- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Listrik Berasal dari Sampah, Kota Jambi Bisa Hemat Rp 15 M Setahun


TS
katokito.com
Listrik Berasal dari Sampah, Kota Jambi Bisa Hemat Rp 15 M Setahun
Quote:
Pemkot Hemat Rp 15 M Setahun Listrik Berasal dari Sampah

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kini warga sekitar Pasar Talang Banjar, bisa menikmati listrik dan gas serta pupuk kompos yang berasal dari sampah organik di Kota Jambi. Menariknya, energi listrik bisa dimanfaatkan oleh warga selama 24 jam.
Bahkan saat ini, seluruh listrik yang ada di bangunan baru Pasar Talang Banjar, sudah menggunakan listrik yang berasal dari sampah. Menarik bukan?
Hal ini terlihat saat peresmian waste to energy (WTE) di Pasar Talang Banjar, yang diresmikan oleh Walikota Jambi Sy Fasha, Senin (29/1).
Integrated Resource Recovery Center (IRRC) WTE merupakan project hibah dari United Nations Environmet and Commision for Asia and the Pacific (UNESCAP), melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, serta United Cities and Local Governments Asia Pasific (UCLG-ASPAC), kepada Pemkot Jambi dalam mengatasi masalah sampah di Kota Jambi.
Hasilnya, sampah yang dikumpulkan setiap harinya dari Pasar Talang Banjar, akan dikelola menjadi energi listrik, gas dan kompos.
Menurut Fasha, ini merupakan proyek pertama di Indonesia, dan hanya ada di dua kota di Indonesia. Kota Jambi dan Kabupaten Malang. Kata dia, untuk memproduksi listrik, gas dan kompos dibutuhkan sebanyak 2,7 ton sampah setiap harinya. Sampah tersebut akan dimasukkan dalam ruangan khusus. Lalu diproses. Nantinya dibagi menjadi dua bagian, menghasilan energi listrik dan gas. Juga bagian yang menghasilkan pupuk kompos.
“Tenaga listrik yang dihasilkan dalam satu hari mencapai 16 KWH, dan akan kita jadikan subsidi bagi masyarakat sekitar Pasar Talang Banjar. Juga gas yang dihasilkan. Akan kita berikan secara gratis kepada masyarakat. Sehingga bisa mengurangi masalah gas elpiji 3 kg di masyarakat,” bebernya.
Fasha menyebutkan bahwa dengan adanya WTE ini, Pemkot Jambi bisa berhemat Rp 15 miliar setiap tahun dalam mengelola sampah. Biasanya, dalam satu tahun, Pemkot harus menghabiskan Rp 60 miliar untuk mengelola sampah.
“Sampah di Kota Jambi ini yang anorganik sebanyak 40 persen. 20 persennya kita kelola melalui bank sampah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Dan 20 persennya dimasukkan ke TPA. Sedangkan sampah organik ada 60 persen. Sebagian akan kita kelola melalui WTE,” bebernya.
Kedepan, Fasha juga akan membangun WTE di delapan hingga 10 titik di Kota Jambi. Baik di setiap pasar tradisional, juga di beberapa kecamatan. Sementara itu menurut Ade Palguna, Sekretaris Dirjen PSLB 3 KLHK, diharapkan pilot projek pertama di Indonesia tersebut membawa manfaat bagi masyarakat.
“Ke depan kami melakukan replikasi untuk kegiatan seperti ini di kota lain melalui dana APBN dan penerima manfaat juga jelas bisa dilihat dan dirasakan oleh masyarakat,” bebernya.
Sudirman, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK mengatakan bahwa merubah sampah menjadi energi listrik dan gas merupakan ide yang sangat bagus. Salah satunya berpengaruh terhadap ekonomi. Di mana listirk yang dihasilkan dari sampah akan sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. “Walikota Jambi dengan bantuan UCLG dan Escap memberikan subisdi listrik kepada masyarakat. Energi yang dihasilkan 16 KWH. Kalau dibagi bagi banyak banget. Bisa 24 jam. Ini juga menghasilkan kompos. Kompospun bisa dimanfaatkan. Mungkin bisa dijadikan kampung organik dan dikoordinir dengan baik,” bebernya. (viz/rib)
http://www.jambi-independent.co.id/r...al-dari-sampah
0
1K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan