Ngeri, Pria Misterius di Probolinggo Ngaku Ingin Bunuh Polisi Agar Masuk Surga, Terkait Terorisme?
Quote:
surya/galih lintartika
Kapolres Probolinggo Kota AKBP Alvian Nurrizal saat mengobrol dengan Muhammad Lutfianto di Polres Probolinggo Kota, Kamis (15/2/2018).
Quote:
SURYA.co.id | PROBOLINGGO - Kapolres Probolinggo Kota AKBP Alvian Nurrizal mengatakan, Muhammad Lutfianto (ML) alias Lutfi alias Lut bin Munal Al Musari alias Musari (23) diamankan karena gerak-geriknya dianggap mencurigakan.
Yang bersangkutan, duduk di depan Polres Probolinggo Kota di Jalan dr Saleh Kota Probolinggo, Selasa (13/2/2018) sore.
Saat itu ML duduk di samping sepeda motornya Honda Beat.
Pria asal Kelurahan Sumberwetan, Kecamatan Kedopok, Probolinggo ini tidak beranjak dari lokasinya yang berjarak tidak lebih 25 meter dari pintu masuk Polres Probolinggo Kota.
"Awalnya, dikira hanya pengguna jalan biasa. Tapi, lama-lama kok mencurigakan. Bahkan, dia bolak-balik melihat jam tangan kirinya," kata Kapolres.
Dari situlah, Alvian, sapaan akrab Kapolres Probolinggo Kota ini, mengatakan ada anggotanya yang mendatangi ML, karena mencurigakan dan sepeda motornya tidak ada nopolnya.
Anggotanya menanyakan keberadaaan dan maksud tujuan ML duduk di situ.
Awalnya, ML berdalih menunggu teman.
Setelah ditanya lebih lanjut, ML tiba tiba marah tidak jelas.
"Kami amankan ML ini. Saat diamankan pun, dia masih ngomong-ngomong tidak jelas dan marah. Kami semakin curiga saat pelaku bilang thogut," katanya.
Dalam pemeriksaan, kata dia, pihaknya menemukan sebilah pedang di sepeda motornya.
Posisinya pedang ini sudah siap dicabut.
"Kami langsung amankan dia, kami periksa dia, dan kami geledah sepeda motornya. Kami temukan pedang, kami temukan plat nomor sepeda pelaku, dan kami tidak menemukan identitas pelaku sama sekali," papar dia.
Mantan Wakapolres Kediri ini menjelaskan, dalam hasil pemeriksaan, yang bersangkutan ini memang mengakui hendak membunuh polisi.
Bahkan, ngerinya, pelaku ini berniat menyabet siapapun polisinya yang lewat dengan pedangnya tersebut.
"Dia mengakuinya. Dia memang mau melukai polisi. Alasannya karena polisi ini toghut, dan siapapun yang membunuh polisi mendapatkan jaminan akan masuk surga. Jadi dia berniat membunuh polisi,"katanya.
Selanjutnya, kata Alvian, pihaknya menggeledah rumahnya.
Dalam penggeledahan itu, ia mengatakan, pihaknya menemukan dua buku berjudul 'Alumdah' dan 'Kalau Bukan Tauhid Apalagi'
Selain itu, Korps Bhayangkara juga menemukan satu lembar panduan aqidah jihad.
"Kami sudah koordinasi dengan Densus 88. Dan Densus sudah datang kesini, memeriksa pelaku. Hasilnya apa, nanti biarkan densus yang memberikan keterangan," papar dia.
Saat ini, Alvian, mengatakan, pihaknya sedang menyelesaikan kasus kepemilikan senjata tajam (sajam).
Ia mengatakan, urusan nanti keterlibatan dengan teroris atau lainnya, akan diselesaikan Densus 88.
"Ranah kami hanya menyelesaikan persoalan kepemilikan sajam dan ancaman itu. Selebihnya, apapun itu yang berkaitan dengan dugaan teroris dan sebagainya, bukan kami, talj densus 88," pungkas dia.