- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Chaostic Survival


TS
guesiapayah17
Chaostic Survival

Gara - gara gempa kemaren gue jadi terinspirasi untuk bikin cerpen.
Bandung, 23 Januari 2017
Episode 2 Hell's Kitchen berputar di laptop. Menikmati setiap menit reality show yg dibawakan oleh Gordon Ramsay, sang chef yang kharismatik. Namun saat menonton tiba - tiba kursi goyang sendiri.
Sial, ada yang goyangin kursi gue. Tapi di rumah kan gue sendiri.
Gue melanjutkan nonton namun goyangannya makin lama makin kencang, menengok ke arah gantungan baju sebelah yang bergoyang juga.
Astagfirlulloh ternyata gempa!!
Dengan paniknya langsung berlari keluar rumah membawa hp tanpa membawa dompet. Di luar rumah para warga panik bercampur histeris. Gempa akhirnya berhenti namun kepanikan warga belum reda ditambah mereka takut kembali ke rumah karena akan terjadi gempa susulan.
Setelah reda kita akhirnya pulang ke rumah masing - masing. Melihat grup wa dan line, mereka juga mengatakan bahwa di daerah mereka terjadi gempa juga. Gue juga mengabarkan keluarga gue, Alhamdulillah mereka tidak terjadi apa - apa walaupun gempanya cukup besar sekitar 6,1 skala richter.
Hoaamss, bobo dulu deh mumpung udaranya adem.
Akhirnya gue tertidur dengan pulas di sofa.
Jam 17.30
Ruang tv yang biasanya terang kini masih gelap, mobil dan motor biasanya terparkir rapi di garasi belum muncul sama sekali. Pada saat terbangun dari bunga tidur gue melihat sekeliling rumah tersebut, om dan tante gue belum pulang ke rumah.
Quote:
Lalu gue mengecek handphone dan melihat 14 misscall dan 999++ unread message tapi ada satu pesan yang membuat jantung berdegup lebih kencang.
Quote:
Akhirnya gue bergegas mencari barang yang bisa dibawa serta tongkat baseball, gue keluar dari rumah. Kesan pertama saat melihat suasana luar rumah:
Sepi, gada siapa - siapa di luar. Tapi saat berjalan gue melihat potongan - potongan manusia yang tercabik, sontak gue langsung muntah ngeliat jalanan penuh darah dan seonggok daging manusia. Lemes deh liat suasana horor plus menjijikan.
Ketika gue berada di jalan Cibaduyut ada seorang pria yang berjalan terhuyung - huyung. Gue menghampiri pria tersebut dan kondisi pria itu:
Mulutnya penuh darah dan mukanya seperti zombie yang ada di Resident Evil.
"AAAHH!!! PERGI LO DARI SINI MAKHLUK KEPARAT!!!!"
Makhluk itu cepat sekali gerakannya, mengejar gue yang menjadi santapan lezat bagi bapak zombie. Disaat bersamaan gue menghindari zombie itu dan tongkat gue terjatuh.
Pluk
"Biasanya di film zombie kelemahan mereka ada di kepalanya. Gue harus pukul bagian kepalanya biar dia mati."
Bugh.
Bugh.
Bugh.
Pukulan dari tongkat baseball berkali - kali mengenai kepala zombie itu sampai dia enggak bergerak sama sekali. Tak sampai disitu, beberapa zombie datang menghampiri gue untuk memangsa gue yang memukul makhluk menjijikan.
"F*ck, makin banyak zombienya. Gak sanggup gue bunuh mereka satu - satu."
Gue lebih memilih berlari menghindari rombongan zombie. Saat salah satu zombie menangkap gue untuk menjadi mangsanya.
"GET OUT F*CKING ZOMBIE!!! JANGAN MAKAN GUE PLEASE!!!!"
DOOORRRR
Suara senapan Cumiikan gendang telinga gue, zombie itu mati tepat di mata kepala gue sendiri. Ada seseorang yang menembak beberapa zombie yang mau memakan gue.
DOR
DOR
DOR
"Ngapain lo tiduran disitu? Cepet bangun dan masuk ke dalam mobil gue." Kata seorang cowo dengan muka dinginnya.
Gue bergegas bangun dan masuk ke dalam mobil cowo itu lalu menguncinya. Cowo berkemeja kotak - kotak merah tetap menembak, gue duduk ketakutan sambil memegang kaki gue. Tiba - tiba ada yg mengetuk mobilnya.
Tok tok tok
Gue terkejut ketika melihat seorang cowo dingin itu datang membawa senapannya.
"Bukain pintunya, woy. Lo mau gue dimakan sama zombie - zombie!!"
Lalu gue membuka pintunya dan cowo itu menyalakan mobilnya.
"Hey, lo pasti capek gara - gara mukulin zombie. Itu ada minum buat lo ambil aja di belakang jok." Kata dia menawarkan beberapa botol air putih.
"Thanks. Darimana lo tau kalo gue mukulin zombie itu?" Tanya gue sambil minum.
"Yaelah, disana sepi cuy yah pasti kedengeran. Btw lo mau kemana?"
"Gue mau ngungsi di kantor om gue jalan Braga. Lo mau ikut?"
"Kebetulan gue juga mau kesana, tempatnya aman kata polisi mah."
Kita berbicara cukup lama, cowo itu bernama Barry yang menjabat sebagai supervisor di salah satu restoran di Bandung. Sebelum kejadian, Barry bersama temannya sedang mengunjungi ke Ciwidey. Namun tiba - tiba suasana jalan di Soreang macet dan ada beberapa makhluk yang mengigit temannya sehingga temannya menjadi sosok yang lebih mengerikan. Dia membunuhnya walaupun dia temannya.
"Urang teu nyangka, batur urang jadi zombie jiga film. Terpaksa gue membunuhnya walaupun batur urang." Kata Barry dengan raut muka yang sedih walaupun fokus menyetir mobil.
"Sabar yah Bar, gue harap mereka bisa hidup lebih tenang." Hibur gue.
Tak terasa sudah jam 19.30, mobil Barry tiba - tiba berhenti di jalan. Barry mencoba menyalakan mobil berkali - kali namun mobil tersebut tidak hidup.
"Ternyata bensinnya abis."
"What? Yah terus gimana dong Bar? Mana pom bensin masih jauh lagi." Kata gue panik.
"Mau gak mau kita terpaksa jalan kaki." Kata Barry sambil membawa bekal dan senapannya.
"Yaudah deh daripada kita diem di mobil aja." Kata gue pasrah.
Akhirnya kita berdua jalan kaki, tiba - tiba rombongan zombie datang mengejar gue dan Barry. Gue memukul zombie - zombie dengan sekuat tenaga sedangkan Barry menembaknya. Zombie - zombie semakin banyak, tenaga gue makin melemah dan peluru Barry abis tak bersisa.
"Damn, peluru gue abis. Zombienya makin banyak lagi."
"Kita harus apa Barry? Gue capek mukulin zombie terus!!!" Kata gue dengan panik.
"C'mon, we running to going to ur uncle's office!! Hurry up!!!!'
Gue memaksakan tenaga gue untuk berlari namun zombie itu menangkap gue dan langsung mengigit gue.
"BARRY, LEAVE ME ALONE!!!"
"BULAAANNNNNNN!!!!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Bulan sayang, bangun ini udah jam setengah 6. Kamu bukannya tidur di kamar malah di sofa." Kata seseorang yang membangunkan gue.
Ahh, ternyata cuman mimpi.
"Lho, tante udah pulang? Hoaamss." Kata gue sambil ngulet.
" Udah Bulan tadi tante pas pulang lampu rumah belum nyala. Kirain kamu lagi pergi sama Indah ternyata bobo cantik. Duh, neng geulis neng geulis." Jitak si tante dengan halus.
"Hehe sorry tan. Tadi aku capek banget, yaudah aku mandi dulu deh." Gue bergegas ke kamar mandi.
Setelah mandi gue menuju ke dapur untuk masak, tapi....
"Bulan, om Anang barusan wa ke tante katanya kita harus ke rumah om Adri soalnya om Adri mau jodohin kamu ke anaknya om Adri." Ajak tante Lilla.
"Jodohin? Ish, si om Anang masa maen jodoh - jodohin aku ke orang yang belum dikenal sih." Kata gue cemberut.
"Hehehe, anaknya om Adri ganteng lho kayak Keenan Pearce. Dia supervisor di Karnivora Restaurant, kamu belum liat yah? Nih tante kasih fotonya." Tante gue mencari foto anaknya om Adri di hp lalu dia menunjukkan ke gue.
Bentar kok gue kenal sama orang yang ada di mimpi gue yah. Jangan - jangan.
Barry.
The End.
Diubah oleh guesiapayah17 24-01-2018 05:12


anasabila memberi reputasi
1
3.5K
47


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan