- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Usia Baru Seumur Jagung Underpass Sudah Runtuh, Ada Apa dengan Proyek KA Bandara?


TS
matt.gaper
Usia Baru Seumur Jagung Underpass Sudah Runtuh, Ada Apa dengan Proyek KA Bandara?
Baru seumur jagung dan belum lama diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tembok underpass di perimeter selatan Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Banten sudah runtuh pada Senin (5/2/2018). Satu orang meninggal dunia dan satu lagi luka parah dalam peristiwa ini.
Underpass yang runtuh ini adalah salah satu bagian dari keseluruhan proyek infrastruktur kereta bandara (KA Bandara). “Runtuhnya underpass ini menunjukkan kualitas proyek KA Bandara rendah. Ini disebabkan kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan sangat dibebani oleh kejar target yang diberikan oleh pemerintah,”kata Direktur Government Watch (Gowa) Andi Saputra kepada Harian Terbit, Selasa (6/2/2018).
Menurutnya, akibat kejar target, kontraktor mengerjakannya tergesa-gesa dan mengabaikan kualitas fisik konstruksi sehingga rentan terhadap guncangan sekecil apapun. “Pihak yang paling bertanggung jawab dalam proyek adalah kontraktor pelaksananya," tegasnya.
Andi mengemukakan, untuk memastikan siapa saja yang bertanggungjawab dalam proyek tersebut harus diawali audit konstruksi secara menyeluruh. Apabila dalam audit tersebut terdapat temuan bukti adanya pelanggaran maka selanjutnya harus diusut tuntas.
Perlu Audit
Underpass sebagai bagian dari proyek urunan kereta api bandara senilai Rp 3,7 triliun ini dibiayai tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Yakni, PT Railink, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Angkasa Pura II (Persero) dan kontraktornya diantaranya dipercayakan kepada PT Waskita Karya (Persero) Tbk, berkontribusi terhadap pembangunan jalur.
Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Jajang Nurjaman mengatakan, perlu diaudit apakah dana sebesar itu murni diinvestasikan ke proyek tersebut. Terutama untuk konstruksi yang terkait langsung dengan beban jalan.
Underpass yang runtuh itu, kata Jajang, adalah bagian penting yang harusnya menjadi perhatian serius. "Yang kita perlukan sekarang ini ialah transparansi, kok proyek yang baru seumur jagung sudah runtuh dan menelan korban pula. Kalau kita runut, total dana yang dihabiskan dari proyek itu cukup besar dan tidak bisa juga ini disebut sebagai kecelakaan biasa, perlu diteliti bagaimana dengan konstruksinya, dan nilai pembangunan underpass itu sendiri berapa, harus dibuka ke publik," jelas Jajang pada Bisnisnews.id, Selasa (6/2/2018) di Jakarta.
Ketua Badan Relawan Nusantara (BRN) Edysa Tarigan Girsang mengatakan, selama ini kelemahan pembangunan yang terjadi adalah kurangnya kajian ilmiah. Sehingga setiap proyek selalu terlihat terburu - buru atau mengejar target tanpa mempertimbangkan dampaknya. Oleh karena itu audit proyek tersebut harus dimulai dari penyusunan rencana sampai pelaksanaannya.
"Para pengambil kebijakan harus mempertanggung jawabkannya, karena ini menjadi alat transfortasi massal dan memiliki dampak internasional," paparnya.
Kontraktor
Sementara itu Polres Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Banten kemungkinan akan melakukan pemeriksaan terhadap kontraktor yang membangun tembok underpass di perimeter selatan dan menyebabkan korban jiwa.
Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan di Tangerang Selasa mengatakan, pemeriksaan akan dilakukan setelah proses olah TKP dilaksanakan oleh Puslabfor.
"Tidak menutup kemungkinan kami lakukan pemeriksaan (kontraktor) apabila melihat petunjuk Labfor," ujar Kapolresta Bandara Soekarno Hatta, Kombes Akhmad Yusep Gunawan.
sumber
Konstruksi kurang kuat
Underpass yang runtuh ini adalah salah satu bagian dari keseluruhan proyek infrastruktur kereta bandara (KA Bandara). “Runtuhnya underpass ini menunjukkan kualitas proyek KA Bandara rendah. Ini disebabkan kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan sangat dibebani oleh kejar target yang diberikan oleh pemerintah,”kata Direktur Government Watch (Gowa) Andi Saputra kepada Harian Terbit, Selasa (6/2/2018).
Menurutnya, akibat kejar target, kontraktor mengerjakannya tergesa-gesa dan mengabaikan kualitas fisik konstruksi sehingga rentan terhadap guncangan sekecil apapun. “Pihak yang paling bertanggung jawab dalam proyek adalah kontraktor pelaksananya," tegasnya.
Andi mengemukakan, untuk memastikan siapa saja yang bertanggungjawab dalam proyek tersebut harus diawali audit konstruksi secara menyeluruh. Apabila dalam audit tersebut terdapat temuan bukti adanya pelanggaran maka selanjutnya harus diusut tuntas.
Perlu Audit
Underpass sebagai bagian dari proyek urunan kereta api bandara senilai Rp 3,7 triliun ini dibiayai tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Yakni, PT Railink, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Angkasa Pura II (Persero) dan kontraktornya diantaranya dipercayakan kepada PT Waskita Karya (Persero) Tbk, berkontribusi terhadap pembangunan jalur.
Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Jajang Nurjaman mengatakan, perlu diaudit apakah dana sebesar itu murni diinvestasikan ke proyek tersebut. Terutama untuk konstruksi yang terkait langsung dengan beban jalan.
Underpass yang runtuh itu, kata Jajang, adalah bagian penting yang harusnya menjadi perhatian serius. "Yang kita perlukan sekarang ini ialah transparansi, kok proyek yang baru seumur jagung sudah runtuh dan menelan korban pula. Kalau kita runut, total dana yang dihabiskan dari proyek itu cukup besar dan tidak bisa juga ini disebut sebagai kecelakaan biasa, perlu diteliti bagaimana dengan konstruksinya, dan nilai pembangunan underpass itu sendiri berapa, harus dibuka ke publik," jelas Jajang pada Bisnisnews.id, Selasa (6/2/2018) di Jakarta.
Ketua Badan Relawan Nusantara (BRN) Edysa Tarigan Girsang mengatakan, selama ini kelemahan pembangunan yang terjadi adalah kurangnya kajian ilmiah. Sehingga setiap proyek selalu terlihat terburu - buru atau mengejar target tanpa mempertimbangkan dampaknya. Oleh karena itu audit proyek tersebut harus dimulai dari penyusunan rencana sampai pelaksanaannya.
"Para pengambil kebijakan harus mempertanggung jawabkannya, karena ini menjadi alat transfortasi massal dan memiliki dampak internasional," paparnya.
Kontraktor
Sementara itu Polres Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Banten kemungkinan akan melakukan pemeriksaan terhadap kontraktor yang membangun tembok underpass di perimeter selatan dan menyebabkan korban jiwa.
Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan di Tangerang Selasa mengatakan, pemeriksaan akan dilakukan setelah proses olah TKP dilaksanakan oleh Puslabfor.
"Tidak menutup kemungkinan kami lakukan pemeriksaan (kontraktor) apabila melihat petunjuk Labfor," ujar Kapolresta Bandara Soekarno Hatta, Kombes Akhmad Yusep Gunawan.
sumber
Konstruksi kurang kuat
0
5.4K
55


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan