Quote:
Ada berita yang menjelekkan tentang kepala negara dari akun personal or fanpage, langsung share share share. Tanpa tabayyun. Hal sama dilakukan terhadap ulama dan tokoh agama yang gencar menyuarakan kesejukan, kedamaian dan toleransi. Share share share. Tanpa tabayyun.
Setelah ketauan hoaks atau memfitnah, hapus hapus hapus. Tanpa rasa bersalah.. Begitu terus berulang Yang tidak tahu diri ya yang tetap memajang hoaks dan fitnah itu di wall media sosialnya. Herannya, Sebagian dilakukan oleh mereka yang berpendidikan tinggi, mapan dan punya akses IT sangat baik. Sungguh darurat literasi itu memang terjadi.
Maka, kita sangat mengapresiasi kawan-kawan yang berJIHAD di ranah maya, dengan meng-counter isu-isu negatif dan hoaks tentang negeri, pemimpin negara ataupun ulama. Lewat komunitas anti hoaks atau yang lain. Mereka dari berbagai macam profesi. Pengusaha, konsultan, PNS, dan lain-lain.
Wahai para pemfitnah boleh saja menyebar kebencian atau hoaks. Tapi jangan marah dan benci, kalau ada kawan-kawan yang mengcounter balik. Anda merasa berjihad saat menebar benci? Maka jangan marah saat ada kawan-kawan yang menyatakan jihad MELAWAN postingan-postingan pemfitnah tersebut. Maka, Jangan lah bermedsos atau berinternet seperti strategi bertarung legendaris Muhammad Ali, Hit n Run. Kecuali Anda seorang petinju.
PARA PEMFITNAH ini lama2 jg akan TERCYDUK Polisi,,, 
Sumber:
http://redaksiindonesia.com/read/hit...pemfitnah.html