Jakarta, Gatra.com - Puluhan supir angkot dan mikrolet Tanah Abang kembali berunjuk rasa di depan Balai Kota DKI. Tuntutan para supir masih sama yakni diizinkan lagi untuk mengangkut penumpang dari Stasiun Tanah Abang lama.

Sejak 22 Desember 2017, angkot dan mikrolet dilarang masuk ke Jalan Jatibaru Raya (Stasiun Tanah Abang lama) yang ditutup untuk tempat jualan pedagang kaki lima (PKL). Alhasil, penghasilan mereka anjlok 50% setiap harinya.
"Sekarang kami makin susah, pendapatan turun drastis. Ini kebijakan Anies dan Sandi bikin susah kita," kata salah seorang supir M03 di depan Balai Kota, Rabu (31/1).
Angkot dan mikrolet semakin tersudut dengan kehadiran bus Transjakarta Tanah Abang Explorer. Bus ini disediakan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk mengangkut penumpang dengan gratis.
Per 21 - 31 Desember 2017, Tanah Abang Explorer mengangkut 102.544 penumpang. Naik 3x lipat menjadi 312.365 penumpang pada periode 1 - 11 Januari 2018.
"Dulu bisa dapat Rp 150.000 - 160.000 setiap hari. Sekarang sejak (Jalan Jatibaru Raya) ditutup paling banyak Rp 60.000. Itu kita sering nombok," ujarnya.
Penutupan Jatibaru Raya berdampak kepada 1.459 angkutan umum berbagai jenis dan trayek di kawasan Tanah Abang. Yakni angkot (164 unit), mikrolet (1.170 unit), kopaja (60 unit), bus Mayasari (40 unit), bus Sinar Jaya (11 unit) dan Transjakarta (11 unit).
Perwakilan supir Tanah Abang diterima langsung Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno untuk berdialog. Namun sayang dialog yang berlangsung kurang lebih 1 jam itu tidak menemui titik terang dan kesepakatan.
"Belum ada keputusan apa-apa hari ini, katanya mereka punya solusi tapi akan dipaparkan hari Jumat (2/2)," pungkas perwakilan pengunjuk rasa. 

Reporter : Abdul Rozak
Editor : Sandika Prihatnala

Sumber : http://www.gatra.com/nusantara/jabod...k-menghasilkan

---


- Sandiaga Perpanjang LRT Jakarta Sampai ke Tanah Abang