- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bani daster sampai IQ 200 sekolam, 'kamus nyinyir' istilah di medsos yang diperbarui


TS
berita378
Bani daster sampai IQ 200 sekolam, 'kamus nyinyir' istilah di medsos yang diperbarui
Dari bani daster sampai IQ 200 sekolam, 'kamus nyinyir' berbagai istilah di medsos yang diperbarui

demo anti ahok
Quote:

demo anti ahok
Quote:
Istilah 'kaum Bumi datar' dan 'cebongers' mungkin sudah sering Anda dengar sejak pilkada Jakarta lalu, tapi sejak itu muncul istilah-istilah lain yang banyak digunakan di media sosial.
Istilah-istilah itu antara lain bani daster dan kaum cingkrang. Siapa yang dimaksud dan kapan istilah itu digunakan?
Pertanyaan soal berbagai istilah yang digunakan di media sosial itu dicuitkan oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD lewat Twitternya.
Cuitan Mahfud itu disebarkan lebih dari 300 kali dan disukai hampir 900 kali pada Jumat (26/1) siang.
Yang menarik, dari 300 lebih balasan cuitan yang diterima Mahfud, salah satunya adalah dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang mengaku sama bingungnya dan beritikad mencari kamus istilah di media sosial.
Beberapa istilah yang disebut oleh Mahfud pernah dibahas oleh BBC Indonesia lewat Kamus Nyinyir 'Pilkada Jakarta' di media sosial.
Dalam edisi pertama itu , ada bahasan tentang ' kaum Bumi datar ' yang bukan untuk anggota komunitas Flat Earth Society yang tersebar di berbagai negara di dunia. Melainkan lebih banyak digunakan netizen untuk merujuk pada kalangan fanatik agama yang dianggap ' bersumbu pendek ,' alias mudah marah dan mudah dimanfaatkan oleh kepentingan politik tertentu (tetapi kalau dikritik atau diberi masukan akan lebih marah-marah lagi).
Istilah lain seperti ' cebongers ' yang berasal dari kecebong banyak digunakan pada Pilpres 2014 lalu untuk menyebut pendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Kata ini diambil dari istilah kecebong yang artinya adalah larva binatang amfibi (seperti misalnya kodok) yang hidup di air dan bernapas dengan insang serta berekor.
Sebutan ini mungkin muncul karena para haters terinspirasi oleh fakta bahwa Joko Widodo gemar memelihara kodok ketika menjadi walikota Solo dan gubernur Jakarta.
Karena itulah segelintir orang bahkan menyebut Jokowi sebagai 'raja kodok' - berdampingan dengan sebutan cebongers (pengikutnya). Pemimpin FPI, Rizieq Shihab sempat meledek dengan sebutan 'Jokodok.'
Namun seorang warganet @ophunkdoank mengatakan bahwa 'bong', kependekan dari cebong, kini kerap digunakan seorang ilmuwan yang "menandakan ketidaksukaannya kepada kelompok-kelompok yang suka pada kinerjanya Presiden @jokowi".
Salah satu warganet yang kerap menggunakan kata 'bong' untuk menyebut kelompok tertentu adalah @rockygerung, seorang dosen Universitas Indonesia.
Tetapi pengguna @sabilillahmad memberikan klasifikasi bahwa kecebong pun tak bisa dipukul rata, tapi ada pengelompokan tersendiri, seperti kecebong amis, kecebong atheis, dan kecebong islamofobik.
Lalu, bagaimana dengan istilah lain seperti, misalnya, 'bani daster'? Berikut kami mencoba menjawabnya.
1. Bani daster
Bani / ba-ni / nomina
Kata ini berarti anak; anak cucu; keturunan: -- Adam, seluruh umat manusia. Bani daster tampaknya adalah cara dari kubu pendukung Jokowi dan Ahok untuk membalas setelah disebut bani taplak dan bani serbet.
Bani taplak dan bani serbet merujuk para pendukung Ahok (juga dikenal sebagai sebutan Ahokers) yang mungkin berarti 'kaum serbet atau taplak' dari kemeja kotak-kotak yang menjadi ciri khas Ahok-Djarot.
Sementara bani daster merujuk pada kelompok-kelompok Islam tertentu yang berpartisipasi dalam aksi-aksi demonstrasi 'bela Islam' di Monas dan mengenakan pakaian gamis ala Arab yang disebut mirip daster, atau pakaian rumah buat perempuan.
Bani daster diasosiasikan dengan mereka yang menentang Jokowi dan biasanya mendukung Prabowo.
Netizen pun menambahkan berbagai interpretasi mereka akan apa yang disebut 'bani daster', ada yang mengartikannya sebagai 'keturunan Arab', namun ada juga yang menyebutkan bahwa 'bani daster' sering digunakan sebagai alternatif untuk 'kaum cingkrang', 'bani jenggot', dan 'Bumi datar' untuk merujuk pada kelompok Islam garis keras.
2. Tato jidat
Tato / ta-to / nomina
Seorang warganet @sailormoon_rise menambahkan berbagai istilah lain yang menurutnya sering digunakan "sebagai hinaan". Salah satunya adalah tato jidat.
Tato, menurut KBBI III, berarti gambar (lukisan) pada kulit tubuh, sehingga tato jidat yang merujuk pada orang-orang yang sering salat dan bersujud sampai bagian dahinya menghitam.
Istilah tato jidat tampaknya dikenakan juga pada kelompok orang-orang yang sama yang juga dijuluki 'bani daster', dan warganet lain juga menambahkan istilah lain untuk 'tato jidat' yaitu 'bani jidat gosong'.
3. Kaum cingkrang
Cingkrang / cing-krang / adjektiva
Menurut KBBI, 'cingkrang' berarti terlalu pendek. Istilah ini merujuk pada celana yang cingkrang yang banyak dikenakan oleh penganut Islam taat.
Sama halnya seperti 'bani daster' dan 'tato jidat', istilah ini juga merujuk pada kelompok yang kerap berpartisipasi dalam aksi-aksi demonstrasi 'bela Islam' berjilid-jilid beberapa waktu lalu.
Soerang warganet, @fadli83809632 mencatat bahwa selain kaum cingkrang atau bani cingkrang, istilah-istilah serupa yang juga pernah digunakan untuk melabeli kelompok yang sama adalah bani unta, bani jenggot, dan pemuja unta.
4. Bani micin
me.cin / mècin / nomina
Micin atau mecin, menurut KBBI, merujuk pada garam natrium dari asam glutamat, yang digunakan sebagai penguat rasa.
Namun mecin juga secara luas diyakini punya dampak yang bisa membuat otak rusak atau memperlambat perkembangan kecerdasan pada anak-anak.
'Bani micin' atau 'kaum kebanyakan micin' merujuk pada kelompok yang anti-Jokowi atau kerap menyalahkan Jokowi atas berbagai kebijakan yang diambilnya atau mungkin hal yang, oleh pendukung Jokowi, dianggap tidak ada hubungannya dengan kebijakan Jokowi.
Salah satu yang mempopulerkan dan menggunakan istilah 'bani micin' adalah selebritas media sosial, Denny Siregar, seorang pendukung Presiden Jokowi yang tulisan-tulisannya kerap menghiasi grup WhatsApp Anda.
5. "IQ 200 sekolam"
Istilah "IQ 200 sekolam" yang juga populer di kalangan warganet ditujukan pada kelompok 'cebong' atau 'cebongers' oleh kubu lawannya. Frasa itu pertama muncul dalam cuitan @rockygerung pada Agustus 2017 lalu, tapi kemudian masih terus muncul dan dikutip luas oleh warganet dalam cuitan-cuitan sesudahnya.
6. Kaum penthol korek atau kaum sumbu pendek
Pentol / pen-tol / nomina (n)
Menurut KBBI, pentol berarti "sesuatu (bentuk) yang menonjol (agak besar); cembul; tombol; kenop". Dalam hal ini, pentol korek atau ujung korek sering digunakan bergantian dengan 'sumbu pendek' yang bersifat mudah tersulut api.
Frasa ini lebih banyak digunakan netizen untuk merujuk pada kalangan fanatik agama yang dianggap 'bersumbu pendek' dan mudah tersulut kemarahannya oleh hal-hal yang dianggap menghina Islam atau ulama.
Meski istilah-istilah ini cukup leluasa dilontarkan oleh warganet di media sosial, namun ada juga yang keberatan dengan semakin meluasnya pemakaian istilah-istilah tersebut.
Keberatan dari warganet dari yang soal 'ringan', yaitu bahwa nantinya kata-kata ini akan masuk secara resmi dalam kamus, sampai yang mengatakan bahwa istilah ini hanya untuk melecehkan atau menghina masing-masing kelompok saja.
Warganet lain menggarisbawahi bahwa penggunaan istilah-istilah ini intinya hanya membagi dua warganet pada afiliasi politik tertentu: pro atau anti-pemerintah, bahkan pro-anti Jokowi, pro atau anti Ahok -yang sekarang sudah dipenjara. Dan siapa yang merasa paling benar.
Istilah-istilah itu antara lain bani daster dan kaum cingkrang. Siapa yang dimaksud dan kapan istilah itu digunakan?
Pertanyaan soal berbagai istilah yang digunakan di media sosial itu dicuitkan oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD lewat Twitternya.
Cuitan Mahfud itu disebarkan lebih dari 300 kali dan disukai hampir 900 kali pada Jumat (26/1) siang.
Quote:
Sy takjub atas kecerdasan rakyat membuat istilah2 baru. Melalui medsos sy sering membaca istilah2: kaum bumi datar, kecebong, bani daster, cebonger, kaum cingkrang, bani jenggot dll. Kadang sy tak tahu dan salah menggunakan istilah2 tsb dlm konteks isu. Tuips, tolong jelaskan 1/1
[url]https://S E N S O Ri6ygrtZEqf[/url]
β Mahfud MD (@mohmahfudmd) 25 Januari 2018
[url]https://S E N S O Ri6ygrtZEqf[/url]
β Mahfud MD (@mohmahfudmd) 25 Januari 2018
Yang menarik, dari 300 lebih balasan cuitan yang diterima Mahfud, salah satunya adalah dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang mengaku sama bingungnya dan beritikad mencari kamus istilah di media sosial.
Quote:
Betul sekali Prof. Banyak yg sy harus belajar. Mestinya ada medsos dictionary. Supaya kalau bingung tidak perlu cari2. Tantangan untk netizen, ayo bikin kamus kecil bahasa kalian. Biar kita bisa update to understand you!!! ππ
β Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) 25 Januari 2018
Kecebong <-> kecoa
Bani serbet <-> Bani daster/bani cingkrang
Cebongers <-> kencing onta
Sebuah analogi unik yang perlu dipahami jaman NOW Bu Susi. ππππββ [url]https://S E N S O RQpeS70RdoA[/url]
β Pradahlan Sindu M (@Dahlanarisando) 26 Januari 2018
β Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) 25 Januari 2018
Kecebong <-> kecoa
Bani serbet <-> Bani daster/bani cingkrang
Cebongers <-> kencing onta
Sebuah analogi unik yang perlu dipahami jaman NOW Bu Susi. ππππββ [url]https://S E N S O RQpeS70RdoA[/url]
β Pradahlan Sindu M (@Dahlanarisando) 26 Januari 2018
Beberapa istilah yang disebut oleh Mahfud pernah dibahas oleh BBC Indonesia lewat Kamus Nyinyir 'Pilkada Jakarta' di media sosial.
Dalam edisi pertama itu , ada bahasan tentang ' kaum Bumi datar ' yang bukan untuk anggota komunitas Flat Earth Society yang tersebar di berbagai negara di dunia. Melainkan lebih banyak digunakan netizen untuk merujuk pada kalangan fanatik agama yang dianggap ' bersumbu pendek ,' alias mudah marah dan mudah dimanfaatkan oleh kepentingan politik tertentu (tetapi kalau dikritik atau diberi masukan akan lebih marah-marah lagi).
Istilah lain seperti ' cebongers ' yang berasal dari kecebong banyak digunakan pada Pilpres 2014 lalu untuk menyebut pendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Kata ini diambil dari istilah kecebong yang artinya adalah larva binatang amfibi (seperti misalnya kodok) yang hidup di air dan bernapas dengan insang serta berekor.
Quote:
Jangan seperti ilmuwan yg satu selalu menggunakan istilah "bong" menandakan ketidak sukaannya kpd kelompok2 yg suka pada kinerjanya Presiden @jokowi .
β ParLaguboti (@ophunkdoank) 25 Januari 2018
β ParLaguboti (@ophunkdoank) 25 Januari 2018
Sebutan ini mungkin muncul karena para haters terinspirasi oleh fakta bahwa Joko Widodo gemar memelihara kodok ketika menjadi walikota Solo dan gubernur Jakarta.
Karena itulah segelintir orang bahkan menyebut Jokowi sebagai 'raja kodok' - berdampingan dengan sebutan cebongers (pengikutnya). Pemimpin FPI, Rizieq Shihab sempat meledek dengan sebutan 'Jokodok.'
Namun seorang warganet @ophunkdoank mengatakan bahwa 'bong', kependekan dari cebong, kini kerap digunakan seorang ilmuwan yang "menandakan ketidaksukaannya kepada kelompok-kelompok yang suka pada kinerjanya Presiden @jokowi".
Salah satu warganet yang kerap menggunakan kata 'bong' untuk menyebut kelompok tertentu adalah @rockygerung, seorang dosen Universitas Indonesia.
Tetapi pengguna @sabilillahmad memberikan klasifikasi bahwa kecebong pun tak bisa dipukul rata, tapi ada pengelompokan tersendiri, seperti kecebong amis, kecebong atheis, dan kecebong islamofobik.
Quote:
Ini prof, mohon dikoreksi... pic.twitter.com/ud9xFQETal
β @bil~ (@sabilillahmad) 25 Januari 2018
β @bil~ (@sabilillahmad) 25 Januari 2018
Lalu, bagaimana dengan istilah lain seperti, misalnya, 'bani daster'? Berikut kami mencoba menjawabnya.
1. Bani daster
Bani / ba-ni / nomina
Kata ini berarti anak; anak cucu; keturunan: -- Adam, seluruh umat manusia. Bani daster tampaknya adalah cara dari kubu pendukung Jokowi dan Ahok untuk membalas setelah disebut bani taplak dan bani serbet.
Bani taplak dan bani serbet merujuk para pendukung Ahok (juga dikenal sebagai sebutan Ahokers) yang mungkin berarti 'kaum serbet atau taplak' dari kemeja kotak-kotak yang menjadi ciri khas Ahok-Djarot.
Sementara bani daster merujuk pada kelompok-kelompok Islam tertentu yang berpartisipasi dalam aksi-aksi demonstrasi 'bela Islam' di Monas dan mengenakan pakaian gamis ala Arab yang disebut mirip daster, atau pakaian rumah buat perempuan.
Bani daster diasosiasikan dengan mereka yang menentang Jokowi dan biasanya mendukung Prabowo.
Netizen pun menambahkan berbagai interpretasi mereka akan apa yang disebut 'bani daster', ada yang mengartikannya sebagai 'keturunan Arab', namun ada juga yang menyebutkan bahwa 'bani daster' sering digunakan sebagai alternatif untuk 'kaum cingkrang', 'bani jenggot', dan 'Bumi datar' untuk merujuk pada kelompok Islam garis keras.
Quote:
Bumi datar (FE)= tidak mempercayai bahwa bumi itu bulat
Kecebong = pemuja ahok yang keblinger
Bani Daster = keturunan arab
Kaum cingkrang = orang salafi / wahabi
Kaum jengot = orang salafi / wahabi
β asep_suryawan (@asep_suryawan) 25 Januari 2018
Bumi datar = cingkrang = bani daster = bani jenggot = sering diartikan sbg islam ekstrimis, biasanya prabower;
Kecebong = cebonger = bani kotak2 = jokower;
Sepertinya hidupku terlalu selo sampe paham benar istilah2 begini π
β Teuku Alfian Pase (@alfianpase) 25 Januari 2018
Kecebong = pemuja ahok yang keblinger
Bani Daster = keturunan arab
Kaum cingkrang = orang salafi / wahabi
Kaum jengot = orang salafi / wahabi
β asep_suryawan (@asep_suryawan) 25 Januari 2018
Bumi datar = cingkrang = bani daster = bani jenggot = sering diartikan sbg islam ekstrimis, biasanya prabower;
Kecebong = cebonger = bani kotak2 = jokower;
Sepertinya hidupku terlalu selo sampe paham benar istilah2 begini π
β Teuku Alfian Pase (@alfianpase) 25 Januari 2018
2. Tato jidat
Tato / ta-to / nomina
Seorang warganet @sailormoon_rise menambahkan berbagai istilah lain yang menurutnya sering digunakan "sebagai hinaan". Salah satunya adalah tato jidat.
Tato, menurut KBBI III, berarti gambar (lukisan) pada kulit tubuh, sehingga tato jidat yang merujuk pada orang-orang yang sering salat dan bersujud sampai bagian dahinya menghitam.
Quote:
Itu kata2 hinaan prof.Khususnya dtujukn bg org2 yg ikut aksi bela Islm.srg dcap kaum bumi dtr,celana cingkrang,tatto djidat,bani onta,bani jenggot,bani daster.Ntah knp?Pdhl al quran mjelaskn bumi itu blt.Soal baju,itu jg hak azasi sseorg.Tatto djidat itu hinaan un yg rajin sujud.
β Corrina (@sailormoon_rise) 25 Januari 2018
β Corrina (@sailormoon_rise) 25 Januari 2018
Istilah tato jidat tampaknya dikenakan juga pada kelompok orang-orang yang sama yang juga dijuluki 'bani daster', dan warganet lain juga menambahkan istilah lain untuk 'tato jidat' yaitu 'bani jidat gosong'.
Quote:
Hahahahahaha...ya kecebong apa sih artinya kok kreatif sekali adalagi bani jidat gosong.
β SlametFebrian (@SlametFebrian) 26 Januari 2018
β SlametFebrian (@SlametFebrian) 26 Januari 2018
3. Kaum cingkrang
Cingkrang / cing-krang / adjektiva
Menurut KBBI, 'cingkrang' berarti terlalu pendek. Istilah ini merujuk pada celana yang cingkrang yang banyak dikenakan oleh penganut Islam taat.
Sama halnya seperti 'bani daster' dan 'tato jidat', istilah ini juga merujuk pada kelompok yang kerap berpartisipasi dalam aksi-aksi demonstrasi 'bela Islam' berjilid-jilid beberapa waktu lalu.
Soerang warganet, @fadli83809632 mencatat bahwa selain kaum cingkrang atau bani cingkrang, istilah-istilah serupa yang juga pernah digunakan untuk melabeli kelompok yang sama adalah bani unta, bani jenggot, dan pemuja unta.
Quote:
Seingat saya prof. Sebelum muncul kata2 kecebong bsrta lainya, Lebih awal ada yg gunakan bhs Bani Cingkrang, Bani jenggot & Pemuja Onta. Bhs ini lebih dulu mereka gunakan disosmed. Kt2 ejekan trsebut ada saat perbedaan suara adzan via TOA kala itu.
β Fadli Arema (@fadli83809632) 25 Januari 2018
β Fadli Arema (@fadli83809632) 25 Januari 2018
4. Bani micin
Quote:
bani micin juga ada pak..saya juga takjub dgn segregasi yg diciptakan org2 kita..hahaha
β martha lay (@MarthaLay) 25 Januari 2018
β martha lay (@MarthaLay) 25 Januari 2018
me.cin / mècin / nomina
Micin atau mecin, menurut KBBI, merujuk pada garam natrium dari asam glutamat, yang digunakan sebagai penguat rasa.
Namun mecin juga secara luas diyakini punya dampak yang bisa membuat otak rusak atau memperlambat perkembangan kecerdasan pada anak-anak.
'Bani micin' atau 'kaum kebanyakan micin' merujuk pada kelompok yang anti-Jokowi atau kerap menyalahkan Jokowi atas berbagai kebijakan yang diambilnya atau mungkin hal yang, oleh pendukung Jokowi, dianggap tidak ada hubungannya dengan kebijakan Jokowi.
Salah satu yang mempopulerkan dan menggunakan istilah 'bani micin' adalah selebritas media sosial, Denny Siregar, seorang pendukung Presiden Jokowi yang tulisan-tulisannya kerap menghiasi grup WhatsApp Anda.
5. "IQ 200 sekolam"
Quote:
.. kaum bumi datar, kecebong, bani daster, cebonger, kaum cingkrang, bani jenggot, kecoak, bani hoax, kampret, IQ2000 sekolam...
Ada yang mau nambahin, agar perbendaharaan kata warganet menjadi semakin lengkap?
β Andi F Unru (@lagaligoBone) 25 Januari 2018
Ada yang mau nambahin, agar perbendaharaan kata warganet menjadi semakin lengkap?
β Andi F Unru (@lagaligoBone) 25 Januari 2018
Istilah "IQ 200 sekolam" yang juga populer di kalangan warganet ditujukan pada kelompok 'cebong' atau 'cebongers' oleh kubu lawannya. Frasa itu pertama muncul dalam cuitan @rockygerung pada Agustus 2017 lalu, tapi kemudian masih terus muncul dan dikutip luas oleh warganet dalam cuitan-cuitan sesudahnya.
Quote:
Bila anda dibully oleh gerombolan beringas ber-IQ 200 (digabung satu kolam), tertawalah sekeras-kerasnya. Itulah cara menghormati badut
β Rocky Gerung (@rockygerung) 27 Agustus 2017
Kami jg bingung, hrs menyebut apa mereka
Mgkn itu yg dimaksud @rockygerung manusia dg IQ 200 digabung sekolam #hey2
[url]https://S E N S O RK1SNP3Mp5b[/url]
β Kireina (@Umnia77) 10 September 2017
imajinasi lu itu lahir dari IQ 200 seluruh kecebong yg digabung sekolam
β Menejer Karavan (@MenejerKaravan) 2 Oktober 2017

β Rocky Gerung (@rockygerung) 27 Agustus 2017
Kami jg bingung, hrs menyebut apa mereka
Mgkn itu yg dimaksud @rockygerung manusia dg IQ 200 digabung sekolam #hey2
[url]https://S E N S O RK1SNP3Mp5b[/url]
β Kireina (@Umnia77) 10 September 2017
imajinasi lu itu lahir dari IQ 200 seluruh kecebong yg digabung sekolam
β Menejer Karavan (@MenejerKaravan) 2 Oktober 2017
6. Kaum penthol korek atau kaum sumbu pendek
Pentol / pen-tol / nomina (n)
Menurut KBBI, pentol berarti "sesuatu (bentuk) yang menonjol (agak besar); cembul; tombol; kenop". Dalam hal ini, pentol korek atau ujung korek sering digunakan bergantian dengan 'sumbu pendek' yang bersifat mudah tersulut api.
Frasa ini lebih banyak digunakan netizen untuk merujuk pada kalangan fanatik agama yang dianggap 'bersumbu pendek' dan mudah tersulut kemarahannya oleh hal-hal yang dianggap menghina Islam atau ulama.
Quote:
Kulo tambaih nggih Prof..,kaum Penthol korek,kaum Sumbu Pendek..
β yayo (@Yayoledug) 25 Januari 2018
β yayo (@Yayoledug) 25 Januari 2018
Meski istilah-istilah ini cukup leluasa dilontarkan oleh warganet di media sosial, namun ada juga yang keberatan dengan semakin meluasnya pemakaian istilah-istilah tersebut.
Keberatan dari warganet dari yang soal 'ringan', yaitu bahwa nantinya kata-kata ini akan masuk secara resmi dalam kamus, sampai yang mengatakan bahwa istilah ini hanya untuk melecehkan atau menghina masing-masing kelompok saja.
Quote:
kalau Prof jangan pake istilah itu, takut nanti jadi dimasukkan kedalam kamus bahasa indonesia baik dan benar, he..he..
β Simkuring@porsea (@simkuringporsea)
25 Januari 2018
sy kurang setuju prof, krn istilah2 tersebut ditetaskan hnya utk menghina/melecehkan satu sama lain saja.
β badboy (@joensmart) 26 Januari 2018
Saya heran di negara ini sesama sudara hanya saling membicarakan aib sudaranya sendiri?
Adakah untungnya bagi mereka yg hanya saling sindir menyindir?
β Narnia Gonzales (@Gonzales_Narnia) 26 Januari 2018
Istilah2 itu ejekan, Prof. "Kedua pihak" netizen msh ejek2an smpe detik ini. Pihak (anggap aja, &kadang mreka ngaku bgitu) "pluralis, Pancasilais", ngejek pihak lain sbg bani onta, daster, under rok, dll. Pihak "pmbela agama" ngejek pndukung Jkw sbg kecebong, bani kotak2, dll. 1/
β Truth & Justice (@paradigmadidik) 25 Januari 2018
β Simkuring@porsea (@simkuringporsea)
25 Januari 2018
sy kurang setuju prof, krn istilah2 tersebut ditetaskan hnya utk menghina/melecehkan satu sama lain saja.
β badboy (@joensmart) 26 Januari 2018
Saya heran di negara ini sesama sudara hanya saling membicarakan aib sudaranya sendiri?
Adakah untungnya bagi mereka yg hanya saling sindir menyindir?
β Narnia Gonzales (@Gonzales_Narnia) 26 Januari 2018
Istilah2 itu ejekan, Prof. "Kedua pihak" netizen msh ejek2an smpe detik ini. Pihak (anggap aja, &kadang mreka ngaku bgitu) "pluralis, Pancasilais", ngejek pihak lain sbg bani onta, daster, under rok, dll. Pihak "pmbela agama" ngejek pndukung Jkw sbg kecebong, bani kotak2, dll. 1/
β Truth & Justice (@paradigmadidik) 25 Januari 2018
Warganet lain menggarisbawahi bahwa penggunaan istilah-istilah ini intinya hanya membagi dua warganet pada afiliasi politik tertentu: pro atau anti-pemerintah, bahkan pro-anti Jokowi, pro atau anti Ahok -yang sekarang sudah dipenjara. Dan siapa yang merasa paling benar.
Quote:
Intinya cuma 2.
Pro pemerintah dan oposisi
β Arie Dirgantara (@TheArieAir) 25 Januari 2018
Begitulah realita sosial saat ini. Begitu gampang seseorang memberikan label kepada orang lain. Memberikan sikap pemisah antara aku dan dia, kami dan mereka. Sang pemberi label mengklaim kebenaran itu miliknya. Saya benar dan dia salah. Kami benar dan mereka salah.
β Saeful Rijal (@rijal_saeful) 25 Januari 2018
Sebenarnya yg menemukan kosakata, panasbung, bani daster, bani kotak, kecebong, dll..itu siapa se.. menambah jajaran kosakata Indonesia yaa.. meskipun itu kata2 sagat profokatif dan mengandung unsur sentimen..
β Alana P (@AlanaP03228665) 25 Januari 2018
Pro pemerintah dan oposisi
β Arie Dirgantara (@TheArieAir) 25 Januari 2018
Begitulah realita sosial saat ini. Begitu gampang seseorang memberikan label kepada orang lain. Memberikan sikap pemisah antara aku dan dia, kami dan mereka. Sang pemberi label mengklaim kebenaran itu miliknya. Saya benar dan dia salah. Kami benar dan mereka salah.
β Saeful Rijal (@rijal_saeful) 25 Januari 2018
Sebenarnya yg menemukan kosakata, panasbung, bani daster, bani kotak, kecebong, dll..itu siapa se.. menambah jajaran kosakata Indonesia yaa.. meskipun itu kata2 sagat profokatif dan mengandung unsur sentimen..
β Alana P (@AlanaP03228665) 25 Januari 2018
hmmm..kalo dikaskus apa neh yg lg hits istilah'nya ..
"lafor folisi"kah?

"lafor folisi"kah?

Diubah oleh berita378 27-01-2018 02:01
0
4.9K
Kutip
36
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan