- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
8 Perpecahan dalam Tubuh Komunisme


TS
dragonroar
8 Perpecahan dalam Tubuh Komunisme
Quote:
Spoiler for ilustrasi:

Komunisme sendiri memiliki tujuan untuk revolusi dunia dimana salah satu tujuannya adalah mendirikan satu dunia tanpa adanya negara. Namun siapa sangka, ideologi yang bermula dari gagasan-gagasan Karl Marx ini rupa-rupanya malah terjadi perpecahan antar pemimpinnya sendiri yang malah berujung pada kegagalan dari tujuan mereka sendiri.
Quote:
1. Bolshevik vs. Menshevik
Quote:
Spoiler for Lenin-Martov:


Kongres PBSDR kedua diadakan di London pada Juli 1903. Pada konferensi tersebut, sebuah perpecahan terjadi antara pendukung Lenin dan pendukung Julius Martov. Martov berpendapat bahwa para anggota partai harus dapat mengekspresikan diri mereka sendiri secara independen dari kepemimpinan partai; Lenin tidak setuju, dengan menyatakan bahwa butuh kepemimpinan yang kuat dengan kontrol penuh dari partai tersebut. Pendukung Lenin berjumlah mayoritas, dan Lenin menjuluki mereka "mayoritarian" (bol'sheviki dalam bahasa Rusia; kemudian Bolshevik); sebagai tanggapannya, Martov menjuluki pengikutnya "minoritarian" (men'sheviki dalam bahasa Rusia; kemudian Menshevik). Argumen antara Bolshevik dan Menshevik berlanjut setelah konferensi; Bolshevik menuduh lawan mereka oportunis dan reformis yang kurang disiplin, sementara Menshevik menuduh Lenin lalim and otokrat.
Quote:
2. Lenin vs. Stalin
Quote:
Spoiler for Stalin, Lenin & Kalinin:

Lenin tak menyukai apa yang ia sebut perilaku "Asiatik" Stalin, dan berkata kepada saudarinya Maria bahwa Stalin "tidak cerdas". Lenin dan Stalin beradu pendapat soal masalah perdagangan asing; Lenin meyakini bahwa negara Soviet harus memiliki monopoli atas perdagangan luar negeri, namun Stalin mendukung pandangan Grigori Sokolnikov bahwa hal ini tak dapat dipraktikkan pada saat itu. Ketidaksepakatan lainnya datang atas Urusan Georgia, dengan Lenin membekingi keputusan Komite Pusat Georgia untuk Republik Soviet Georgia atas gagasan Stalin terhadap negara Transkaukasia tersebut.
Mereka juga tak sepakat pada alam negara Soviet. Lenin menyerukan agar negara tersebut berganti nama menjadi "Uni Republik Soviet Eropa dan Asia", merefleksikan keinginannya untuk ekspansi di dua benua tersebut. Stalin meyakini bahwa ini akan mendorong sentimen kemerdekaan terhadap non-Rusia, sebagai gantinya berpendapat bahwa etnis minoritas akan diberi "republik otonom" di Republik Sosialis Federatif Soviet Rusia. Lenin menuduh Stalin "chauvinisme Rusia Raya"; Stalin menuduh Lenin "liberalisme nasional". Sebuah kesepakatan diraih, dimana negara tersebut akan dinamai "Uni Republik Sosialis Soviet" (USSR). Pembentukan USSR diratifikasi pada Desember 1922; meskipun secara resmi bersistem federal, seluruh keputusan besar diambil oleh Politbiro di Moskwa. Perbedaan mereka tak hanya berdasarkan pada kebijakan namun juga menjadi kepribadian; Lenin menjadi murka setelah Stalin memberitahukannya kepada istrinya Krupskaya saat berhubungan telepon. Pada tahun-tahun terakhir kehidupannya, Lenin makin sering membuat catatan-catatan tentang Stalin yang menjadi perjanjiannya. Ia mengkritik perilaku dan kekuasaan Stalin, berpendapat bahwa Stalin seharusnya dicabut dari jabatan Sekjen.
Quote:
3. Stalin vs. Trotsky
Quote:
Spoiler for Stalin-Trotsky:


Stalin memandang Trotsky sebagai rintangan utama untuk kenaikan dominasinya dalam Partai Komunis, dan meskipun Lenin saat sakit telah melupakan aliansi anti-Trotsky dengan Kamenev dan Grigory Zinoviev. Meskipun Zinoviev telah mengekspresikan perhatian terhadap pertumbuhan otoritas Stalin, ia berpawai di belakangnya di Kongres ke-13 sebagai orang yang berseberangan dengan Trotsky, yang sekarang memimpin faksi partai yang dikenal sebagai Oposisi Kiri. Oposisi Kiri meyakini bahwa terlalu dini kapitalisme dihimpun dalam KEB; Stalin dianggap "sayap kanan" dalam partai tersebut karena dukungannya terhadap kebijakan tersebut. Stalin menghimpun para pendukungnya dalam Komite Pusat, sementara Oposisi Kiri secara bertahap dihapuskan dari jabatan berpengaruh mereka. Ia didukung dalam hal ini oleh Bukharin, yang seperti yang Stalin yakini bahwa penerapan proporsal Oposisi Kiri akan menerjunkan Uni Soviet ke dalam ketidakstabilan.
Pada musim gugur 1924, Stalin juga melepas para pendukung Kamenev dan Zinoviev dari jabatan-jabatan penting. Pada 1925, Kamenev dan Zinoviev pindah ke oposisi terbuka Stalin dan Bukharin. Mereka menyerang satu sama lain di Kongres Partai ke-14, dimana Stalin mendukung Kamenev dan Zinoviev mengenalkan kembali faksionalisme—dan kemudian ketidakstabilan—dalam partai tersebut. Pada musim panas 1926, Kamenev dan Zinoviev bergabung dengan para pengikut Trotsky untuk membentuk Oposisi Bersatu melawan Stalin; pada bulan Oktober, mereka sepakat untuk menghentikan kegiatan faksional di bawah ancaman pengusiran, dan kemudian secara terbuka menarik pandangan mereka di bawah komando Stalin. Adu pendapat faksionalis berlanjut, dengan Stalin mengancam untuk mengundurkan diri pada Desember 1926 dan Desember 1927. Pada Oktober 1927, Zinoviev dan Trotsky dikeluarkan dari Komite Pusat; Trotsky diasingkan ke Kazakhstan dan kemudian dideportasi dari negara tersebut pada 1929.
Pada Agustus 1940, Trotsky dibunuh di Meksiko, mengeliminasi lawan terakhir Stalin di kalangan bekas kepemimpinan Partai.
Quote:
4. Tito vs. Stalin
Quote:
Spoiler for Tito-Stalin:


Stalin memiliki hubungan yang renggang dengan pemimpin Yugoslavia Josip Broz Tito karena serial berkelanjutan Tito untuk federasi Balkan dan bantuan Soviet untuk pasukan komunis di Perang Saudara Yunani yang sedang berlangsung.Menurut Soviet, konflik ini disebabkan oleh ketidaksetiaan Yugoslavia kepada Uni Soviet, sedangkan menurut Yugoslavia dan dunia Barat, konflik ini disebabkan oleh nasionalisme Josip Broz Tito dan penolakannya untuk tunduk kepada Joseph Stalin yang akan membuat Yugoslavia menjadi negara satelit Soviet. Dewasa ini para ahli menekankan bahwa penyebabnya adalah penolakan Stalin atas rencana Tito untuk mendirikan Federasi Balkan yang akan memasukkan wilayah Albania dan Yunani dalam suatu kerjasama dengan Bulgaria, karena hal ini akan memunculkan blok Eropa Timur yang kuat di luar kontrol Moskow.
Pada Maret 1948, Stalin meluncurkan kampanye anti-Tito, menuduh para komunis Yugoslavia bersifat adventurisme dan jauh dari doktrin Marxis-Leninis. Di konferensi Cominform kedua, yang diadakan di Bucharest pada Juni 1948, para pemimpin komunis Eropa Timur semuanya mengecam pemerintahan Tito, menuduhnya fasis dan agen kapitalisme Barat. Stalin memerintahkan beberapa upaya pembunuhan terhadap nyawa Tito dan berniat menginvasi Yugoslavia.
Perpecahan ini mengakibatkan dikeluarkannya Yugoslavia dari Biro Informasi Komunis (Kominform) pada tahun 1948. Kejadian ini merupakan awal dari periode Informbiro, ditandai oleh hubungan yang buruk dengan Uni Soviet dan berakhir pada tahun 1955.
Quote:
5. Soviet vs. Cina
Quote:
Spoiler for Mao-Khrushchev:

Pada Oktober 1949, Partai Komunis Tiongkok pimpinan Mao Zedong meraih kekuasaan di Tiongkok. Sejalan dengan itu, pemerintah Marxis sekarang mengkontrol sepertiga wilayah darat dunia. Secara pribadi, Stalin menyatakan bahwa ia tak mengira Komunis Tiongkok dan kemampuan mereka untuk memenangkan Perang Saudara Tiongkok, disamping mendorong mereka untuk membuat perdamaian lain dengan Chiang Kai-shek dan KMT. Pada Desember 1949, Mao mengunjungi Stalin. Awalnya, Stalin menolak untuk mengulang Traktat Tiongkok-Soviet tahun 1945, yang secara signfikan menguntungkan Uni Soviet atas Tiongkok, meskipun pada Januari 1950, ia menyinggungnya kembali dan sepakat untuk menandatangani perjanjian baru antar dua negara tersebut. Stalin menyoroti bahwa Mao akan mengikuti contoh Tito dengan mendorong sebuah wadah yang terpisah dari pengaruh Soviet, dan mengetahui bahwa jika itu terjadi, ia akan menarik bantuan dari Tiongkok; Tiongkok sendiri dikatakan membutuhkan bantuan setelah berdekade-dekade perang saudara.
Hubungan antara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan Uni Soviet memburuk selama Perang Dingin. Penyimpangan mulai tumbuh antara kedua negara dari sekitar tahun 1956, namun secara rahasia. Dari tahun 1961, komunis Tiongkok secara terbuka menyatakan Uni Soviet sebagai "The Revisionist Traitor Group of Soviet Leadership", dan perpecahan Tiongkok-Soviet mulai terjadi. Konfrontasi mencapai puncaknya pada akhir tahun 1960-an dan berlanjut hingga akhir tahun 1980-an dengan runtuhnya Uni Soviet. Perpecahan ini menyebabkan pecahnya gerakan komunis internasional.
Quote:
6. Cina vs. Vietnam
Quote:
Spoiler for perang vietnam dan Tiongkok di masa lalu:

Sedikit banyak kebudayaan yang ada di Tiongkok ada di Vietnam. Bahkan kedua negara ini sama-sama berlandaskan komunisme. Namun, banyak dari orang Vietnam justru membenci Tiongkok dari dulu sampai sekarang. Di masa lalu, perang antara Tiongkok dan Vietnam menjadi pemicu banyak orang di negeri ini membenci Tiongkok. Bahkan mereka menganggap Tiongkok seperti musuh bebuyutan.
Di era modern seperti sekarang, kebudayaan yang ada di masa lalu itu tetap ada. Hanya saja ditambah dengan kekhawatiran pada bidang perdagangan. Tiongkok adalah raksasa perdagangan dunia, dan hampir semua barang yang ada dari Vietnam berasal dari sana. Negeri ini jadi paranoid jika kelak negerinya akan dikendalikan oleh Tiongkok. Selanjutnya mereka akan dicaplok seperti yang terjadi di Tibet.
Quote:
7. Castro vs. Che Guevara
Quote:
Spoiler for Che-Castro:

Dalam tulisan-tulisan pribadi Guevara dari masa itu (sejak dirilis), ia menyimpan kritikan terhadap ekonomi politik Soviet, meyakini bahwa Soviet telah "melupakan Marx". Hal ini membuat Guevara mengutuk serangkaian praktik Soviet yang meliputi apa yang ia pandang sebagai upaya mereka untuk "menghapus kekerasan warisan dari perjuangan kelas dalam untuk peralihan dari kapitalisme menuju sosialisme", kebijakan "berbahaya" mereka dari ko-eksistensi damai dengan Amerika Serikat, kegagalan mereka untuk menekan "perubahan hati nurani" terhadap gagasan kerja, dan upaya mereka untuk "meliberalisasikan" ekonomi sosialis. Guevara menginginkan penyingkiran bulat terhadap uang, kepentingan, produksi komoditas, ekonomi pasar, dan "hubungan merkantil": seluruh kondisi yang Soviet anggap hanya menghilang saat komunisme dunia tercapai. Tak sepakat dengan keputusan inkrementalis ini, Guevara mengkritik Paduan Ekonomi Politik Soviet, yang secara jelas memprediksi bahwa jika USSR tidak meniadakan hukum nilai (seperti yang ditepis Guevara), negara tersebut bakal kembali ke kapitalisme.
Dua pekan setelah ia berpidato di Aljazair dan pulang ke Kuba, Guevara keluar dari kehidupan publik dan kemudian lenyap. Keberadaannya menjadi misteri besar di Kuba, karena ia umumnya dipandang sebagai penguasa kedua setelah Castro sendiri. Kehilangannya banyak diatributkan kepada kegagalan skema industrialisasi Kuba yang ia advokasikan saat menjadi menteri perindustrian, nasehat para pejabat Soviet terhadap Castro untuk menolak pendirian pro-Komunis Tiongkok Guevara saat perpecahan Tiongkok-Soviet, dan perbedaan serius antara Guevara dan Castro terkait jalan ideologi dan pengembangan ekonomi Kuba. Dalam menjawab spekulasi internasional tentang nasib Guevara, Castro menyatakan pada 16 Juni 1965, bahwa rakyat akan memberitahukan kapan Guevara sendiri berharap membuat mereka mengetahuinya. Rumor-rumor tersebar di dalam dan di luar Kuba terhadap keberadaan Castro.
Pada 3 Oktober 1965, Castro secara terbuka mengeluarkan sebuah surat tak tertanggal yang ditujukan kepadanya dari Guevara pada tujuh bulan sebelumnya yang diberi judul "surat perpisahan" buatan Che Guevara. Dalam surat tersebut, Guevara menyatakan lagi solidaritasnya dengan Revolusi Kuba namun mendeklarasikan keputusannya untuk meninggalkan Kuba untuk berjuang demi sebab revolusioner di luar negeri. Selain itu, ia mundur dari seluruh jabatannya dalam pemerintahan Kuba dan partai komunis, dan menarik kewarganegaraan kehormatan Kuba-nya.
Quote:
8. Tan Malaka vs. PKI
Quote:
Spoiler for Tan Malaka:

Tan Malaka merupakan tokoh PKI yang menolak pemberontakan pada 1926-1927. Tan Malaka mendapat informasi soal rencana pemberontakan dari Alimin di Manila, Filipina. Saat itu, Alimin melaporkan soal keputusan pertemuan di Prambanan kepada Tan Malaka sebagai wakil Komunis Internasional (Komintern) wilayah Asia Tenggara. Pertemuan yang digelar pada 25 Desember 1925 itu dihadiri oleh sejumlah pemimpin PKI di bawah Sardjono.
Dalam pertemuan itu disepakati PKI akan memberontak terhadap pemerintah Belanda pada Juli 1926 dimulai dengan pemogokan-pemogokan dan disambung aksi bersenjata. Namun Tan Malaka tak setuju atas rencana itu. Tan Malaka menilai rencana pemberontakan masih mentah dan PKI belum siap untuk memberontak. Jika dipaksakan malah akan membahayakan gerakan di tanah air. Pemerintah Belanda pasti akan semakin memperketat ruang gerak dunia gerakan.
Tan Malaka meminta agar keputusan tersebut dirundingkan kembali. Tan lantas memberi Alimin dokumen yang berisi alasan penolakan terhadap rencana pemberontakan. Alimin pun berangkat menuju Singapura untuk merundingkan kembali rencana Prambanan dengan para tokoh PKI seperti Musso, Boedisoetjitro, Sugono, Subakat, Sanusi dan Winata. Alimin meyakinkan Tan Malaka , bahwa ia sanggup mengumpulkan tokoh PKI lainnya untuk kembali merundingkan rencana itu. Jika sudah siap, Alimin berjanji akan memberi kabar kepada Tan Malaka .
Namun, setelah satu bulan pergi, tak juga ada kabar dari Alimin kepada Tan Malaka. Setelah diselidiki, ternyata Alimin tak pernah menyerahkan dokumen tersebut kepada para tokoh PKI di Singapura. Alimin malah pergi ke Moskow bersama Musso meminta restu untu menjalankan pemberontakan. Meski Moskow tak merestui, pemberontakan PKI pada 1926-1927 tetap dilaksanakan. Hasilnya sesuai prediksi Tan Malaka . Pemberontakan di Banten pada 1926 dan Sumatera Barat pada 1927 gagal total. Belanda dengan mudah dapat mematahkan pemberontakan yang tak terkoordinir dengan baik itu. 1.300 anggota PKI Banten ditangkap. Dari jumlah tersebut, empat orang divonis mati, sembilan orang divonis seumur hidup, dan 99 orang dibuang ke Boven Digul.
Setelah pemberontakan itu, dunia pergerakan di Banten semakin sulit. Belanda semakin ketat mengawasi warga dan aktivitas sosial serta politik. Meski telah dikhianati, Tan Malaka tetap menghargai Alimin. Namun, setelah peristiwa itu Tan Malaka hanya menganggap Alimin sebagai teman untuk bergembira dan bergaul.
Quote:
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Vladimir_Lenin
https://id.wikipedia.org/wiki/Josef_Stalin
https://id.wikipedia.org/wiki/Perpec...an_Tito-Stalin
https://id.wikipedia.org/wiki/Perpec...iongkok-Soviet
https://www.boombastis.com/negara-be...tiongkok/58439
https://id.wikipedia.org/wiki/Che_Guevara
https://www.merdeka.com/peristiwa/ki...-pki-1926.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Vladimir_Lenin
https://id.wikipedia.org/wiki/Josef_Stalin
https://id.wikipedia.org/wiki/Perpec...an_Tito-Stalin
https://id.wikipedia.org/wiki/Perpec...iongkok-Soviet
https://www.boombastis.com/negara-be...tiongkok/58439
https://id.wikipedia.org/wiki/Che_Guevara
https://www.merdeka.com/peristiwa/ki...-pki-1926.html
Quote:
Spoiler for bonus:

Diubah oleh dragonroar 10-02-2018 04:52
0
38.5K
Kutip
172
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan