JawaPos.com - Keberhasilan tim Western Fleet Quick Response (WFQR) Lanal Batam, Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat, Bea Cukai (BC) Pusat dan BC Batam, membongkar penyelundupan sabu sebanyak 1.029 kg tidak lepas dari keberadaan anjing pelacak.
Andro, anjing pelacak milik BC Batam tersebut merupakan aktor utama terbongkarnya pengiriman barang haram tersebut.
Staf Ahli Dirjen Bea Cukai Bidang Pengawasan dan Penegankan Hukum, Nugroho Wahyu Widodo mengatakan keberadaan Andro memberikan kemudahan besar bagi petugas. Jika bukan karena aksinya, temuan ini tidak akan segera didapat karena berada di bagian bawah tumpukan beras di palka tempat menyimpan makanan kapal.
Quote:
Andro jenis anjing labrador (Bobi Bani/JawaPos.com)
Andro mulai melacak keberadaan barang haram ini sejak jumat (9/2) siang, barang ini baru ditemukan pada sore harinya sekitar pukul 18.15 WIB.
Pencarian sendiri belum sepenuhnya tuntas karena Andro mengalami masalah diduga karena terlalu lama melakukan kontak dengan barang-barang haram tersebut.
"Kalau tidak pakai Andro, mungkin tak ketemu sabu ini," kata Nugroho yang ikut menghadiri pengungkapan temuan ini di Markas Komando Lanal Batam, Kecamatan Batu Ampar, Batam, pada Sabtu (10/2) sore.
Senada Dengan Nugroho, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya (Laksma) Achmad Taufiqoerrochman mengaku tidak menyangka muatan kapal ikan ini adalah sabu yang jumlahnya menjadi rekor tangkapan terbesar. Padahal jumlah ini bisa bertambah karena pemeriksaan lanjutan masih menunggu kondisi Andro kembali segar.
Achmad menjelaskan kondisi Andro yang bermasalah bisa saja karena terlalu banyak memgendus sabu. Kelelahan juga menurutnya bisa membuat kondisi Andro mengalami penurunan fisik.
Meskipun demikian, peran anjing pelacak jenis labrador ini dinilai sudah sangat membantu kerja tim gabungan dalam membongkar kasus ini.
"Baru dapat satu ton anjingnya sudah teler, mungkin karena kelelahan, atau karena dia mabuk mencium barang ini," kata Achmad.
Sejatinya, BC Batam membawa dua anjing pelacak dalam pengungkapan ini, hanya saja cuma Andro yang dilibatkan untuk melacak keberadaan sabu di kapal. Andro yang pada saat pemeriksaan tidak dengan pawangya, sedikit banyak mengurangi agresivitasnya ketika menyisir seisi kapal.
"Kalau saya nengoknya ini pupuk urea, makanya saya datangkan BNN dan Bea Cukai juga mengirimkan anjing pelacak ini, sehingga bisa dideteksi walaupun posisinya di bawah tumpukan beras," tambah Achmad lagi.
Jadi inget ustadz yg ngelarang anjing dibandara ngendus2 tas penumpang,siapakah ustadz itu??masih ada yg inget?