Tak akan ada habisnya jika kita membicarakan MotoGP, olahraga balap yang paling digemari di Indonesia ini selalu menarik untuk dibicarakan. Terlebih pada bulan Maret nanti, di tanggal 19 musim 2018 akan dimulai Gan. Namun diantara banyak topik yang bisa dibahas untuk musim 2018, hal yang paling sering dibicarakan dan selalu hadir tentu peluang legenda hidup Valentino Rossi untuk juara dunia.
Quote:
USIA UDAH 39 SAAT BALAPAN DIMULAI, APA IYA MASIH MENGHARAPKAN ROSSI JUARA?
Karena mengingat di usianya yang sudah 39 tahun saat memulai musim 2018 nanti (16 Feb ulang tahun Rossi yang ke 39). Jelas, nyatanya usia setua ini bukan hal yang ideal lagi untuk ukuran pebalap yang membuat asa fansnya untuk melihat Rossi juara dunia tampaknya akan kembali sirna sebelum berperang seperti tahun-tahun sebelumnya. Lalu, khusus untuk Rossi sendiri sebenernya apa sih yang ia harapkan dari terus-terusan ikut balapan MotoGP? Banyak pengamat menilai nilai pasar Rossi yang masih tinggi membuat dirinya masih enggan pensiun.
Quote:
Belum Lagi Marquez yang Semakin Gila dan Banyak Muncul Rider Kuda Hitam
Dibanding Formula one, MotoGP harus diakui memiliki aturan-aturan yang membuat persaingan makin kompetitif. Lihat saja, dulu tim satelit hanya sebatas penggembira saja kini menjelma menjadi penantang di barisan depan. Petrucci, Zarco, Folger dan Muller hanya sebagian contoh rider tim satelit yang gemar balapan di barisan depan. Belum lagi Marc Marquez yang semakin matang dan skillnya makin menjadi-jadi. Dengan fakta seperti ini, Rossi bisa berbuat apa?
Quote:
Kualitas Motor Yamaha yang Angin-Anginan
Diawal musim 2017 kemarin, Maverick Vinales menjadi sosok yang diprediksi bakalan melenggang sendirian mendapatkan gelar juara dunia. Mengingat ia tampil bak kesetanan di awal seri. Tapi apa mau dikata, sayangnya performa motor Yamaha musim lalu terbilang angin-anginan, terlebih masalah getaran dan ban. Yang membuat dirinya harus puas finish di posisi 3 klasemen terakhir, kalah dari konsistensi Marquez dan kompetitifnya motor Honda dan Ducati.
Quote:
Sebenernya, Peluang Terbaiknya Ada di Tahun 2015

Tak ada yang menyangkal jika sejarah panjang yang telah dilalui pebalap berusia 38 tahun ini di arena balap motor paling bergengsi didunia yaitu MotoGP, yang mana telah menjaring banyak sekali penggemarnya diseluruh penjuru dunia. Karakter yang kuat, skill yang menghibur hingga segudang prestasi yang telah dicapai menjadi sebagian kecil alasan mengapa begitu banyak penggemarnya saat ini. Bahkan nih Gan seolah sudah menjadi setengah bagian dari MotoGP itu sendiri lho, liat motor sport langsung banyak yang bilang itu motor Rossi, liat Marquez malah nyebut Rossi, setiap nonton MotoGP pasti pertanyaan pertama yang keluar adalah “Rossi posisi berapa”? hingga yang tak begitu menyukai MotoGP-pun kerap membicarakan Rossi.
Itulah yang membuatnya terus menerus diharapkan juara dunia untuk ke-8 kalinya menjelang pensiun. Namun sayangnya, sejak terakhir juara pada tahun 2009 yang lalu Rossi belum lagi merasakan nikmatnya singasana teratas rider MotoGP. Dan jika bicara peluang, banyak pengamat menilai ia mendapatkan peluang terbaik ditahun 2015. Sayangnya, Rossi tidak pandai dan cerdas memainkan emosi dan justru memainkan drama dengan terus menerus menuduh Marquez kongkalingkong membantu Lorenzo juara dunia. Lebih fatal lagi saat dirinya terbukti sengaja membuat Marquez terjatuh di Sepang yang membuatnya harus menerima hukuman start di grid terakhir di seri pamungkas di Valencia. Padahal jika ia santai dan tidak terprovokasi, ia bisa saja mendapatkan gelar ke-8nya itu di musim 2015.
Musim 2018 Santer Disebut Sebagai Musim Terakhir Sang Legenda
Banyak isu yang menyebar jika Rossi sudah memikirkan akan pensiun setelah musim 2018 berakhir, terlepas ia menjadi juara atau masih menjadi pesakitan. Tapi sekali lagi, nilai pasarnya yang masih tinggi selalu menjadi hambatan Rossi untuk pensiun dan terus balapan meski harus menahan malu terus diasapi oleh para pesaingnya.