Kaskus

News

dishwalaAvatar border
TS
dishwala
Artikel ini yang membuat wartawan senior Usman Asyari ditangkap polisi
Artikel ini yang membuat wartawan senior Usman Asyari ditangkap polisi
Wartawan senior, Usman Asyari. FOTO: Istimewa

LENSAINDONESIA.COM: Wartawan senior Asyari Usman ditangkap petugas Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri atas dugaan tindak pidana pencemaran nama baik dan fitnah terhadap Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy.

Usman Asyari dijemput paksa pada Jumat (09/02/2018) pagi.

Asyari dianggap mencemarkan nama baik melalui tulisan yang diunggah di salah satu media online.

Artikel berjudul Dukung Djarot-Sitorus: Ketum PPP Menjadi ‘Politisex Vendor’? yang tayang di media online Teropong Senayan pada Kamis (11/01/2018) lalu.

Dalam tulisan itu, Ansyari menyebut Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau Romi sebagai sosok diktaktor dan oportunis karena mengusung pasangan Djarot dan Sihar Sitorus dalam Pilkada Sumatera Utara.@li-13

Berikut artikel yang membuat Usman Asyari harus berurusan dengan polosi:

Salah seorang kader senior PPP di Sumatera Utara mengekspresikan kekesalannya terhadap perlakuan diktator DPP PPP yang dipimpin oleh Muhammad Romahurmuziy (Romi) yang “membebekkan” diri kepada pasangan Djarot SH dan Sihar Sitorus dalam pilgub. Yuni Piliang ingin membakar baju hijau PPP karena jengkel terhadap Romi.

Mungkin Yuni tidak begitu paham dengan perubahan drastis yang berlangsung di PPP pusat. Dia, barangkali, masih menganggap Romi seperti dia yang masih “waras” ideologi. Yuni rupanya masih polos. Dia menyangka Romi belum berubah menjadi oportunis yang siap mempermalukan warga Ka’bah.

Yuni tidak tahu bahwa Romi sudah menjadi “politisex vendor”, sudah menjadi “penjaja seks politik”. Dia baru tahu profesi baru Romi di “power market” (pasar kekuasaan) Jakarta. Yuni mungkin tak begitu paham bahwa semenjak krisis moral yang melanda seluruh elemen bangsa, Romi pun ikut tertular epidemi itu.

Ketua Umum PPP kini menjadi langganan “Om-om Politik” yang menjanjikan macam-macam kepada “Dik Romi”.

Yuni tidak paham bahwa “Mbak Romi” mengalami kesulitan hidup yang luar biasa di Jakarta. Beliau harus pandai-pandai mencari nafkah di tengah gemerlap kekuasaan yang sangat menggoda. Mbak Romi harus membayar sewa rumah dan berbagai tagihan lainnya. Dia tak mampu lagi menolak tawaran dari Om-om Politik yang duitnya tak bernomor seri.

Mbak Romi kini bisa bergaya lenggak-lenggok dengan pakaian serba mahal, keluar masuk “Plaza Pilitik” tingkat tinggi, sambil disenggal-senggol Om-om Politik dengan hadiah serba mewah. Saat ini, Mbak Romi semakin tinggi harganya.

Apalagi di musim pilkada seperti sekarang. Sekali “main” di pilkada bisa sangat mantap. Warung Mbak Romi ada di semua provinsi dan kabupaten.

Di provinsi-provinsi penting, Om-om Politik menjanjikan hadiah yang sangat atraktif. Pokoknya, kehidupan Mbak Romi sudah berubah menjadi “jetset politik”. Gemerlapan politik menjadi panggung Mbak Romi.

Kasihan Yuni Piliang yang jauh tertinggal di belakang kemajuan drastis Mbak Romi. Disangka Yuni, Mbak Romi masih akan menghormati lambang Ka’bah ketika menjatuhkan pilihan di pilgub Sumut. Kasihan sekali!

Tapi, Yuni, rajinlah berdoa semoga perilaku Mbak Romi bisa berubah. Siapa tahu dia terpanggil untuk keluar dari dunia hitam politik dan tidak lagi menjadi “politisex vendor”. (*)

TeropongKita adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongKita menjadi tanggung jawab Penulis.


https://www.lensaindonesia.com/2018/02/10/artikel-ini-yang-membuat-wartawan-senior-usman-asyari-ditangkap-polisi.html

PINTER JUGA NIH SITEROPONG BIKIN NOTE KECIL PALING BAWAH:
MENJADI TANGGUNG JAWAB SI PENULIS

MANTAB, TANGKEPIN SEMUA PEMBUAT HOAX & FITNAH!

PDIP: Asyari Usman Menyesatkan
KAMIS, 15 FEBRUARI 2018

RMOL. Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari mengecam tulisan opini wartawan senior Asyari Usman di salah satu portal berita.

Menurutnya, penggiringan opini oleh mantan wartawan BBC itu merupakan tidak fair dan sangat tendensius.

Pada 1 Februari lalu di laman Teropongsenayan.com, Asyari Usman menulis opini berjudul Untuk Saudaraku, Warga PDIP. Yang isinya begitu provokatif dengan membenturkan PDIP dan kelompok Islam.

Meskipun tulisan tersebut sudah lama tayang, namun terus diviralkan hingga hari ini oleh kelompok yang secara terorganisir diarahkan untuk selalu mengusik hubungan PDI Perjuangan dengan kelompok Islam. Untuk itu, PDI Perjuangan merasa perlu mengklarifikasi opini hasutan yang viral di Sosial Media karena terus direproduksi dalam berbagai platform digital seperti Chirpstory di Twitter, grafis di Instagram dan disebar secara massif ke chat pribadi maupun grup WA, BBM juga Telegram.

Eva menilai hal itu bagian dari kampanye hitam karena tidak sesuai fakta dan data. PDIP, katanya, selalu bertindak berdasar empat pilar dalam bersikap. Menurutnya, PDIP tidak pernah membenci ulama apalagi memusuhi Islam, seperti yang dituding Asyari Usman yang menyebut PDIP akan menyikat habis Rizieq Shihab dan FPI. Namun PDIP akan bersikap kepada siapapun yang mengancam empat pilar yang menjadi pijakan dalam berbangsa dan bernegara. Bukan orangnya atau kelompok tapi oknum.

"Sepanjang ada tindakan-tindakan yang mengancam implementasi empat pilar maka PDI Perjuangan akan menyatakan keberatan. Jadi oknum ataupun orang adalah bukan target kami. Jadi kepada siapapun yang bertindak mengancam, melecehkan empat pilar maka PDI Perjuangan akan bersikap saja. Tidak pilih diskriminatif, oknum itu dampak saja," jelasnya kepada wartawan, Kamis (15/2).

Eva membantah opini menyesatkan dan menghasut Asyari Usman tersebut. Dia menegaskan, PDIP sampai membentuk sayap partai berbasis agama yaitu Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) yang didirikan semata-mata untuk Islam, tidak untuk agama-agama lain.

"Bamusi menyelenggarakan kegiatan-kegiatan agama secara terlembaga dan rutin. Bahkan para kader PDI Perjuangan bersama dengan kawan-kawan dari NU dan Muhammadiyah saling bertukar peran sebagai narasumber di kegiatan masing-masing," bebernya.

Anggota DPR RI itu juga mengingatkan bahwa pendiri bangsa Bung Karno sendiri berkontribusi luar biasa pada pengembangan Islam, bahkan berhubungan baik dengan pemimpin negara-negara Islam di dunia. Menurut Eva, Pancasila digali Bung Karno dengan inspirasi Islam yang kuat.

"Sehingga aneh kalau PDIP yang berideologi Pancasila yang sangat Islami dikatakan anti Islam," demikian Eva. [wah]
http://politik.rmol.co/read/2018/02/15/326768/PDIP:-Asyari-Usman-Menyesatkan-

NASBUNGTAIK BINGUNG
Artikel ini yang membuat wartawan senior Usman Asyari ditangkap polisi
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
3.5K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan