“Kebahagiaan itu bukan terlihat dari apa yang kita miliki melainkan dengan sebuah hubungan dengan orang-orang yang kita cintai.”

Begitulah kutipan #TotalBersamamu series pertama yang berjudul ‘A True Friend’ gansis. Gansis udah nonton belum? Kalau belum tenang saja nanti TS sediakan videonya di bawah.

Diawali dari raut wajah Rafi yang terlihat nampak sedih karena mendapat tugas untuk membuat artikel dari atasannya. Rafi dengan sangat terpaksa harus menerima tugas tersebut karena memang hanya dia sendiri yang memiliki kemampuan membuat artikel dalam topik yang diinginkan atasannya. Bukan apa-apa nih gansis, si atasan nyuruh Rafi buat artikelnya bertepatan dengan hari kepulangan hari raya. Yah ... bisa dibilang kesedihan Rafi itu karena terancam nggak bisa kumpul sama keluarga gitu deh gansis.

Bos: Artikelnya harus segera selesai, dan cuma kamu yang bisa menghasilkan tulisan dalam topik ini.

Malam itu juga, Rafi langsung menelpon ibunya.

Rafi: Maaf ya bu, lebaran tahun ini Rafi nggak bisa pulang deh bu ...
Ibu:

Gansis liat sendiri kan gimana ekspresi ibu Rafi waktu Rafi bilang nggak bisa pulang. Sedih dan kecewa mungkin cuma dua kata itu yang bisa menggambarkan apa yang dirasain sama ibu Rafi. Wajar saja gansis, di keluarganya, Rafi ternyata anak semata wayang alias anak satu-satunya. Ya pasti ibu mana sih yang nggak sedih waktu tau anak satu-satunya nggak bisa pulang hari raya karena sibuk sama pekerjaan.

Tapi mau bagaimana lagi,  Rafi harus tetap profesional. Kerjaan ya kerjaan, harus diselesaikan. Masalah dia bisa pulang atau tidak itu udah jadi resiko.  Malamnya, Rafi langsung menyelesaikan artikel yang telah diamanatkan kepadanya. Setelah bekerja dengan keras sampai hampir tengah malam, artikel tersebut akhirnya selesai juga. Sempat di tengah-tengah pembuatan artikel Rafi teringat pada sesuatu yang membuat dirinya kembali dirundung oleh kesedihan tapi buru-buru Rafi menepis perasaan tersebut. Setelah mengirim email, Rafi akhirnya menutup laptop dan bergegas keluar dari kantor. Namun, alangkah terkejutnya Rafi ketika mendapati dua sahabatnya telah menunggu di depan kendaraannya yang sedang terparkir




“Bro ... Mana kuncinya?”

Rafi sempat terdiam beberapa saat karena tidak percaya.

“Kebanyakan kerja sih gini nih efeknya nih, kita mudik malam ini,” seru sahabat Rafi yang laki-laki lagi dengan senyumnya yang khas.

“Udah tenang aja, barang lo juga udah dipackingin kok, yuk!” ujar sahabat Rafi yang perempuan.

Wajah Rafi yang baru saja terlihat lelah seketika berubah sumringah. Bahagia, iya, bahagia seperti meledak-ledak di dada Rafi saat itu. Ia lalu menghampiri dan memeluk ke dua sahabatnya tersebut

Di perjalanan pulang, sahabat Rafi yang laki sempat dibikin kagum sama mobil Rafi yang sudah tua namun masih memiliki tarikan yang prima

Sahabat laki: Eh, Fi. Mobil lo tarikannya asyik juga nih.

Rafi: Mobil ini nyimpen banyak kenangan buat gua. Khusunya sama bokap gua. Bokap gua pernah bilang, harus selalu menggunakan pelumas yang tepat. Iya karena kunci rahasia mesin yang bandel itu ya di pelumasnya. Makanya ... sampai kapan pun gua nggak akan mau jual mobil ini.

Sahabat Rafi yang laki-laki kemudian mengingatkan pada Rafi untuk tidak terlalu fanatik pada apa yang dia miliki: Tapi Fi, lo harus inget. Kebahagiaan itu bukan terlihat dari apa yang kita miliki melainkan dengan sebuah hubungan dengan orang-orang yang kita cintai.

Rafi: Sama halnya nih ... Komunikasi dalam suatu hubungan. Woah ...  itu penting loh.
Sahabat perempuan: Paan sih ... *sambil ketawa kecil

Sahabat Laki: dih ...

Rafi: Yaelah ... Mentang-mentang sama nggak ada rambutnya

Rafi, Sahabat Laki, Sahabat Perempuan: Whahahahahahaha

Mendengar Rafi berkata begitu mereka pun melepaskan tawa bersama-sama