Quote:
JAKARTA – Indonesia memasuki tahun 2018 dengan status baru, sebagai negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) menembus 1 triliun dollar AS. Dari 180 negara di dunia, tercatat hanya ada 16 negara yang memiliki output di atas 1 triliun dollar AS.
Bila dijumlahkan, total PDB keenambelas negara tersebut mencapai hampir 60 triliun dollar AS atau atau sekitar 75 persen dari total output dunia. “Dengan luas teritori darat di posisi 15 terluas di dunia dan penduduknya keempat terbesar di dunia, maka Indonesia menjadi negara dengan bobot geoekonomi dan geopolitik yang semakin besar,” kata Chief Economist Bank CIMB Niaga, Adrian Panggabean dalam Economi Note 2018 yang diterima di Jakarta, Kamis (18/1).
Menurut Adrian, pergerakan sektor riil pada tahun lalu sedikit lebih baik dibanding 2016, sehingga PDB nampaknya telah bertumbuh di angka 5,1 persen dengan katalisator utamanya yakni konsumsi masyakarat dan investasi. Laju pertumbuhan konsumsi masyarakat di tahun 2017 tetap berada di angka hampir 5 persen, atau tidak berbeda dengan laju pertumbuhan konsumsi masyarakat di 2015 dan 2016.
Sedangkan, pertumbuhan investasi pun bergerak naik, utamanya ditopang oleh mulai bergeraknya investasi bangunan (infrastruktur) dan didorong oleh investasi mesin.
“Investasi bertumbuh sekitar 5,8 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2016,” jelas Adrian. Katalisator lainnya yakni ekspor neto, walaupun bertumbuh cukup kuat, nisbahnya dalam perhitungan PDB relatif kecil. Akibatnya, efek ungkitnya terhadap pertumbuhan PDB tidak terlihat signifikan.
Katalis Berkurang
Tahun ini, Adrian memperkirakan PDB akan tumbuh 5,2 persen karena kurangnya katalis pertumbuhan yang diharapkan bisa muncul pada 2018. Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di mana defisit fiskal diperkirakan sebesar 2,3 persen terhadap PDB, menyebabkan APBN 2018 lebih terlihat konsolidatif dan populis ketimbang ekspansif dan populis.
Di satu sisi, realokasi anggaran ke arah pengeluaran rutin berpotensi memberikan daya dorong lewat naiknya belanja rutin pemerintah. Sementara itu, ekonom Indef, Bhima Yudhistira menilai pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 diprediksi mampu tumbuh minimum 5,1 persen ditopang oleh berbagai faktor, salah satunya adanya gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak.
SUMBER
untung kemaren hanya kalah di jakarta, sehingga semrawut dan jadi MUNDUR hanya daerah jakarta
ntar pilpres klo milih yg suka main sara siap2 negara ini (semua provinsi ) mundur semua
baru menang gubernur saja da ajak2 "revolusi putih" buat beli susu di perusahaannya
apalagi klo da jadi presiden???