

TS
haqqits
[LOVE LETTER 2] Sang Pejuang Kehidupan
![[LOVE LETTER 2] Sang Pejuang Kehidupan](https://s.kaskus.id/images/2018/02/11/8577201_201802110243230831.png)
Quote:

In ear monitor telah menancap di gawai pemberianmu
Sebuah lagu slow rock mengalun dengan nyamannya
Deretan lirinya buatku terhanyut, tanpa kusadari ku merenung
Oh pagi kau terlalu cepat berlalu
Memandang waktu ke belakang
Oh tidak, bukan maksudku membuka luka
Ku hanya memaknai sebuah lagu
Lagu terakhir yg ku dengarkan
Tepat bakda subuh tanggal 7 Ramadhan 1428 Hijriyah
Dua jam setelah aku unduh untuk menemaniku dalam lelap, sayup-sayup telingaku berdendang lirik terakhir
"Don't want to close my eyes
I don't want to fall asleep
And I don't want to miss a thing"
Bersamaan itu, sebuah panggilan masuk
Tak asing emang, karena beliau adalah orang yang kuhormati sebagai guru sekaligus pakdhe
Sebuah ucapan terlontar dari beliau
Kata-kata yang pernah aku dengar 4 bulan sebelumnya
Diikuti suara tangis dari ibu negara tak lama setelah pakdhe berucap...
Merasa DEJAVU
Tanpa ada alasan, tanpa ada basa-basi
Ku bergegas tuk berkemas meninggalkan kota rantauan yang penuh dengan kenangan bersamamu
Jum'at kelabu kala itu, mentari pagi yang cerah tak berpihak kepadaku
Namun ada secercah harapan yang berbuah berkah, Masjid yang kau bangun itu bersama seluruh jamaah tampak bersatu memberikan penghormatan terakhir kepadamu untuk mengakhiri rangkaian ibadah sholat Jum'at, tak kuasa air mata itu akhirnya pecah juga
Tak lama setelah itu, seketika mendung
Namun tak menyurutkan lautan manusia untuk berbondong-bondong ke ashabul musibah, rangkaian acara telah terlewati sampai pada akhirnya tiba, kau diantarkan ke tempat peristirahatan terakhirmu diiringi gerimis rintik-rintik dan lantunan tahlil, tak sedikit yang berebut tuk menyentuh kereta hijau berlafalkan kalimat syahadat itu sampai akhirnya ku mengalah tuk memberi kesempatan kepada yang lainnya, aku bisa apa?
Senyuman itu masih aku lihat ketika ikatan kain putih tanpa noda itu dibuka, belum lama rambut itu dipotong dengan rapinya, kumis itu terkerok sempurna, dan kerutan itu hilang seketika, ajaibnya rintik hujan itu berhenti sejenak ketika tubuh tinggi besarmu dibaringkan bersama tanah, asal mula Tuhan menciptakanmu.
Dari tanah kembali tanah
Tak ada yang perlu dirisaukan
Begitupun kau yang telah menuntaskan tugas sebagaimana kodratnya manusia
Manusia yang ada manfaatnya
Bukan hanya untuk keluargamu tapi juga kemaslahatan ummat
Kaluarga yang harmonis telah kau ciptakan
Bukan hanya kepercayaan yang kau perjuangkan
Tapi amanah selama kau mengabdi menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, tokoh masyarakat maupun pemuka agama tak pernah kau ingkari
Masjid, madrasah, TPQ maupun infrastruktur lainnya serta organisasi, ide dan gagasan menjadi bukti nyata betapa pedulinya engkau pada kemakmuran bersama
Selama aku mengenalmu tak pernah keluar kata "tidak" dari lisanmu
Kau juga tak pernah menolak apapun yang diminta keluarga maupun masyarakat kecuali hal yang bathil
Tanpa kau sadari, tenaga dan pikiranmu terkuras setiap hari
Sampai akhirnya Tuhan menunjukkan kasih sayangnya kepadamu
Sudah saatnya kau bersiap untuk pulang
Awal penyakit itu datang
Penyakit yang tak disangka-sangka
Semua usaha dan doa telah maksimal terlaksana
Namun tetaplah kalah dengan qadha dan qadarnya Tuhan yang pada akhirnya mematikan setiap mahluk yang bernyawa tak terkecuali engkau
Teringat dengan lirik lagu itu disaat-saat terakhir engkau di dunia
Don't wanna close my eyes
Don't wanna fall asleep
I don't wanna miss a thing
Don't wanna fall asleep
I don't wanna miss a thing
Tak ingin kupejamkan mataku
Tak ingin kuterlelap
Tak mau kulewatkan apapun
Tak ingin kuterlelap
Tak mau kulewatkan apapun
Aku tak ingin memejamkan mata agar ku tetap bisa melihatmu berjuang tanpa menyerah
Aku tak ingin terlelap karena menghargaimu yang tak pernah keliatan lelah
Aku tak mau melewatkan apapun yang berkaitan denganmu karena penuh cerita dan sejarah
Namun pagi itu aku khilaf
Aku memejamkan mata, aku terlelap dan aku melewatkan engkau
Waktu tak dapat diputar mundur
Sesal selalu datang di akhir
Sebulan sebelum kepergianmu
Tubuhmu semakin melemah
Tatapan matamu kosong
Seminggu sebelum kepergianmu
Aku bermimpi bertemu denganmu
Kau tampak segar bugar tapi di rumah ramai sekali
Pertanda apakah itu? Entahlah aku tak terlalu memikirkannya
Tiga hari sebelum kepergianmu
Kau bilang ada perkembangan
Satu persatu penyakit itu tercerabut
Sehari sebelum kepergianmu
Mendadak kau seperti anak kecil
Merengek minta ini itu anehnya minta dipesankan batik hitam, buat apa? Bukankah kau sudah punya?
Dan pagi itu, kala ibu negara pamit guna mengemban tugas negara yang belum terselesaikan, tiba-tiba dengan gagahnya kau berdiri dan memberikan sambutan tangan dan senyuman terakhir
Kemudian kau pamit bersiap untuk tidur
Tak disangka itulah tidur terakhirmu
Semua orang terkaget tak terkecuali aku
Aku, ibu negara dan orang-orang terdekatnya baru menyadari kalau itu adalah sebuah pertanda
Pertanda kau mau pamit
Tugasmu di dunia sudah selesai
Cukup sudah kau merasakan sakit
Tak merasakan beban hidup lagi
Beristirahatlah dengan tenang
Setidaknya ada dua keinginan sebelum kau pergi, yang sampai kapanpun tak akan pernah terwujud
Pertama, kau ingin datang ke acara wisudaku bersama ibu negara naik kereta
Kenapa kereta? Kau pernah bilang selama hidupmu moda transportasi yang belum pernah dinikmati cuma kereta
Kedua, kau ingin berfoto bersama keluarga kecilmu, tapi yang terjadi hanyalah foto dirimu sendirian sambil tersenyum, dimana yang lain? Ada yang merantau untuk menuntut ilmu termasuk aku
Tapi tenang, kedua keinginanmu itu bakal terwujud mesti tanpa kau disini
Meskipun begitu, kau pasti mengetahuinya karena Tuhanmu memberi kabar itu kepadamu
Aku percaya kau sudah berbahagia disana
Sebulan setelah kepergianmu kau rindu kepadaku yah?
Kau mampir di mimpiku cuma mau numpang senyum, mau pamer kalau udah bahagia yah?
Tak cuma aku aja, kau juga mampir di mimpi orang-orang terdekatmu yang isinya sama, kau pamer senyum tanpa berucap sepatah kata
Dan mimpi berikutnya kurang lebihnya sama
Aku gak akan membiarkan kau rindu sendirian, pasti berat yah kau gak akan kuat
Biasanya aku menyalurkan rindu lewat lantunan doa, tapi sekali ini aku bikin surat untukmu meskipun kau tak akan baca langsung, terus apakah akan sampai?
InsyaAllah sampai, doa dan surat hakekatnya sama, dalam konteks ini adalah sebagai obat rindu
Tuhan, sampaikan suratku ini padanya bahwa aku selalu merindukannya






aldysadi dan tata604 memberi reputasi
2
8.4K
Kutip
128
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan