Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tarkamsadewaAvatar border
TS
tarkamsadewa
Misinformasi Kesehatan Cukup Mengkhawatirkan
Berita hangat pagi ini gan.
Jumat Barokah emoticon-I Love Kaskus



Jumat, 9 Februari 2018 | 09:13 WIB

Misinformasi Kesehatan Cukup Mengkhawatirkan

JAKARTA, Kompas.com - Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf meminta pemerintah melakukan anti hoaks atau memberantas informasi-informasi kesehatan yang menyesatkan masyarakat.

Misinformasi Kesehatan Cukup Mengkhawatirkan

Ia melihat, sosialisasi Germas dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) yang dilakukan pemerintah menjadi tidak maksimal akibat gencarnya info-info kesehatan yang beredar melalui pesan WhatsApp. Tentu saja, informasi tersebut tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Selain hoaks, kesalahan penafsiran informasi oleh masyarakat juga menjadi hal serius yang akan dibahas bersama Kementerian Kesehatan dan BPOM. “Di masyarakat kita, banyak kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan masyarakat yang sebenarnya tidak baik bagi kesehatan anak. Misalnya, kebiasaan melumat makanan melalui mulut orang tua baru kemudian diberikan kepada anak. Ini tidak higienis namun sudah menjadi kultur sebagian masyarakat,” ungkap Dede.

Lebih lanjut, misinformasi tentang produk makanan dan minuman oleh masyarakat turut berpengaruh pada asupan gizi anak. Seperti susu kental manis yang diberikan sebagai minuman utnuk anak, yang akhirnya menyebabkan 3 balita di Kendari dan 1 di Batam dirawat di RS dengan diagnosis gizi buruk. “Masyarakat tidak paham mana yang boleh diberikan untuk anak dan mana yang tidak boleh. Gizi buruk dan stunting menjadi persoalan serius di Indonesia,” ujarnya.

Menurut Dede, sosialisasi ini tidak hanya dibebankan kepada pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab produsen, terutama makanan dan minuman kemasan yang banyak dikonsumsi anak. Edukasi ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, namun juga seharusya produsen ikut berperan mengedukasi pembeli.

“Semestinya, produsen diberikan amanat oleh pemerintah untuk mencantumkan informasi produk  dengan sangat detail pada label, mulai dari digunakan untuk apa, batas usia penggunaan, bahkan kalau perlu akibat-akibat yang ditimbulkan bila tidak digunakan sebagaimana mestinya. Artinya, pembeli pun mengerti bahwa produk tersebut tidak boleh untuk anak,” jelas Dede.

Sebagaimana diketahui, susu kental manis banyak digunakan masyarakat sebagai minuman susu untuk anak. Padahal, susu kental manis mengandung gula yang sangat tinggi yang tidak baik bila masuk secara rutin ke tubuh anak.

Dr. Damayanti, Sp.A(K), Ph.D, anggota UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik PP IDAI memaparkan dalam satu takar porsi (4 sendok makan) memasok 130kkal, dengan komposisi  gula tambahan 19 gram dan protein 1 gram. Jika dikonversikan dalam kalori, 19gram gula sama dengan 76kkal.


“Kandungan gula dalam 1 porsi susu kental manis tersebut lebih dari 50% total kalorinya, jauh melebihi nilai rekomendasi gula tambahan yang dikeluarkan oleh WHO,” jelas Damayanti.

Makin menarik aja nih isunya gan, slow but sure masyarakat Indonesia akan sadar bagaimana membangun pola hidup sehat jika pariwara juga turut berperan aktif mencerdaskan bukan sebaliknya.emoticon-Cendol Gan

0
702
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan