Throphy Piala Presiden.

Nasbung nastak mau capek-capek berdebat masalah ini atau mau move on aja?

Penting gak sih urusan beginian jadi bahan debatan publik?


Salam