Sambil dengerin ini gan sis

Spoiler for Gambar:
![[LOVE LETTER 2] Dari Aku yang Dulu Kau Cintai](https://s.kaskus.id/images/2018/02/01/9016668_20180201092449.png)
Quote:
Assalamualaikum.
Apa kabar?? Semoga baik ya...
Apa kabar?? Semoga baik ya...
Tiga cup kopi… Belum menyudahiku bercerita. Banyak hal tak penting, kita tertawakan.
Aku menginginkan moment itu. Kamu tahu? Saat ini aku masih merangkak menuju tangga.
Tangga tak berujung, yang kini memisahkan langkahku dari langkahmu.
Kemarin, ada seseorang yang mengulurkan tangannya di depanku.
Aku mendongak, berharap itu kamu.
Senyumnya menyadarkanku, kalau dia bukan kamu.
Dia bilang ke aku “Kalau kamu hanya merangkak, kamu tidak akan bisa menyamai langkahmu dengan langkahnya.”
Aku hanya diam. Dia pun berlalu meninggalkanku. Tidak lama, aku membenarkan perkataannya. Aku mencoba meraih tangkai kering di pinggir jalan.
Tapi tangkai itu terlalu rapuh untuk ku jadikan pondasiku.
Tubuhku semakin lelah. Akupun memilih untuk beristirahat. Menahan beberapa tetes cairan yang terbuang sia-sia.
Beberapa menit berlalu, akupun tertawa terbahak-bahak. Mengingat hal lucu yang kau lakukan di depanku.
Orang-orang pun mengira kalau aku sudah gila.
Aku mengiyakan saja apa yang orang tangkap di penglihatan mereka mengenai aku.
Mengenai seseorang yang tadi, ternyata dia selalu mengawasi gerak gerikku. Aku semakin risih. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan, entah ingin menjadi pahlawan kesiangan atau apa.
Aku hanya ingin kamu tahu, kalau aku masih mengingatmu dengan baik, walau mungkin ada lebih banyak orang yang lebih menarik darimu.
Maafkan aku, jika aku tidak pernah bisa melupakan semua kebaikanmu.
Aku bahagia pernah mendampingimu di masa-masa sulitmu. Karena dari sana, aku belajar banyak mengenai kehidupan.
Walau sekarang di masa-masa puncakmu, bukan aku yang berdiri tegar di sampingmu.
Aku bahagia.
Maafkan aku, jika dulu aku sangat merepotkanmu, sangat membebani otakmu, sangat menjengkelkanmu.
Dari semua itu, aku harap kamu hanya mengingat hal-hal baik dariku.
Cukup aku, yang ingat mengenai keburukanku terhadapmu.
Maaf, jika ini terlihat memaksa. Aku harap kamu selalu baik.
Seseorang yang aku ceritakan tadi, abaikan saja.
Tak banyak yang aku inginkan setelah kamu membaca suratku. Aku harap, kamu bisa kembali padaku.
Bukan sebagai seseorang yang memanfaatkan masa lalu. Namun sebagai seseorang peneduh kisahmu.
Aku menginginkan moment itu. Kamu tahu? Saat ini aku masih merangkak menuju tangga.
Tangga tak berujung, yang kini memisahkan langkahku dari langkahmu.
Kemarin, ada seseorang yang mengulurkan tangannya di depanku.
Aku mendongak, berharap itu kamu.
Senyumnya menyadarkanku, kalau dia bukan kamu.
Dia bilang ke aku “Kalau kamu hanya merangkak, kamu tidak akan bisa menyamai langkahmu dengan langkahnya.”
Aku hanya diam. Dia pun berlalu meninggalkanku. Tidak lama, aku membenarkan perkataannya. Aku mencoba meraih tangkai kering di pinggir jalan.
Tapi tangkai itu terlalu rapuh untuk ku jadikan pondasiku.
Tubuhku semakin lelah. Akupun memilih untuk beristirahat. Menahan beberapa tetes cairan yang terbuang sia-sia.
Beberapa menit berlalu, akupun tertawa terbahak-bahak. Mengingat hal lucu yang kau lakukan di depanku.
Orang-orang pun mengira kalau aku sudah gila.
Aku mengiyakan saja apa yang orang tangkap di penglihatan mereka mengenai aku.
Mengenai seseorang yang tadi, ternyata dia selalu mengawasi gerak gerikku. Aku semakin risih. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan, entah ingin menjadi pahlawan kesiangan atau apa.
Aku hanya ingin kamu tahu, kalau aku masih mengingatmu dengan baik, walau mungkin ada lebih banyak orang yang lebih menarik darimu.
Maafkan aku, jika aku tidak pernah bisa melupakan semua kebaikanmu.
Aku bahagia pernah mendampingimu di masa-masa sulitmu. Karena dari sana, aku belajar banyak mengenai kehidupan.
Walau sekarang di masa-masa puncakmu, bukan aku yang berdiri tegar di sampingmu.
Aku bahagia.
Maafkan aku, jika dulu aku sangat merepotkanmu, sangat membebani otakmu, sangat menjengkelkanmu.
Dari semua itu, aku harap kamu hanya mengingat hal-hal baik dariku.
Cukup aku, yang ingat mengenai keburukanku terhadapmu.
Maaf, jika ini terlihat memaksa. Aku harap kamu selalu baik.
Seseorang yang aku ceritakan tadi, abaikan saja.
Tak banyak yang aku inginkan setelah kamu membaca suratku. Aku harap, kamu bisa kembali padaku.
Bukan sebagai seseorang yang memanfaatkan masa lalu. Namun sebagai seseorang peneduh kisahmu.
Wassalamualaikum.
Dari aku yang dulu kau cintai.
Banjarmasin, 1 Februari 2018


Source image : Instagram