Bandung, Gatra.com - Psikiater dr. Leonny Widjaya menyatakan inisial A (55), penganiayaan terhadap KH Umar Basri memiliki perilaku menyimpang. Umar adalah pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hidayah, Cicalengka, Bandung, Jawa Barat (Jabar).

"Perilaku dan aktivitas selama wawancara, pasien kurang sopan, tidak bisa menjawab pertanyaan dan selalu meloncat-loncat saat menjawab, tidak nyambung," kata Leony di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih, Kota Bandung, dilansir Antara , Selasa (30/1). Leonny mengatakan, pemeriksaan terhadap pelaku dilakukan untuk mengetahui kondisi kejiwaan. Karena saat kepolisian mencoba informasi, pelaku berprilaku tidak normal. Selama dua hari pemeriksaan dari tanggal 28 sampai 29 Januari, hasil dari tindakan yang berinisial A itu sudah mengalami gangguan kejiwaan. "Diperlukan pemeriksaan dan observasi selama dua hari pasien mungkin seorang penderita gangguan jiwa berat," katanya.Leonny menjelaskan, pasien juga memiliki halusinasi yang tidak bisa membedakan antara dunia nyata dengan dunia khayalannya sendiri. Namun Leonam tidak bisa menjelaskan secara rinci mengenai halusinasi tersebut. "Pikirannya tidak bisa membedakan dunia khayal dan dunia nyata. Dalam pikirannya tidak nyambung, tidak beraturan, dan tidak konsisten," ujarnya. Meski begitu, pil akan selesai dan mengobservasi selama 14 hari guna menjamin kondisi kejiwaan yang penuh pelaku. Di tempat yang sama, salah satu dokter Rumah Sakit Jiwa Cisarua, Lembang, Leny Irawati mengatakan, pelaku kecelakaan pernah menjadi pasien di Cisarua pada bulan Juni 2017. Pelaku A perawatan di RSJ Cisarua kurang dari 30 hari atau 26 Juni sampai 24 Juli 2017.Setelah rampungnya jiwa semakin intensif, A akhirnya diperbolehkan pulang karena sudah menujukan tanda-tanda normal. Akankah, A harus menjalani rawat jalan. "Namun sampai sekarang saya tidak pernah tahu apakah pasien kontrol atau tidak karena tidak pernah ketemu dengan saya," kata Leny.

Editor: Iwan Sutiawan

Sumber : http://www.gatra.com/nusantara/jawa/...aku-menyimpang

---