Pasti hal ini yang akan terpikirkan oleh generasi zaman old yang membaca novel dilan. Sebagai pemeran seorang dilan yang dikenal ketua geng motor tersohor di bandung. Muka serta pawakan Iqbal tidak mencerminkan seorang badboy. Dengan face iqbal yang goodboy banyak yang merasa Iqbal sangat tidak cocok memerankan seorang dylan. Akan tetapi jika konsumen film tersebut adalah generasi abg zaman sekarang memang face serta popularitas Iqbal sangat menjual untuk film tersebut.

Entah kenapa sebagai penikmat novel Dilan. Dewakere merasa banyak hal yang tidak terasa di filmnya sesuai dengan yang ada di novel tapi memang ekspetasi sebagai pembaca novel dewakere mungkin terlalu tinggi. Dewakere jadi ingat kata-kata seorang teman di sebuah grup. Jika kita melihat film seperti kita membuat mie instan berdasarkan resep dan cara penyajian di belakangnya. Tetapi jika kita membaca novel seperti kita berkreasi sendiri dengan mie instan tersebut dan bisa sesuai dengan pemikiran kita.

Memang film ini adalah suatu film genre remaja romantis. Akan tetapi banyak adegan di novelnya yang entah tidak ada. Dan akhirnya terskip oleh adegan-adegan romantis yang menurut dewakere terlalu chessy. Memang akhirnya berkat film dilan banyak orang yang membicarakannya dan mencotoh hal-hal yang terjadi di film dylan.

Seperti yang sudah-sudah jika sebuah novel laris lama yang akan diangkat menjadi sebuah film. Akan banyak orang yang cenderung ikut-ikutan dan merasa generasi tersebut dan untuk generasi zaman now film dilan menjadi tolak ukur seseorang menjadi romantis sebagai pasangan dan mendapatkan pasangan