Quote:
![[LOVE LETTER 2] Untukmu, tulang rusuk-ku ...](https://dl.kaskus.id/www.suaramuhammadiyah.id/wp-content/uploads/sites/2/2016/08/pernikahan-yes.jpg)
Quote:
Hai kamu...
"Kamu" yang entah sedang di mana dan sedang jadi milik "siapa"...
Bisa saja "kamu" yang sedang membaca dengan sinis dan berfikir apatis, sambil memandang sepucuk surat cinta yang tak bermakna ini..
Aku berharap "kamu" membaca surat ini entah sekarang ataupun nanti.
Setidaknya "kamu" tau bagaimana niatku untuk membimbingmu..
Setiap kita pasti punya masa lalu, tak terkecuali aku, begitupun kamu
Percaya atau tidak mayoritas orang gak bakalan suka untuk membahas masa lalu, termasuk aku !
Tapi percayalah... Kita bisa berdiskusi bersama untuk membicarakannya di suatu waktu. Bukan bermaksud untuk membuka dan mengungkap luka di masa lalu... Tapi lebih kepada bekal buat kita untuk menatap masa yang akan datang.
Aku paham kalau gak ada seorangpun punya masa lalu yang sepenuhnya indah, tapi dari pemahaman itulah seharusnya kita bisa saling berdamai dengan masa lalu kita yang sudah-sudah.
Mari kita mulai menyusun dan merangkai kisah kita yang ada di depan..
Bisa mulai dengan panggilan sayang seperti "mama papa", atau mungkin "ayah bunda". Memang terdengar cukup menggelikan kalau kita bahas di saat sekarang, jatuhnya bisa alay atau ngikutin remaja yang "katanya" kekinian. Tapi coba bayangkan ketika kita membimbing buah hati kita nanti...
Mengajarkanya mengeja panggilan salah satu dari kita.. Bisa saja dengan panggilan "Mama" ataupun "Bunda", sambil kita merasa "Iri" satu sama lain ketika yang di sebut pertama adalah kata "Ayah", cukup mengasyikkan sekaligus "menyebalkan" bukan ?
Kita juga bisa berdebat kecil tentang gaya berpakaian ataupun model rambut yang akan dia kenakan.
Kenapa kita mendebatkan hal-hal "bodoh" seperti itu saat dia masih kecil ? Karena kita juga sadar ketika dia mulai beranjak dewasa, kita sudah tak bisa "sesuka hati" lagi untuk menentukan cara dia "bergaya".
Tapi tenang saja, kita masih bisa berusaha buat bikin lagi kok selama Allah juga mengijinkan, hhehe....
Ada mimpi indah pasti juga ada mimpi buruk kan... Selayaknya kutub positif dan kutub negatif, atau bisa juga seperti proton dan elektron yang memiliki gaya tolak menolak.
Bisa mulai dari masalah keuangan sampai masalah berbeda pandangan. Belum lagi ada pendapat dari luar yg bisa masuk dari salah satu orang tua kita atau "amit-amit" adanya orang ketiga.
Aku cuma bisa berharap kita bisa saling percaya dan saling menjaga komunikasi "baik" di antara kita, selayaknya bahtera, mau sekuat dan sehebat apapun di ciptakan akan tetap karam ketika Nahkoda dan kru kapal kurang waspada dan tak saling percaya. Contohnya saja 'Titanic" yang di klaim gak akan pernah bisa karam dalam kondisi apapun, malah karam karena kelalaian nahkoda dan kru kapal gagal untuk memposisikan kondisi kapal terhadap gunung es yang ada di depannya.
Mungkin kita gak perlu jadi seperti Titanic yang segalannya nampak mewah.
Mmmmmmm....... Mungkin cukup seperti kapal "Pinisi". Kenapa "Pinisi" ? Karena "Pinisi" terbuat dari serpihan-serpihan kapal yang hancur karena terjangan badai.
Yaaa... Seperti kita yang akan merangkai bahtera rumah tangga, menyusunya dari serpihan cita-cita yang dulu pernah kita rangkai dengan "Nahkoda" ataupun "Kru" kapal yang salah. Kita juga wajib loh menambahkan simbol layar "Pinisi" ke rangkaian bahtera kita !!! Bukan agar terlihat indah saja, tapi juga sebagai pelindung dari hal-hal yang di luar batas kemampuan kita. Selayaknya 2 layar utama dan 7 jumlah layar keseluruhan pada kapal "Pinisi". 2 Layar utama yang mengartikan 2 kalimat Syahadat & 7 layar yg bermakna jumlah ayat pada surah Al-Fatihah. Kita harus sadar, sehebat apapun rangkaian bahtera kita, tetap harus ada "Ridho" yang maha kuasa.
Untukmu calon makmum ku, bersantailah...
Tunggu aku datang dengan bapak ibu ku ke rumahmu...
Bandung, 29 Januri 2018
Calon Imam Mu
"Kamu" yang entah sedang di mana dan sedang jadi milik "siapa"...
Bisa saja "kamu" yang sedang membaca dengan sinis dan berfikir apatis, sambil memandang sepucuk surat cinta yang tak bermakna ini..
Aku berharap "kamu" membaca surat ini entah sekarang ataupun nanti.
Setidaknya "kamu" tau bagaimana niatku untuk membimbingmu..
Setiap kita pasti punya masa lalu, tak terkecuali aku, begitupun kamu
Percaya atau tidak mayoritas orang gak bakalan suka untuk membahas masa lalu, termasuk aku !
Tapi percayalah... Kita bisa berdiskusi bersama untuk membicarakannya di suatu waktu. Bukan bermaksud untuk membuka dan mengungkap luka di masa lalu... Tapi lebih kepada bekal buat kita untuk menatap masa yang akan datang.
Aku paham kalau gak ada seorangpun punya masa lalu yang sepenuhnya indah, tapi dari pemahaman itulah seharusnya kita bisa saling berdamai dengan masa lalu kita yang sudah-sudah.
Mari kita mulai menyusun dan merangkai kisah kita yang ada di depan..
Bisa mulai dengan panggilan sayang seperti "mama papa", atau mungkin "ayah bunda". Memang terdengar cukup menggelikan kalau kita bahas di saat sekarang, jatuhnya bisa alay atau ngikutin remaja yang "katanya" kekinian. Tapi coba bayangkan ketika kita membimbing buah hati kita nanti...
Mengajarkanya mengeja panggilan salah satu dari kita.. Bisa saja dengan panggilan "Mama" ataupun "Bunda", sambil kita merasa "Iri" satu sama lain ketika yang di sebut pertama adalah kata "Ayah", cukup mengasyikkan sekaligus "menyebalkan" bukan ?
Kita juga bisa berdebat kecil tentang gaya berpakaian ataupun model rambut yang akan dia kenakan.
Kenapa kita mendebatkan hal-hal "bodoh" seperti itu saat dia masih kecil ? Karena kita juga sadar ketika dia mulai beranjak dewasa, kita sudah tak bisa "sesuka hati" lagi untuk menentukan cara dia "bergaya".
Tapi tenang saja, kita masih bisa berusaha buat bikin lagi kok selama Allah juga mengijinkan, hhehe....
Ada mimpi indah pasti juga ada mimpi buruk kan... Selayaknya kutub positif dan kutub negatif, atau bisa juga seperti proton dan elektron yang memiliki gaya tolak menolak.
Bisa mulai dari masalah keuangan sampai masalah berbeda pandangan. Belum lagi ada pendapat dari luar yg bisa masuk dari salah satu orang tua kita atau "amit-amit" adanya orang ketiga.
Aku cuma bisa berharap kita bisa saling percaya dan saling menjaga komunikasi "baik" di antara kita, selayaknya bahtera, mau sekuat dan sehebat apapun di ciptakan akan tetap karam ketika Nahkoda dan kru kapal kurang waspada dan tak saling percaya. Contohnya saja 'Titanic" yang di klaim gak akan pernah bisa karam dalam kondisi apapun, malah karam karena kelalaian nahkoda dan kru kapal gagal untuk memposisikan kondisi kapal terhadap gunung es yang ada di depannya.
Mungkin kita gak perlu jadi seperti Titanic yang segalannya nampak mewah.
Mmmmmmm....... Mungkin cukup seperti kapal "Pinisi". Kenapa "Pinisi" ? Karena "Pinisi" terbuat dari serpihan-serpihan kapal yang hancur karena terjangan badai.
Yaaa... Seperti kita yang akan merangkai bahtera rumah tangga, menyusunya dari serpihan cita-cita yang dulu pernah kita rangkai dengan "Nahkoda" ataupun "Kru" kapal yang salah. Kita juga wajib loh menambahkan simbol layar "Pinisi" ke rangkaian bahtera kita !!! Bukan agar terlihat indah saja, tapi juga sebagai pelindung dari hal-hal yang di luar batas kemampuan kita. Selayaknya 2 layar utama dan 7 jumlah layar keseluruhan pada kapal "Pinisi". 2 Layar utama yang mengartikan 2 kalimat Syahadat & 7 layar yg bermakna jumlah ayat pada surah Al-Fatihah. Kita harus sadar, sehebat apapun rangkaian bahtera kita, tetap harus ada "Ridho" yang maha kuasa.
Untukmu calon makmum ku, bersantailah...
Tunggu aku datang dengan bapak ibu ku ke rumahmu...
Bandung, 29 Januri 2018
Calon Imam Mu
Spoiler for Pinisi:
![[LOVE LETTER 2] Untukmu, tulang rusuk-ku ...](https://dl.kaskus.id/www.gocelebes.com/wp-content/uploads/2013/03/kapal-pinisi-suku-bugis.jpg)
Spoiler for di puter tipis tipis biar syahdu:
