MONITOR, Jakarta - Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) telah menggelar 3 kali survei mengenai Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) masing-masing pada Maret 2016, September 2017, dan Desember 2017. Hasilnya, survei yang dilakukan dengan sampel sebanyak 1.220 responden pada masing-masing survei tersebut ebih dari 40% responden menilai LGBT sangat mengancam.

Dengan metode survei yang dilakukan secara acak (multistage random sampling) dan Margin of error survei sebesar +/- 3,1 sampai 3,2% pada tingkat kepercayaan 95% itu, 41,4% masyarakat menilai LGBT sangat mengancam, cukup mengancam (46,2%), tidak mengancam (9,4%), sangat tidak mengancam (1,4%), dan tidak tahu/tidak jawab (1,6%).

Direktur Media SMRC, Ade Armando mengatakan bahwa Isu LGBT ini sudah menjadi isu yang sangat panas. Karena itu penting untuk DPR tahu cara pandang masyarakat.

"Ini bukan hasil penelitian baru, tapi ini survei nasional, respondennya 1.500,” katanya saat merilis hasil survei di kantor SMRC, Jl Cisadane, Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2018).

Dalam kesempatan tersebut, Ade juga memaparkan bahwa sebesar 58,3% responden yang mengetahui LGBT, 34,0% masyarakat sangat setuju LGBT dilarang agama. Hasil lainnya setuju LGBT dilarang agama (47,5%), tidak setuju (4,7%), sangat tidak setuju (3,9%), dan tidak tahu/tidak jawab (9,9%).

(jml)

Baca Sumber : http://m.monitor.co.id/berita/9723/mayoritas-masyarakat-indonesia-nilai-lgbt-sebagai-ancaman