Ini adalah mitos keliru yang mengatakan pria itu emosional. Mitos ini muncul karena pengamatan hanya dilakukan terhadap remaja pria. Seperti diketahui, remaja adalah makhluk yang sangat labil sehingga mereka mudah sekali terpancing emosi, kemudian marah.

Sebenarnya, emosional itu identik dengan kelemahan (kelemahan mengontrol diri). Padahal, kelemahan sama sekali tidak mewakili kualitas pria.

‘Kejantanan’ pria kerap diukur dari kemampuannya ‘meniduri’ wanita. Oleh karena itu pria selalu ingin tahu tentang seks dan mahir di ranjang agar dianggap jantan.

Tapi kenyataannya, wanita juga menginginkan seks. Bahkan tak sedikit wanita yang menyukai seks lebih banyak dari pria. Jika sudah dalam hubungan yang resmi, wanita justru menginginkan seks lebih. Hal itu membuat wanita berada di posisi tidak bersalah.

Meski sudah banyak tercatat jika wanita secara finansial tidak lebih mumpuni dari pria, tetap saja ada anggapan yang menyatakan jika pria tidak senang bila wanita lebih sukses. Padahal itu adalah fakta, bahwa pria memang lebih unggul dari wanita.

Masalah gender mendorong jika wanita harus sejajar dengan pria. Jadi sebenarnya siapa yang tidak senang? Walau di beberapa tempat tak sedikit wanita yang menyamai kesuksesan pria, bahkan lebih.

Ini adalah mitos yang sangat keliru. Pria bukan manusia yang mudah terpesona dengan penampilan semata. Baik pria maupun wanita sama-sama mencari pasangan yang berkualitas.

Seiring bertambahnya usia, kualitas pun berevolusi, apa lagi setelah gagal menjalani hubungan. Meski tak bisa dipungkiri pria yang masih muda cenderung berpikir dangkal dan memang mudah terpesona dengan penampilan wanita.