dakwah.mediaAvatar border
TS
dakwah.media
Bukan dari Bumi, Ahli NASA pun Kaget Ungkap Fakta Di Balik Misteri Hajar Aswad Ini


SAMARINDA
- Hampir semua umat Muslim pernah mendengar nama batu Hajar Aswad. Bahkan sebagian sudah pernah menciumnya, atau berada dalam jarak yang sangat dekat dengannya.  Tetapi, mungkin banyak yang tidak tahu bahwa ada banyak sekali rahasia di dalamnya.
Hajar Aswad adalah sebuah batu berwarna berwarna hitam, agak kemerah-merahan, yang terletak di dinding kabah di Mekah. Ia merupakan situs suci, bahkan jauh sebelum masuknya Islam.
"Awalnya, berupa bongkahan utuh, berdiameter sekitar 30 cm, seperti ketika Nabi Ibrahim meninggikan Kabah. Namun setelah terjadi penjarahan dan berbagai peristiwa kriminal lainnya, batu ini kemudian pecah menjadi delapan, tujuh di antaranya berupa fragmen-fragmen kecil,' kata Ustadz Sani bin Husain dalam ceramahnya bakda salat Subuh berjemaah di mushola Jabal Tsur Perumahan Wartawan PWI Kaltim, Air Hitam, Jl Anang Hasyim, Samarinda, Minggu (18/2/2018).

Pengungkapan misteri Hajar Aswad ini merupakan episode kedua yang dibawakan ustadz Sani dengan topik Mengungkap Misteri Rahasia & Kemuliaan Kabah di mushola yang sama. Pada pekan sebelumnya ia membedah misteri rahasia dan kemuliaan Kabah.
Menurut Ustadz Sani, ada banyak peristiwa yang menyebabkan pecahnya Hajar Aswad. Satu di antaranya adalah peristiwa penjarahan paling terkenal yang dilakukan oleh Bani Qarmati tahun 317 Hijriyah. Mereka sempat menguasai batu itu selama 22 tahun.
Belakangan pecahan-pecahan batu itu kemudian disatukan kembali dengan bingkai perak, lalu dipasangkan ke tempat asalnya.
Pertanyaan yang masih menggelayuti benak umat muslim hingga saat ini adalah, dari mana batu tersebut berasal?
Umat muslim meyakini batu tersebut berasal dari surga yang diturunkan ke bumi, dan kemudian ditemukan kembali oleh Nabi Ismail ketika ayahnya, Nabi Ibrahim kekurangan satu batu untuk meninggikan dinding Kabah. Hajar Aswad menjadi bagian tak terpisahkan dari Kabah, yang menandai awal dan akhir dari ritual tawaf.
Hajar Aswad adalah salah satu situs suci Islam yang paling dilihat, disentuh, dan dicium. Bahkan menurut Ustad Sani, jauh sebelum muncul peradaban Islam, ia telah menjadi pilar suci bagi masyarakat Arab. Kaum Quraish, sebelum Islam masuk, sudah lama menghormatinya.

"Awalnya, tidak sehitam sekarang. Ia seputih susu dan bercahaya. Berubah menghitam seiring dengan dosa dan tingkat kejahatan umat manusia," jelas Ustadz Sani seraya mengutip HR TirmidziN0 877 yang  berbunyi: “Hajar Aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih dari susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam."


Misteri jenis batu

Yang menjadi bahan perdebatan para ilmuwan adalah jenis batuan Hajar Aswad. Ada  yang pernah menyebutnya sebagai batu basalt, batu agate atau akik, kaca alami, atau yang paling populer disebutnya batu meteor. 
Seorang kurator batu mineral pada era kekasiaran Austria-Hungaria, Paul Partsch misalnya, menerbitkan catatan sejarah Hajar Aswad pada tahun 1857. Ia menduga Hajar Aswad berasal dari batu meteor yang jatuh ke bumi. Tapi belakangan dugaan ini terbantahkan seiring dengan hasil penelitian.
"Yang meneliti itu bahkan non Muslim. Sempat ada konspirasi untuk mencuri Hajar Aswad dan mencongkelnya, lalu diteliti di London. Dari sanalah akhirnya terungkap sejumlah fakta," jelas Ustadz Sani di depan para jamaah salat Subuh RT 20 Air Hitam.
Fakta-fakta itu di antaranya mengungkap bahwa Hajar Aswad bukanlah berasal dari bumi. Mereka menyebutnya sebagai batu yang paling tua di dunia, yang tidak diketahui persis berapa usianya. Biasanya, melalui teknik karbonisasi dan timbal, ilmuwan akan mampu mengetahui usia suatu fosil, usia lapisan tanah, dan semacamnya.
Anehnya, saat mereka -- di dalamnya termasuk sejumlah astrofisikawan dari NASA -- meneliti Hajar Aswad, tidak ada parameter apa pun yang bisa menjelaskan usia batu tersebut. Mereka pun kaget dengan pengungkapan fakta tersebut. Hal ini menegaskan saking tuanya usia batu itu.
Kedua, mereka tidak pernah menemukan batu sejenis di dalam bumi. Artinya, Hajar Aswad adalah satu-satunya dan bukan berasal dari bumi. Bukan pula dari pecahan meteor.  Tingkat kerapatannya sangat berbeda dengan batu yang ada di bumi maupun dalam kosmos.
Ketiga, berbeda dengan bebatuan lain, Hajar Aswad memiliki aroma harum yang unik meski sudah ribuan tahun. Jutaan umat muslim yang melaksanakan umrah dan haji akan selalu menciumnya. Mencium Hajar Aswad adalah  tuntunan dari Nabi  Muhammad SAW, didasarkan pada ketaatan dan kepatuhan kepada Allah SWT. Jadi, bukan karena ada fadilahnya.
Ustadz Sani berkisah, sahabat Nabi Muhammad, Umar bin Khatab pernah berkata, "Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu."
"Ya, memang batu. Tapi jangan salah tafsir bahwa itu batu yang remeh. Pernyataan Umar itu menegaskan bahwa mencium Hajar Aswad itu merupakan bukti kepatuhan kepada Allah, dan kecintaannya kepada Nabi Muhammad. Jadi, bukan karena nafsu melainkan karena berdasar wahyu Allah SWT," jelas ustadz yang juga dosen di sejumlah perguruan tinggi ini.

republika


benar2 berhala bangsa quarisy yg hebat
sampai nasapun tidak tahu kandungan batu apa emoticon-Takut
nona212
tien212700
tien212700 dan nona212 memberi reputasi
2
10.8K
76
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan