- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Tanpa Kau sadari Aku mencintaimu
TS
fredylana
Tanpa Kau sadari Aku mencintaimu
Tanpa Kau sadari Aku mencintaimu
Mungkin ini memang jalan takdirku
Mengagumi tanpa dicintai
Tak mengapa bagiku, asal kau pun bahagia...
Dalam hidupmu...
Dalam hidupmu...
Telah lama ku pendam perasaan itu
Menunggu hatimu menyambut diriku...
Tak mengapa bagiku...
Mencintaimu pun adalah bahagia untukku
Halo Guys, izinkan saya yang nuwbi ini membagikan cerita yang anggap saja ini fiktif biar tak ada pada penasaran

Part 1
Quote:
Pagi hari ini adalah hari pertama jadwal kegiatan acara Mos masa SMA gw dimulai, gw memakai pakaian kaos putih yang agak kusut dan sedikit pudar namun masih bagus dan celana training panjang hitam punya ayah dengan segala perlengkapan Mos yang nyeleneh didalam karung yang sudah gue sulap menjadi tas sandang. Sebenarnya gw merasa agak malu juga memakai tas karung sepanjang perjalanan apalagi isinya yang mungkin agak konyol di mata orang lain. Sesekali gw berpapasan dengan orang dan pandangannya seperti menertawai gw dan sesaat kemudian mengalihkan pandangannya lagi ke arah jalannya mungkin mereka sudah mafhum para siswa-siswa angkatan pertama selalu melewati hal memalukan ini setiap tahunnya atau mungkin mereka pernah mengalaminya juga entahlah yang penting gw tetap saja malu. Tapi demi cita-cita dan ilmu(cewek-cewek geulis oge)yang bakal gw dapatkan nanti hal seperti ini harus gw hadapi apapun itu rintangannya karena untuk mencapai sesuatu diperlukan pengorbanan yang setara demi mendapatkannya.
Gw biasa dipanggil Fredi punya seorang adik cowok yang tahun ini juga memasuki tahun ajaran baru di jenjang SMP, ayah gw seorang pedagang daging ayam di dekat pasar induk tak jauh dari rumah sedangkan ibu gw hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Walaupun kehidupan kami cukup terbilang pas-pasan tapi gw merasa sangat bersyukur dan bahagia karena masih diberikan keluarga yang utuh dan harmonis makanya semasa smp gw gak mau neko-neko minta ini itu sama ortu seperti hal yang lazim dilakukan oleh remaja-remaja lainnya karena gw sadar akan kehidupan keluarga gw, gw hanya berharap sekeluarga bisa makan hari itu saja sudah sangat cukup. Semasa smp pun gw berusaha fokus untuk belajar dan belajar keras memahami ilmu-ilmu yang diberikan oleh para guru hingga kehidupan sosial gw lumayan tertutup hanya beberapa orang yang akrab dengan gw itupun orang yang kutu buku seperti gw. Masalah pacaran gak ada samasekali masuk dalam hidup gw namun jatuh cinta sekuat apapun gw menolaknya akhirnya gw kalah juga dan membiarkan perasaan itu menelusuk jauh kedalam relung hati gw. Ya, gw pernah jatuh cinta dan dia adalah cinta pertama gw namun cinta yang cukup gw sendiri saja merasakannya.
Sedang asyik berjalan sambil mengenang masa lalu smp gw yang gak begitu berkesan gw melihat sebuah mobil sedan putih terparkir di tepi jalan dengan kap terbuka asap putih mengepul dari mesin yang terbuka itu, seorang pria setengah baya tampak sibuk mengecek mesin tersebut sambil tangannya menggenggam hp pertanda dia ingin menelepon seseorang, setelah posisi gw dekat dengan mobil itu sesosok perempuan yang sepertinya familiar bagiku sedang berdiri disamping bapak itu dari gestur badannya dia tampak gelisan tapi aku belum bisa melihat wajahnya karena masih tertutup kap mobil.
Saat aku sudah melewati sedikit mobil itu aku menoleh. Jantungku rasanya berdenyut semakin cepat, nafasku terasa berat dan badanku mulai kaku. Wajahnya yang putih, alisnya yang tipis, bibirnya yang tipis memesona serta dagunya yang agak lancip itu masih terekam jelas di otakku dan kini dia berada jelas di depanku, sekilas perempuan ini mengingatkanku dengan bebi tsabina namun rambutnya agak lebih pendek dan hitam. Namanya perempuan itu ...
"Eh lo Fredi, 'kan? Temen sekelas gw pas di smp?" tiba-tiba dia sudah didepanku menatapku dengan raut wajah terkejut sekaligus senang, gw yang tak menyadarinya hanya bisa terpaku didepannya menatap wajahnya yang teramat cantik itu
"Hei, lo kesambet ya? Diajak ngomong kok diem gitu, ih" Perempuan di depanku sepertinya sedikit kesal karena merasa kuacuhkan.
"E-Eh nggak kok Nad, lo masih ingat degan gw?" ucap gw yang berusaha menenangkan diri padahal jantung gw rasanya udah mau meledak.
"Ya ampun fredi lo ngaco ya, masa temen SMP selama 3 TAUN sendiri lupa, ada-ada aja ih" ucap perempuan itu semakin manyun karena ucapan ngelanturku tapi aku merasa begitu senang ternyata dia ingat denganku walaupun 3 tahun sekelas bisa dibilang gw ngomong sesekali saja itu pun masalah tugas.
"Hehehe kirain gitu, eh lo sekolah di SMA 3 juga Nad, pakaian kita samaan nih" kulihat pakaiannya sama sepertiku kaos putih celana panjang hitam cuma kaosnya agak ngepas ke badannya dan celana yang agak ketat juga.
"Iya Fred, gw niatnya udah berangkat pagi-pagi supaya nggak telat tapi tiba mobilnya malah mogok huffft" dia mendengus kesal dengan wajah cemberut yang manis sekali.
"Nasib itu mah, bareng aja yuk jalan kaki ma gw, bentar lagi telat nih" ucap gw memberanikan diri mengajaknya berjalan karena kalo gak gw tawarin nanti dikira gw sombong.
"Huh, yaudah hayu cepetan fred ntar telat kita dihukum, mang, Nadia duluan aja ya berangkatnya bareng temen mau telat soalnya" ucap Nadia kepada pria yang menurutku adalah supirnya.
"Iya neng, sok aja, maap mobilnya mogok total neng Nadia" balas pria itu menunduk sedikit
"Duluan mang" sapa gw sekedar basa-basi dibalas anggukan pelan pria itu
Dia Nadia teman sekelas gw semasa SMP dari kelas 1 sampai 3 yang entah memang nasib atau kebetulan kami selalu ditempatkan dikelas yang sama. Bisa dibilang Nadia berasal dari keluarga yang kaya dan terhormat, denger-denger sih ayahnya Nadia seorang jaksa. Yang membuat gw sedikit heran kenapa dia memilih sekolah SMA yang jauh dari rumahnya dan biasa-biasa saja malah setahu gw didekat rumahnya ada sekolah elit yang kebanyakan siswanya dari keluarga kaya atau pejabat, biarlah dia, keluarganya dan tuhan yang tahu penyebabnya.
Karena gw teramat senang ingin rasanya gw memeluk nadia erat-erat dan nggak ingin melepaskannya tapi gw hanya bisa membayangkannya saja sendiri karena Nadia adalah cinta pertama gw, cinta yang sudah tiga tahun gw pendam erat-erat dan mungkin untuk tiga tahun lagi cinta yang gw pendam akan semakin menumpuk, gw nggak sanggup untuk mengungkapkannya karena gw sangat mencintainya ....
Gw biasa dipanggil Fredi punya seorang adik cowok yang tahun ini juga memasuki tahun ajaran baru di jenjang SMP, ayah gw seorang pedagang daging ayam di dekat pasar induk tak jauh dari rumah sedangkan ibu gw hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Walaupun kehidupan kami cukup terbilang pas-pasan tapi gw merasa sangat bersyukur dan bahagia karena masih diberikan keluarga yang utuh dan harmonis makanya semasa smp gw gak mau neko-neko minta ini itu sama ortu seperti hal yang lazim dilakukan oleh remaja-remaja lainnya karena gw sadar akan kehidupan keluarga gw, gw hanya berharap sekeluarga bisa makan hari itu saja sudah sangat cukup. Semasa smp pun gw berusaha fokus untuk belajar dan belajar keras memahami ilmu-ilmu yang diberikan oleh para guru hingga kehidupan sosial gw lumayan tertutup hanya beberapa orang yang akrab dengan gw itupun orang yang kutu buku seperti gw. Masalah pacaran gak ada samasekali masuk dalam hidup gw namun jatuh cinta sekuat apapun gw menolaknya akhirnya gw kalah juga dan membiarkan perasaan itu menelusuk jauh kedalam relung hati gw. Ya, gw pernah jatuh cinta dan dia adalah cinta pertama gw namun cinta yang cukup gw sendiri saja merasakannya.
Sedang asyik berjalan sambil mengenang masa lalu smp gw yang gak begitu berkesan gw melihat sebuah mobil sedan putih terparkir di tepi jalan dengan kap terbuka asap putih mengepul dari mesin yang terbuka itu, seorang pria setengah baya tampak sibuk mengecek mesin tersebut sambil tangannya menggenggam hp pertanda dia ingin menelepon seseorang, setelah posisi gw dekat dengan mobil itu sesosok perempuan yang sepertinya familiar bagiku sedang berdiri disamping bapak itu dari gestur badannya dia tampak gelisan tapi aku belum bisa melihat wajahnya karena masih tertutup kap mobil.
Saat aku sudah melewati sedikit mobil itu aku menoleh. Jantungku rasanya berdenyut semakin cepat, nafasku terasa berat dan badanku mulai kaku. Wajahnya yang putih, alisnya yang tipis, bibirnya yang tipis memesona serta dagunya yang agak lancip itu masih terekam jelas di otakku dan kini dia berada jelas di depanku, sekilas perempuan ini mengingatkanku dengan bebi tsabina namun rambutnya agak lebih pendek dan hitam. Namanya perempuan itu ...
"Eh lo Fredi, 'kan? Temen sekelas gw pas di smp?" tiba-tiba dia sudah didepanku menatapku dengan raut wajah terkejut sekaligus senang, gw yang tak menyadarinya hanya bisa terpaku didepannya menatap wajahnya yang teramat cantik itu
"Hei, lo kesambet ya? Diajak ngomong kok diem gitu, ih" Perempuan di depanku sepertinya sedikit kesal karena merasa kuacuhkan.
"E-Eh nggak kok Nad, lo masih ingat degan gw?" ucap gw yang berusaha menenangkan diri padahal jantung gw rasanya udah mau meledak.
"Ya ampun fredi lo ngaco ya, masa temen SMP selama 3 TAUN sendiri lupa, ada-ada aja ih" ucap perempuan itu semakin manyun karena ucapan ngelanturku tapi aku merasa begitu senang ternyata dia ingat denganku walaupun 3 tahun sekelas bisa dibilang gw ngomong sesekali saja itu pun masalah tugas.
"Hehehe kirain gitu, eh lo sekolah di SMA 3 juga Nad, pakaian kita samaan nih" kulihat pakaiannya sama sepertiku kaos putih celana panjang hitam cuma kaosnya agak ngepas ke badannya dan celana yang agak ketat juga.
"Iya Fred, gw niatnya udah berangkat pagi-pagi supaya nggak telat tapi tiba mobilnya malah mogok huffft" dia mendengus kesal dengan wajah cemberut yang manis sekali.
"Nasib itu mah, bareng aja yuk jalan kaki ma gw, bentar lagi telat nih" ucap gw memberanikan diri mengajaknya berjalan karena kalo gak gw tawarin nanti dikira gw sombong.
"Huh, yaudah hayu cepetan fred ntar telat kita dihukum, mang, Nadia duluan aja ya berangkatnya bareng temen mau telat soalnya" ucap Nadia kepada pria yang menurutku adalah supirnya.
"Iya neng, sok aja, maap mobilnya mogok total neng Nadia" balas pria itu menunduk sedikit
"Duluan mang" sapa gw sekedar basa-basi dibalas anggukan pelan pria itu
Dia Nadia teman sekelas gw semasa SMP dari kelas 1 sampai 3 yang entah memang nasib atau kebetulan kami selalu ditempatkan dikelas yang sama. Bisa dibilang Nadia berasal dari keluarga yang kaya dan terhormat, denger-denger sih ayahnya Nadia seorang jaksa. Yang membuat gw sedikit heran kenapa dia memilih sekolah SMA yang jauh dari rumahnya dan biasa-biasa saja malah setahu gw didekat rumahnya ada sekolah elit yang kebanyakan siswanya dari keluarga kaya atau pejabat, biarlah dia, keluarganya dan tuhan yang tahu penyebabnya.
Karena gw teramat senang ingin rasanya gw memeluk nadia erat-erat dan nggak ingin melepaskannya tapi gw hanya bisa membayangkannya saja sendiri karena Nadia adalah cinta pertama gw, cinta yang sudah tiga tahun gw pendam erat-erat dan mungkin untuk tiga tahun lagi cinta yang gw pendam akan semakin menumpuk, gw nggak sanggup untuk mengungkapkannya karena gw sangat mencintainya ....
anasabila memberi reputasi
1
1.1K
Kutip
8
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan