- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pantat dr. Tjipto dan Wabah Pes di Hindia Belanda


TS
Dejavu.Cucud
Pantat dr. Tjipto dan Wabah Pes di Hindia Belanda
Tanpa memakai masker atau tutup hidung dan mulut, dr. Tjipto tanpa gentar memasuki pelosok-pelosok desa di Malang guna membasmi pes. Seperti ditulis Balfas: Ia sudah menyerahkan dirinya kepada nasib.
Selama pemberantasan pes itu, Tjipto menyebut bahwa pemerintah Hindia Belanda telah meminta 20 orang dokter. Dua orang dari kawan-kawannya telah menyatakan kesediaan.
"Saya menyatakan hormat kepada mereka, sebab mereka telah menjawab panggilan Ibu Pertiwi,” ujarnya. Tak hanya Tjipto, Soetomo yang lulusan STOVIA pada 1911 pun ikut berantas pes di Malang. Di kota itu Tjipto mendirikan RA Kartini Club.
Ketika berada di sebuah desa, Tjipto mendengar tangisan bayi dari sebuah gubuk yang nyaris hangus terbakar.
“... Ternyata memang seorang bayi perempuan yang telah yatim piatu karena semua orangtuanya telah meninggal dunia akibat pes. Dipungutlah bayi perempuan itu menjadi anak Tjipto dan diberi nama Pesjati," tulis Soegeng Reksodihardjo, dkk. dalam Dr. Cipto Mangunkusumo (1992).
Anak itu kemudian dibesarkan dan dididik oleh Tjipto bersama istri Tjipto, Ny. de Vogel. Nama Pesjati adalah pengingat wabah mengerikan itu. Pesjati dibesarkan dengan baik hingga mengenyam Sekolah Kepandaian Putri. Ketika Pesjati menikah, Tjipto bertindak sebagai wali.
Soal anak-anak, Tjipto punya perhatian khusus. Ia dokter yang telaten mengurusi pasien anak. Supaya tidak bawel, dr. Tjipto memberi si anak dengan permen atau mainan.
Ada cerita sampiran: saat tinggal di Bandung, sewaktu berjalan-jalan di kampung, ia menemukan anak kecil merangkak seorang diri.
Si anak dibawanya pulang, lalu dimandikan oleh Ny. Vogel, kemudian diberi pakaian dan minum susu.
Dengan membawa bekal makanan, Tjipto kemudian mengembalikan si anak ke rumah orangtuanya.
Berkat usahanya membasmi wabah pes di Malang, Kerajaan Belanda memberinya bintang penghargaan. Koran Perniagaan edisi 15 Juli 1912 memberitakan bahwa seorang dokter Jawa bernama Mas Tjipto Mangoenkoesoemo telah dianugerahi Ridder in de Orde van Oranje Nassau.
Tetapi bintang emas itu tak sampai setahun di tangannya. Ia pindah dari Solo ke Bandung pada 1912. Di Solo juga dilanda wabah pes sewaktu dr. Tjipto buka praktik, tetapi pemerintah kolonial melarangnya ikut memberantas pandemi itu, yang bikin kesal dirinya.
Di Bandung, bersama Ernest Douwes Dekker dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara), dr. Tjipto mendirikan Indische Partij. Mereka dikenal sebagai "Tiga Serangkai".
Pada 1913, ketika Belanda memperingati 100 tahun kemerdekaan dari Perancis, suratkabar Indische Partij De Expres menerbitkan pamflet Soewardi berjudul "Als ik een Nederlander was" atau “Seandainya Aku Seorang Belanda” pada edisi 13 Juli 1913.
Itu bikin marah besar Kerajaan Belanda. Sebulan berikutnya, tiga serangkai itu diasingkan ke Belanda.
Soal anugerah bintang emas itu, dr. Tjipto punya humor besar buat kekuasaan kolonial: ia bawa si bintang itu ke Batavia untuk dikembalikan ke si pemberi.
Si bintang itu ia taruh di dekat pantat. Jadi, bila ada serdadu yang harus hormat pada anugerah Ratu Belanda Wilhelmina, si serdadu harus hormat kepada bokong Tjipto.
sumber
Selama pemberantasan pes itu, Tjipto menyebut bahwa pemerintah Hindia Belanda telah meminta 20 orang dokter. Dua orang dari kawan-kawannya telah menyatakan kesediaan.
"Saya menyatakan hormat kepada mereka, sebab mereka telah menjawab panggilan Ibu Pertiwi,” ujarnya. Tak hanya Tjipto, Soetomo yang lulusan STOVIA pada 1911 pun ikut berantas pes di Malang. Di kota itu Tjipto mendirikan RA Kartini Club.
Ketika berada di sebuah desa, Tjipto mendengar tangisan bayi dari sebuah gubuk yang nyaris hangus terbakar.
“... Ternyata memang seorang bayi perempuan yang telah yatim piatu karena semua orangtuanya telah meninggal dunia akibat pes. Dipungutlah bayi perempuan itu menjadi anak Tjipto dan diberi nama Pesjati," tulis Soegeng Reksodihardjo, dkk. dalam Dr. Cipto Mangunkusumo (1992).
Anak itu kemudian dibesarkan dan dididik oleh Tjipto bersama istri Tjipto, Ny. de Vogel. Nama Pesjati adalah pengingat wabah mengerikan itu. Pesjati dibesarkan dengan baik hingga mengenyam Sekolah Kepandaian Putri. Ketika Pesjati menikah, Tjipto bertindak sebagai wali.
Soal anak-anak, Tjipto punya perhatian khusus. Ia dokter yang telaten mengurusi pasien anak. Supaya tidak bawel, dr. Tjipto memberi si anak dengan permen atau mainan.
Ada cerita sampiran: saat tinggal di Bandung, sewaktu berjalan-jalan di kampung, ia menemukan anak kecil merangkak seorang diri.
Si anak dibawanya pulang, lalu dimandikan oleh Ny. Vogel, kemudian diberi pakaian dan minum susu.
Dengan membawa bekal makanan, Tjipto kemudian mengembalikan si anak ke rumah orangtuanya.
Berkat usahanya membasmi wabah pes di Malang, Kerajaan Belanda memberinya bintang penghargaan. Koran Perniagaan edisi 15 Juli 1912 memberitakan bahwa seorang dokter Jawa bernama Mas Tjipto Mangoenkoesoemo telah dianugerahi Ridder in de Orde van Oranje Nassau.
Tetapi bintang emas itu tak sampai setahun di tangannya. Ia pindah dari Solo ke Bandung pada 1912. Di Solo juga dilanda wabah pes sewaktu dr. Tjipto buka praktik, tetapi pemerintah kolonial melarangnya ikut memberantas pandemi itu, yang bikin kesal dirinya.
Di Bandung, bersama Ernest Douwes Dekker dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara), dr. Tjipto mendirikan Indische Partij. Mereka dikenal sebagai "Tiga Serangkai".
Pada 1913, ketika Belanda memperingati 100 tahun kemerdekaan dari Perancis, suratkabar Indische Partij De Expres menerbitkan pamflet Soewardi berjudul "Als ik een Nederlander was" atau “Seandainya Aku Seorang Belanda” pada edisi 13 Juli 1913.
Itu bikin marah besar Kerajaan Belanda. Sebulan berikutnya, tiga serangkai itu diasingkan ke Belanda.
Soal anugerah bintang emas itu, dr. Tjipto punya humor besar buat kekuasaan kolonial: ia bawa si bintang itu ke Batavia untuk dikembalikan ke si pemberi.
Si bintang itu ia taruh di dekat pantat. Jadi, bila ada serdadu yang harus hormat pada anugerah Ratu Belanda Wilhelmina, si serdadu harus hormat kepada bokong Tjipto.
sumber
0
1.2K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan