Setiap langkah kaki yang kutapakkan.
Setiap lambaian daun yang kulihat...
Aku akan selalu mengingat bagaimana dedaunan itu menyembunyikan tangisku.
Bagaimana hembusan angin yang membawa untaian kata yang tak terucap...
Quote:
Untukmu yang pernah menjadi bintang kecilku
Hai...
Masih bisakah aku meyebutmu “kawan lama”
Sepertinya kehidupan telah menjadi sulit bagimu ya?
Mengingat masa dimana kau pernah menguatkan jiwa yang begitu putus asa ini, aku percaya kau akan selalu baik-baik saja. Selalu menjadi kuat dan bersinar seperti bintang di langit yang dapat memberi petunjuk di malam yang gelap. Semakin gelap maka ia akan semakin bersianar.
Masih ingatkah kamu dengan bocah suram yang duduk di sebelahmu ? anak pendiam yang seharian hampir tidak bicara satu patah katapun. Waktu itu keadaan begitu sulit untukku. Saat kau berada di waktu hidup atau pun mati terasa sama saja, lalu dilempar ke tempat di mana kau tidak mengenal satu orang pun. Menemukan seseorang yang bisa memahamimu, bukankan itu hal paling menyenagkan yang dapat terjadi di dunia ini.
Maaf jika aku telah membuatmu salah paham.
Mungkin kau tidak tahu alasanku menghubungimu lagi setelah bertahun-tahun. Aku tidak bermaksud untuk membangkitkan kembali perasaan sepihakku dulu, dan aku juga tidak bermaksud untuk membalaskannya padamu.
Aku hanya ingin mengucapkan “Terima Kasih”, Itu saja.
Kau mungkin tidak menyadari bahwa hidup dengan baik dan terus tersenyum itu bahkan bisa menyelamatkan orang lain.
Aku meyukaimu. Tidak, bahkan mungkin menyayangimu. Apapun yang kulakukan, aku akan selalu melihat kesisimu. Aku selalu memperhatikanmu. Tapi itu 10 tahun yang lalu. Sekarang keadaan tentu sudah tak sama lagi. Meski setelah sekian lama, ketika kau mulai melihatku, bohong jika aku tidak senang. Tapi aku tidak bisa seegois itu. Kita telah melangkah di jalan yang kita yakini. Jalan yang kita ambil mungkin memang berdampingan, namun kita tidak akan pernah bertemu lagi. Jadi, jika sesekali aku menoleh ke tempatmu jangan pedulikan aku.
.
Karena kamu adalah bintang yang menemaniku sebelum fajar tiba. Aku tidak dapat membawamu untuk tetap bersamaku. Namun, aku akan selalu mengingatmu. Dan selama aku mengingatmu, aku akan selalu berdo’a untuk kebahagianmu.
Terima kasih untuk Tuhan yang telah mempertemukanku denganmu, dan terima kasih juga untukmu yang telah hidup dengan baik. Terima kasih karena pernah menjadi alasan bagiku untuk bangkit. Aku harap aku bisa mebayarnya, disuatu masa dimana aku juga bisa menguatkanmu.
Walau disisi lain aku juga berharap kau tidak akan mencariku lagi, karena itu berarti hidupmu yang sekarang sudah lebih bahagia dari yang dulu.
Aku tidak tahu apakah aku akan sempat mengatakannya secara langsung, tapi setidaknya dengan surat ini aku ingin sedikit berterima kasih.
Salam dari bocah suram yang duduk disebalahmu dulu.
Banjarmasin, 31 Januari 2018
