- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Presiden Yang Berani Datang Ke Wilayah Perang


TS
c4punk1950...
Presiden Yang Berani Datang Ke Wilayah Perang
Soekarno

Wilayah yang dikunjungi Sukarno memang bukan wilayah konflik, tapi negara-negara disaat itu sedang perang dingin sehabis perang dunia ke II yang sudah menghabiskan energi dunia.
Salah satu negara adidaya pun dikunjungi pada waktu itu hingga terjadi insiden yang membuat ia marah, ya ketika itu Presiden Soekarno marah saat berkunjung ke Amerika Serikat. Soekarno merasa harga dirinya diinjak-injak oleh sistem protokoler Presiden AS. Peristiwa itu terjadi tahun 1950an. Soekarno dijadwalkan menemui Presiden Eisenhower tepat pukul 10.00 pagi.
Cerita Presiden marah di negeri adidaya itu dituturkan ajudan Soekarno, Bambang Widjanarko dalam buku 'Sewindu Dekat Bung Karno' terbitan Kepustakaan Populer Gramedia.
Pukul 09.58 Soekarno sudah tiba di tempat pertemuan. Pukul 10.00, Soekarno tersenyum lebar menunggu Eisenhower.
Pukul 10.10 Soekarno masih tenang. Pukul 10.25, Eisenhower belum datang, Soekarno mulai tegang dan tak mau bicara. Pukul 10.30 meledaklah amarahnya. Protokoler Presiden AS dimarahi.
"Apa-apaan ini, kalian yang menetapkan pertemuan pukul 10.00, hingga pukul 10.30 Presiden kalian belum datang juga!"
"Apakah kalian memang bermaksud menghina saya. Sekarang juga saya pergi," ujar Soekarno dengan marah.
Para pejabat AS pun kebingungan. Mereka sibuk meminta maaf dan meminta Soekarno tinggal. Eisenhower pun segera keluar menemui Soekarno.
Pada pertemuan berikutnya, Eisenhower mengubah sikapnya. Dia bahkan menyambut Soekarno begitu keluar dari pintu mobil. Padahal Presiden yang mantan jenderal perang dunia II ini biasanya sangat angkuh jika menemui pemimpin negara dunia ketiga, namun ketika bersama Kennedy Sukarno nampak sangat mesra dan dihormati.

Kunjungan kedua yang terekam sejarah adalah Turki di masa perang dingin terjadi, pada masa-masa ketika Perang Dingin sedang memanas dan Turki pada masa itu menjadi bagian dari Blok Barat, Presiden Soekarno dengan pandangan Non-Bloknya tetap mencoba untuk membangun persahabatan dengan Turki sebuah negara demokratis, modern, dan berpenduduk mayoritas Muslim.

Presiden Soekarno pada saat itu mungkin memiliki keyakinan dan visi bahwa Turki suatu saat akan jadi salah satu negara yang punya ikatan kuat dengan Indonesia.

Kemudian beliau terlihat di Afghanistan, Presiden Sukarno pada tahun 1961. Kala itu Afghanistan masih berbentuk kerajaan yang dipimpin Mohammad Zahir Shah yang berkuasa sejak 1933 hingga 1973.
Dari rekaman video milik Departemen Pers dan Informasi Kerajaan Afghanistan terlihat Sukarno tiba di Bandara Kabul dengan menumpang Pesawat Pan American pada 18 Mei, disambut langsung sang Raja dengan hangat. Tak cuma itu, dalam video yang diunggah di akun youtube oleh Pranoto Pranoto pada 27 Maret 2014 itu, pemerintah Afghanistan juga menggelar upacara secara militer untuk menyambut Sukarno.

Dalam sambutannya, Raja Zahir menyebut Sukarno bukan orang tamu asing bagi Afghanistan. Segenap rakyatnya mengenal sosok Sukarno sebagai bapak bangsa dan proklamator kemerdekaan Indonesia. Afghanistan merupakan salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Tapi negara itu baru resmi membuka kantor kedutaan di Jakarta pada 1954. Setahun kemudian, Afghanistan berperan aktif dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, 1955.
Dalam sambutannya Sukarno menyatakan, situasi politik global saat itu masih harus terus diperjuangan oleh negara-negara di Asia dan Afrika. Karena itu diantara mereka perlu bersatu dan saling bekerja sama secara erat guna menghadapi perang dingin antar dua negara Adidaya.
Soeharto

Aksi nekat yang patut di apresiasi adalah Suharto, smiling Jendral ini memang sangat nekat, di tengah berkecamuknya perang bosnia ia singgah kesana.
Kala itu, di tengah baku tembak antara Bosnia dan Serbia, Pak Harto berkunjung ke Bosnia-Herzegovina menemui Presiden Bosnia Alija Izetbegovic. Pesawat Soeharto terus menerus diawasi senapan anti pesawat udara. Presiden ke-2 RI ini pun dibidik sniper. Namun Soeharto kalem saja.
Saat itu Sjafrie berpangkat kolonel dan menjabat Komandan Grup A Paspampres. Ketika masih berada di Kroasia, terdengar kabar pesawat yang ditumpangi Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki saat terbang ke Bosnia. Namun insiden penambakan itu tidak menyurutkan langkah Soeharto ke Bosnia.

Karena keterbatasan kursi, hanya Sjafrie dan Mayor CPM Unggul yang mengawal Soeharto dalam pesawat sewaan itu. Sjafrie juga menulis Soeharto enggan mengenakan rompi anti peluru dan helm baja. Padahal semua memakai rompi antipeluru seberat 12 kg yang bisa menahan proyektil M-16.
Saat mendarat di Sarajevo, Sjafrie melihat senjata 12,7 mm yang biasa digunakan untuk merontokkan pesawat terbang terus mengikuti pesawat yang ditumpangi rombongannya. Saat konflik, lapangan terbang itu dikuasai dua pihak. Pihak Serbia menguasai landasan dari ujung ke ujung, sementara kiri-kanan landasan dikuasai Bosnia.

Namun alasan Presiden Suharto saat itu sangat sederhana, Sjafrie bertanya pada sang Presiden kenapa nekat datang ke Bosnia. "Ya kita kan tidak punya uang. Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja. Kita tengok. Yang penting orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik dan mereka menjadi tambah semangat" Jawaban Suharto simple namun membuat hati menjadi terharu. Tidak ada manusia yang sempurna termasuk beliau, jahat dan baik merupakan sisi mata uang yang selalu berdampingan begitu juga buat Suharto.
Jokowi

Ditengah terjadinya perang kepentingan di Afghanistan, Presiden Jokowi pun menyambanginya dengan alasan kemanusiaan.
Belum lama terjadi bom di kabul, namun beliau tetap ingin hadir untuk merekatkan hubungan, karena perang merupakan tragedi kemanusiaan. Intimidasi, teror, hingga genosida sering terjadi di negara konflik.

Menurut Jokowi Umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang dan terorisme.
"Datanya sangat memprihatinkan: 76 persen serangan teroris terjadi di negara Muslim dan 60 persen konflik bersenjata di dunia terjadi di negara Muslim. Lebih jauh lagi, jutaan saudara-saudara muslim Afghanistan menjadi pengungsi ke berbagai negara"

"Apakah kita akan biarkan kondisi yang memprihatinkan ini terus berulang terjadi? Tentu tidak. Kita tidak boleh membiarkan negara kita, dunia, berada dalam situasi konflik. Penghormatan kita kepada kemanusiaan, kepada humanity, seharusnya yang menjadi pemandu kita dalam berbangsa dan bernegara." ucapan Jokowi pun membuat rasa hormat pada lawan maupun kawan.
Dari tiga Presiden di atas semoga kita bisa mengambil hikmah apa tujuan mereka datang ke negara-negara yang sedang terlibat konflik, dan negara ini pun membuka mata mereka, bahwa Indonesia perduli dengan negara-negara sahabat.
Bagaimana menurut kalian kawan ?? Sruuppuutt dolo sebelum coment..

Referensi
https://m.merdeka.com/peristiwa/kunjungan-jokowi-ke-afghanistan-dan-keberanian-soeharto-tembus-bosnia.html
:nyantai

Diubah oleh c4punk1950... 31-01-2018 00:19
0
5K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan