- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Patah Hati Terbaik


TS
kevinhartandi
Patah Hati Terbaik

Thread Cover

Quote:
Mungkin ini adalah thread pertama ane di stories from the heart, semoga suka 

Hallo semua kaskuser, terimakasih sebelumnya sudah mampir di thread ane yang sederhana ini, disini ane hanya ingin mencoba menceritakan hasil karya tentang kisah cinta yang pernah ane alamin pada kalian semua melalui media Stories From The Heart Kaskus.
Setelah melihat film Thailand ini, actor wanitanya manis banget ngingetin sama seseorang yang pernah singgah di hati ane

Quote:

Gara gara keingetan terus, jadi ane terinsipirasi untuk menceritakan kisah cinta ane di forum ini. Butuh waktu sekitar sebulan untuk menulis ini, dari bela belain begadang, capek sebelum nulis dan macam macam halangan, tapi akhirnya bisa tamat juga dan ane beraniin untuk di publikasikan ke Kaskus pertama kalinya

Cerita ini ane kemas dalam beberapa part saja, untuk lebih simple dan ane bisa memberikan point dalam setiap partnya, santai aja cerita ini bebas kentang karena sejak thread ini ane buat, cerita ini sudah selesai ane buat hingga tamat, semuanya akan ane upload semua tetapi membutuhkan beberapa hari dan ane yang paling diharapkan adalah kalian bisa berikan feedback kepada cerita ini setelah membaca hingga selesai + isi pollingnya untuk menilai cerita ini.
Quote:
Sinopsis dari cerita ini adalah
“Ketika kita benar benar menginginkan sesuatu, alam semesta akan ikut berkonspirasi”
Walaupun akhirnya mereka dipertemukan untuk dipisahkan, tetapi setidaknya aku akhirnya sadar bahwa dengan cinta, seseorang rela melakukan hal hal bodoh atau yang menyakiti dirinya hanya untuk seseorang yang dia cintai. Patah hati bisa saja terjadi, tapi yakinlah itu mungkin patah hati terbaikmu untuk segera bangkit dan memulai awal yang baru.
“Ketika kita benar benar menginginkan sesuatu, alam semesta akan ikut berkonspirasi”
Walaupun akhirnya mereka dipertemukan untuk dipisahkan, tetapi setidaknya aku akhirnya sadar bahwa dengan cinta, seseorang rela melakukan hal hal bodoh atau yang menyakiti dirinya hanya untuk seseorang yang dia cintai. Patah hati bisa saja terjadi, tapi yakinlah itu mungkin patah hati terbaikmu untuk segera bangkit dan memulai awal yang baru.
Kira kira seperti itu, mau tahu ceritanya langsung nyimak saja, cari posisi paling enak buat baca masing masing partnya, kalau kalian baper sama ceritanya jangan lupa reply thread ya

Maaf juga apabila ada kesamaan nama atau tempat, dan sifat tentang cerita disini. Ane hanya semata mata menulis cerita, tanpa menyinggung seseorang dan ane harap kalian enjoy baca karya ini. Tetap ambil positifnya, buang negatifnya.
Oke paragraf terakhir, ane harap kalian terhibur dengan story yang ane buat. Ane selalu baca setiap feedback yang kalian berikan

PART 1
Quote:

(Sumber foto: dari album instagram ane
)

Quote:
Namaku adalah Kevin, seorang laki laki dengan tinggi sekitar 175cm, berambut lurus dan berkulit putih.
Aku tinggal di kota yang berada di ujung timur pulau Jawa, tepatnya di Banyuwangi. Aku adalah seorang laki laki introvert atau lebih menyukai untuk sendiri daripada bersama dengan orang lain. Aku lebih suka untuk berfikir daripada berbicara dan juga lebih suka untuk mengkhayal daripada menghitung.
Aku adalah seorang murid SMA disalah satu sekolah favorit di kota ini, bersekolah di sebuah SMA Negeri dan favorit tentu membanggakan, banyak orang pintar ditempat ini yang membuat kita diharuskan untuk tetap berprestasi.
Hal itu tidak terjadi kepadaku, tidak ada yang pernah menganggapku ada di kelas ini, kecuali teman yang sebangku denganku. Bisa dibilang aku adalah murid bodoh di kelas, itu bisa dibuktikan dengan prestasiku menempati peringkat terakhir dikelas.
Ketika ada tugas kelompok, mereka tidak akan pernah mengajakku untuk mengerjakan tugas bersama kecuali terpaksa. Iya itulah hal hal yang terjadi, aku adalah manusia yang tidak terlalu dianggap.
Tapi semua itu tak membuat aku surut dengan cita citaku, hal yang seharusnya membuat aku harus lebih kerja keras adalah ketika aku diremehkan oleh setiap orang orang tersebut.
Tanda bel sekolah telah membangunkan lamunanku, teman sebangkuku pun menyadarkanku
Ricky adalah teman sebangkuku, dia adalah teman yang biasa aku ceritakan ketika aku mengalami hal hal manis ataupun pahit dalam hidup, walaupun kebanyakan pahitnya tapi dia tetap mendengarkan setiap ocehanku dan terkadang diselipi oleh canda canda yang membuat kita saling ketawa.
Kurang lebih seperti itulah percakapan percakapan yang setiap hari aku lakukan disekolah, kita sendiri bisa dibilang tak pernah mengenal cinta. Selain muka kita pas pasan, otak kita juga pas pasan. Jangan berharap untuk bisa memiliki seorang pacar, disaat orang orang lain berkata bahwa masa di SMA itu adalah masa masa yang paling sempurna ketika kita bersekolah, ada seorang kekasih, ada seorang sahabat juga. Dimana kita hanya bermain saja, dan belum sampai memikirkan masa depan.
Hari senin adalah hari pelajaran bahasa Indonesia mengajar di kelasku, yang aku benci di pelajaran ini adalah ketika guru senang memberikan tugas kelompok, itu akan membuat aku terasingkan kembali. Karena selain aku susah mendapatkan kelompok, pak guru tak pernah memberikan ketentuan untuk setiap muridnya berada di kelompok mana. Mereka bebas memilih, yang pintar bersama yang pintar dan yang terkucilkan sepertiku akan berada di kelompok bersama murid murid buangan dari sisa sisa murid dikelas ini.
Vita adalah seorang ketua kelas di kelas ini, selain pintar, menurutku dia adalah wanita yang manis dengan rambut sebahu dan lesung pipit setiap kali dia tersenyum, tentu dia bisa dibilang wanita yang sempurna, dan mungkin banyak juga laki laki yang ingin menjadi pacarnya. Termasuk aku.
Hal yang aneh adalah jika aku bisa menjadi kekasih seorang wanita sempurna seperti Vita, mungkin semua orang akan bertanya tanya dan mendoakan kita cepat putus. Tapi tak pernah terlintas di dalam pikiranku untuk bisa mendekatinya, karena aku sadar diriku adalah “Invisble Man”.
Akupun beranjak dari bangkuku menuju bangku depan tempat Vita, dan seorang temannya duduk.
Raut wajah mengerutkan dahi terlihat dari wajah Lisa, teman sebangku Vita. Mungkin dia tak ingin aku berada di kelompoknya atau bagaimana, tapi aku tetap berusaha untuk tersenyum.
Tidak memiliki prestasi bukan berati tidak memiliki keahlian lain, walaupun aku tidak memiliki nilai yang cukup tinggi di sekolah tapi aku memiliki keahlian lain yaitu pengetahuan lebihku tentang komputer. Dengan komputer, aku bisa menemukan apa saja yang aku mau, aku bisa menambah pengetahuanku.
Ketika aku ingin menyimpan sesuatu, aku hanya perlu menekan tombol CTRL + S, ketika aku ingin mencetak, aku hanya perlu menekan tombol CTRL + P, dan ketika aku melakukan kesalahan. Aku hanya perlu “UNDO” dengan menekan tombol CTRL + Z.
Satu kelompok akhirnya menyetujui, kita akan mengerjakan tugas kelompok bahasa Indonesia dirumah Vita jam 3 sore ini. Pelajaran berlangsung seperti biasanya, riuh kelas dan obrolan antar murid selalu menghiasi setiap masa masa di SMA. Terkadang mereka juga berbicara tentang percintaan, yang aku tak bisa mengerti. Karena aku belum pernah mengalaminya sama sekali.
Jam setengah 3 sore, aku bersiap diri untuk kerja kelompok di rumah Vita. Rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku, mungkin sekitar 2 kilometer. Segera aku keluarkan sepeda motor dari garasi rumahku, dengan menggunakan kemeja flannel dan membawa tas jansport berwarna biru navy, aku bergegas pergi kerumahnya. Sekitar 15 menit, aku sudah tiba di depan rumahnya.
5 kali aku mengetuk pintu menunggu di depan pintunya, dan baru dibuka oleh seorang wanita dengan kemeja berwarna merah polos dan celana jeans panjang, dia membukakan pintu untukku.
Suara yang tidak asing bagiku, suaranya sering kudengar di sekolah. Wanita ini adalah Vita, ketua kelas yang sempurna. Dia terlihat lebih cantik ketika menggunakan baju bebas seperti ini, dengan senyum khasnya dan lesung pipitnya yang terlihat ketika mencoba menyapaku.
Aku menuruti tawaran duduk dari Vita, duduk di kursi sofa disampingnya mungkin impian para laki laki agar bisa jauh lebih dekat bersama Vita, dan untungnya sekarang hal ini terjadi padaku.
Kita didekatkan karena situasi yang terjadi saat ini, aku sendiri menganggap ini sebuah keberuntungan. Walaupun ada sedikit perasaan yang ada di benakku untuk bisa bersama dengan Vita.
Anehnya tak ada obrolan yang kita bicarakan disaat duduk berdua karena situasinya terlalu canggung bagiku, aku pun hanya melamun. Entah melamun apa, yang pasti aku juga tidak bisa untuk memulai topic untuk berbicara dengannya.
Aku adalah seorang introvert, berbicara sewajarnya dan menjawab seadanya, tentu aku adalah tipe cowok membosankan. Sampai akhirnya lamunanku buyar karena Vita mengajakku untuk mengobrol
Vita mengerti aku mempunyai kemampuan lebih di bidang computer, itu karena kita dulu pernah sekelas di waktu SMP, lalu Vita bergegas meninggalkanku dan pergi ke dalam kamarnya yang letaknya ada di belakang dari ruang tamu yang sedang kita tempati.
Laptop berwarna biru, dengan layar 14 inch. Laptop ini memang tipikal dengan wanita, tidak ada stiker yang terpasang di bagian belakang laptop. Aku mencoba untuk menghidupkan dan melihat yang terjadi, setelah aku periksa ternyata salah satu file memang corrupt sehingga aplikasinya tidak bisa dibuka, lalu aku menawarkan diri untuk memperbaiki laptop tersebut
Kemudian aku mengambil tas jansport yang kutaruh di sofa dan memeriksa apakah aku membawa kaset tersebut atau tidak. Saat ini aku hanya berfirkir untuk memecah situasi canggung sambil menunggu teman yang lain dengan membantu Vita untuk memperbaiki laptopnya, tidak ada maksud lain sama sekali.
Ketika sedang memperbaiki laptopnya, iseng iseng aku cek foldernya. Sayangnya tidak ada foto foto yang disimpan di folder laptopnya, hanya ada folder musik. Lalu aku buka folder tersebut, tidak ada lagu lagu hits masa sekarang yang dia simpan. Rata rata lagu band dahulu seperti Sheila on 7, dan lagu lagu dari penyanyi luar negeri ada di folder tersebut. Dan aku mencoba bertanya kepada Vita
Mulai terdengar suara lagu dari speaker laptop, Vita mulai menyanyi ketika reff pada lagu tersebut
Lagu ini membuat aku dan Vita mulai cair dengan suasana, Akhirnya aku juga sedikit bernyanyi bersamanya. Vita adalah orang yang menurutku asyik juga, tapi aku heran kenapa cewek se asyik ini, tidak memiliki seorang kekasih. Entah kenapa muncul rasa penasaran dariku, untuk menanyakan langsung kepadanya.
Aku tidak berani untuk meneruskan kembali bertanya kepada dia setelah melihat raut wajahnya yang berbeda, lalu aku coba untuk menghiburnya
Tapi hal lain terjadi, raut muka Vita kembali tampak sedih, sepertinya aku telah menyinggung perasaanya atau bagaimana, aku tidak tahu juga. Dia terlihat sedih sekali, seperti ingin menangis. Reflek aku menanyakan apa yang terjadi.
Hal yang tak aku mengerti tentang wanita adalah, ketika dia sedang ada masalah. Wanita selalu menutupi perasaanya, mereka biasanya jarang untuk membagikan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan alasan tidak apa apa, wanita berusaha memberi sebuah senyum palsu. Walaupun hatinya sedang sedih, wanita memang memiliki cara tersendiri untuk mengobatinya.
Aku masih bertanya, mengapa dia bisa tiba tiba menangis. Tapi mungkin untuk saat ini, aku tidak akan mendapatkan jawaban darinya jika melihat keadaannya yang sedang sedih. Satu satunya sikapku kepadanya adalah dengan mencoba menenangkan dia.
Perasaan wanita sangat sensitif, jika kita menyinggungnya dia bisa berubah secara drastis.
Aku tidak ingin mengatakan apa apa karena aku takut menyinggunya lagi, tapi apa yang sebenarnya terjadi? atau mungkin Vita ada masalah yang tidak berkaitan denganku. Entahlah.
Tak lama kemudian, Ricky dan Lisa datang secara bersama. Mereka datang disaat keadaan sedih seperti ini, tentu akan membuatku semakin sulit untuk mendapatkan jawaban apa yang sedang terjadi kepada Vita.
Benar saja, Vita juga berusaha menutupi kesedihannya didepan Ricky dan Lisa, air mata yang keluar dari matanya dia usap dengan menggunakan bantal yang berada di sofa. Hanya matanya saja yang terlihat kemerahan. Vita tersenyum kepada mereka, wanita benar benar pandai dalam hal melakukan menyembunyikan perasaan.
Mereka pun masuk, sementara aku mematung di kursi sofa. Aku tidak berani untuk mengatakan, apa yang sebenarnya terjadi. Vita hanya tersenyum kepadaku, seperti ada sesuatu yang dia tutup tutupi, tapi dia tetap berusaha bersikap wajar, dan aku ikut bersikap wajar seolah memang tidak ada apa apa yang barusan terjadi. Kita berempat akhirnya mengerjakan tugas kelompok bersama hingga maghrib menjelang.
Aku tinggal di kota yang berada di ujung timur pulau Jawa, tepatnya di Banyuwangi. Aku adalah seorang laki laki introvert atau lebih menyukai untuk sendiri daripada bersama dengan orang lain. Aku lebih suka untuk berfikir daripada berbicara dan juga lebih suka untuk mengkhayal daripada menghitung.
Aku adalah seorang murid SMA disalah satu sekolah favorit di kota ini, bersekolah di sebuah SMA Negeri dan favorit tentu membanggakan, banyak orang pintar ditempat ini yang membuat kita diharuskan untuk tetap berprestasi.
Hal itu tidak terjadi kepadaku, tidak ada yang pernah menganggapku ada di kelas ini, kecuali teman yang sebangku denganku. Bisa dibilang aku adalah murid bodoh di kelas, itu bisa dibuktikan dengan prestasiku menempati peringkat terakhir dikelas.
Ketika ada tugas kelompok, mereka tidak akan pernah mengajakku untuk mengerjakan tugas bersama kecuali terpaksa. Iya itulah hal hal yang terjadi, aku adalah manusia yang tidak terlalu dianggap.
Tapi semua itu tak membuat aku surut dengan cita citaku, hal yang seharusnya membuat aku harus lebih kerja keras adalah ketika aku diremehkan oleh setiap orang orang tersebut.
Quote:
“Teeeeeeet teeeeeeetttttt teeeeettt” bunyi bel sekolah
Tanda bel sekolah telah membangunkan lamunanku, teman sebangkuku pun menyadarkanku
Quote:
“Wooooi nyeeet, pulang pulang jangan ngelamun aja” kata Ricky
Ricky adalah teman sebangkuku, dia adalah teman yang biasa aku ceritakan ketika aku mengalami hal hal manis ataupun pahit dalam hidup, walaupun kebanyakan pahitnya tapi dia tetap mendengarkan setiap ocehanku dan terkadang diselipi oleh canda canda yang membuat kita saling ketawa.
Quote:
“Sudah berapa lama gue ngelamun nih?” tanyaku
“Dari jaman Thomas Alfa Edison belum nyiptain lampu deh kayanya, ngelamunin apaansih? Bokep?” kata dia
“Entahlah, gue lagi ngelamun lagi pacaran sama Vita kayanya rick heheh” ujarku bercanda
“Ngimpi boleh, tapi jangan tinggi tinggi. Kalau jatuh sakit vin” kata ricky lagi dengan nada menyindir
“Hahhaha, ada ada aja lo” balasku tertawa
“Dari jaman Thomas Alfa Edison belum nyiptain lampu deh kayanya, ngelamunin apaansih? Bokep?” kata dia
“Entahlah, gue lagi ngelamun lagi pacaran sama Vita kayanya rick heheh” ujarku bercanda
“Ngimpi boleh, tapi jangan tinggi tinggi. Kalau jatuh sakit vin” kata ricky lagi dengan nada menyindir
“Hahhaha, ada ada aja lo” balasku tertawa
Kurang lebih seperti itulah percakapan percakapan yang setiap hari aku lakukan disekolah, kita sendiri bisa dibilang tak pernah mengenal cinta. Selain muka kita pas pasan, otak kita juga pas pasan. Jangan berharap untuk bisa memiliki seorang pacar, disaat orang orang lain berkata bahwa masa di SMA itu adalah masa masa yang paling sempurna ketika kita bersekolah, ada seorang kekasih, ada seorang sahabat juga. Dimana kita hanya bermain saja, dan belum sampai memikirkan masa depan.
Hari senin adalah hari pelajaran bahasa Indonesia mengajar di kelasku, yang aku benci di pelajaran ini adalah ketika guru senang memberikan tugas kelompok, itu akan membuat aku terasingkan kembali. Karena selain aku susah mendapatkan kelompok, pak guru tak pernah memberikan ketentuan untuk setiap muridnya berada di kelompok mana. Mereka bebas memilih, yang pintar bersama yang pintar dan yang terkucilkan sepertiku akan berada di kelompok bersama murid murid buangan dari sisa sisa murid dikelas ini.
Quote:
“Vin dapat kelompok nggak?” tanya ricky
“Belum nih, lo udah?” ujarku
“Udah vin, sekelompok sama Vita. Mau ikutan nggak?” kata ricky
“Belum nih, lo udah?” ujarku
“Udah vin, sekelompok sama Vita. Mau ikutan nggak?” kata ricky
Vita adalah seorang ketua kelas di kelas ini, selain pintar, menurutku dia adalah wanita yang manis dengan rambut sebahu dan lesung pipit setiap kali dia tersenyum, tentu dia bisa dibilang wanita yang sempurna, dan mungkin banyak juga laki laki yang ingin menjadi pacarnya. Termasuk aku.
Hal yang aneh adalah jika aku bisa menjadi kekasih seorang wanita sempurna seperti Vita, mungkin semua orang akan bertanya tanya dan mendoakan kita cepat putus. Tapi tak pernah terlintas di dalam pikiranku untuk bisa mendekatinya, karena aku sadar diriku adalah “Invisble Man”.
Quote:
“Yaudah deh rick, boleh” kataku
“Ok ok gue daftarin ya, ikut gue ke bangku mereka” ujar ricky mengajakku
“Siap siap deh” balasku maju ke bangku depan
“Ok ok gue daftarin ya, ikut gue ke bangku mereka” ujar ricky mengajakku
“Siap siap deh” balasku maju ke bangku depan
Akupun beranjak dari bangkuku menuju bangku depan tempat Vita, dan seorang temannya duduk.
Quote:
“Hey, gue ikutan kelompok kalian boleh?” tanyaku
Raut wajah mengerutkan dahi terlihat dari wajah Lisa, teman sebangku Vita. Mungkin dia tak ingin aku berada di kelompoknya atau bagaimana, tapi aku tetap berusaha untuk tersenyum.
Quote:
“Boleh vin, tar kalo ada masalah dengan komputer benerin ya” balas Vita
“Slow deh, mudah mudahan aja komputernya gapapa biar gue kerjanya gak susah susah banget hehe” kataku bercanda
“Slow deh, mudah mudahan aja komputernya gapapa biar gue kerjanya gak susah susah banget hehe” kataku bercanda
Tidak memiliki prestasi bukan berati tidak memiliki keahlian lain, walaupun aku tidak memiliki nilai yang cukup tinggi di sekolah tapi aku memiliki keahlian lain yaitu pengetahuan lebihku tentang komputer. Dengan komputer, aku bisa menemukan apa saja yang aku mau, aku bisa menambah pengetahuanku.
Ketika aku ingin menyimpan sesuatu, aku hanya perlu menekan tombol CTRL + S, ketika aku ingin mencetak, aku hanya perlu menekan tombol CTRL + P, dan ketika aku melakukan kesalahan. Aku hanya perlu “UNDO” dengan menekan tombol CTRL + Z.
Quote:
“Ok thankyou vin, tar tugas kelompoknya di rumah gue ya jam 3 sore” kata Vita lagi
“Tar?” tanyaku heran
“Iya, kenapa lo nggak bisa?” kata Vita
“Bisa bisa kok, kan tugasnya masih dikumpulin minggu depan” kataku menuruti permintaannya
“Lebih cepat lebih baik, lagian kalau besok besok belum tentu yang lain bisa. Daripada tar malah gak selesai” ujar Vita
“Gimana? Yang lain setuju kan tar kita kerja kelompok jam 3?” timpal Vita lagi
“Setuju deeeh, banyakin makanannya ya, vit heheh” kata Ricky bercanda
“Pikirannya makan mulu lo rick” balas Lisa kesal
“Daripada gak mau makan, bisa jadi penyakit malah parah lis” Balas ricky membela diri
“Tar?” tanyaku heran
“Iya, kenapa lo nggak bisa?” kata Vita
“Bisa bisa kok, kan tugasnya masih dikumpulin minggu depan” kataku menuruti permintaannya
“Lebih cepat lebih baik, lagian kalau besok besok belum tentu yang lain bisa. Daripada tar malah gak selesai” ujar Vita
“Gimana? Yang lain setuju kan tar kita kerja kelompok jam 3?” timpal Vita lagi
“Setuju deeeh, banyakin makanannya ya, vit heheh” kata Ricky bercanda
“Pikirannya makan mulu lo rick” balas Lisa kesal
“Daripada gak mau makan, bisa jadi penyakit malah parah lis” Balas ricky membela diri
Satu kelompok akhirnya menyetujui, kita akan mengerjakan tugas kelompok bahasa Indonesia dirumah Vita jam 3 sore ini. Pelajaran berlangsung seperti biasanya, riuh kelas dan obrolan antar murid selalu menghiasi setiap masa masa di SMA. Terkadang mereka juga berbicara tentang percintaan, yang aku tak bisa mengerti. Karena aku belum pernah mengalaminya sama sekali.
Jam setengah 3 sore, aku bersiap diri untuk kerja kelompok di rumah Vita. Rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku, mungkin sekitar 2 kilometer. Segera aku keluarkan sepeda motor dari garasi rumahku, dengan menggunakan kemeja flannel dan membawa tas jansport berwarna biru navy, aku bergegas pergi kerumahnya. Sekitar 15 menit, aku sudah tiba di depan rumahnya.
Quote:
“Tokk.. tokk.. tokk..” suara pintu aku ketuk
5 kali aku mengetuk pintu menunggu di depan pintunya, dan baru dibuka oleh seorang wanita dengan kemeja berwarna merah polos dan celana jeans panjang, dia membukakan pintu untukku.
Quote:
“Halo vin, masuk masuk” sapa dia menyuruhku masuk
Suara yang tidak asing bagiku, suaranya sering kudengar di sekolah. Wanita ini adalah Vita, ketua kelas yang sempurna. Dia terlihat lebih cantik ketika menggunakan baju bebas seperti ini, dengan senyum khasnya dan lesung pipitnya yang terlihat ketika mencoba menyapaku.
Quote:
“Iya vit, mana yang lain?” tanyaku melihat hanya aku saja dirumahnya
“Oh belum dateng kok, masuk aja dulu” kata Vita sambil mempersilahkanku masuk
“Thankyou, vit” timpalku
“Oh belum dateng kok, masuk aja dulu” kata Vita sambil mempersilahkanku masuk
“Thankyou, vit” timpalku
Aku menuruti tawaran duduk dari Vita, duduk di kursi sofa disampingnya mungkin impian para laki laki agar bisa jauh lebih dekat bersama Vita, dan untungnya sekarang hal ini terjadi padaku.
Kita didekatkan karena situasi yang terjadi saat ini, aku sendiri menganggap ini sebuah keberuntungan. Walaupun ada sedikit perasaan yang ada di benakku untuk bisa bersama dengan Vita.
Anehnya tak ada obrolan yang kita bicarakan disaat duduk berdua karena situasinya terlalu canggung bagiku, aku pun hanya melamun. Entah melamun apa, yang pasti aku juga tidak bisa untuk memulai topic untuk berbicara dengannya.
Aku adalah seorang introvert, berbicara sewajarnya dan menjawab seadanya, tentu aku adalah tipe cowok membosankan. Sampai akhirnya lamunanku buyar karena Vita mengajakku untuk mengobrol
Quote:
“Eh vin, laptop gue kok gak bisa dibuat buka Microsoft, lo bisa benerin gak?” tanya Vita memecah situasi
“Kenapa emangnya?” tanyaku kembali
“Gatau deh, coba lo liat bentar gue ambilin laptopnya” timpal Vita lagi
“Kenapa emangnya?” tanyaku kembali
“Gatau deh, coba lo liat bentar gue ambilin laptopnya” timpal Vita lagi
Vita mengerti aku mempunyai kemampuan lebih di bidang computer, itu karena kita dulu pernah sekelas di waktu SMP, lalu Vita bergegas meninggalkanku dan pergi ke dalam kamarnya yang letaknya ada di belakang dari ruang tamu yang sedang kita tempati.
Quote:
“Ini laptop gue, vin” kata Vita sambil memberikan laptopnya
“Oh iya, sini coba gue liat” timpalku menerima laptopnya
“Oh iya, sini coba gue liat” timpalku menerima laptopnya
Laptop berwarna biru, dengan layar 14 inch. Laptop ini memang tipikal dengan wanita, tidak ada stiker yang terpasang di bagian belakang laptop. Aku mencoba untuk menghidupkan dan melihat yang terjadi, setelah aku periksa ternyata salah satu file memang corrupt sehingga aplikasinya tidak bisa dibuka, lalu aku menawarkan diri untuk memperbaiki laptop tersebut
Quote:
“Vit, ini laptop lo filenya ada yang corrupt. Jadi gak bisa kebuka microsoftnya” kataku menjelaskan
“Terus gimana vin, lo bisa benerin nggak?” tanya Vita
“Bisa sih, bentar gue cek di tas bawa CD Microsoft office nggak” jawabku
“Terus gimana vin, lo bisa benerin nggak?” tanya Vita
“Bisa sih, bentar gue cek di tas bawa CD Microsoft office nggak” jawabku
Kemudian aku mengambil tas jansport yang kutaruh di sofa dan memeriksa apakah aku membawa kaset tersebut atau tidak. Saat ini aku hanya berfirkir untuk memecah situasi canggung sambil menunggu teman yang lain dengan membantu Vita untuk memperbaiki laptopnya, tidak ada maksud lain sama sekali.
Quote:
“Naaaah, untung gue bawa vit” kataku menemukan CD yang dimaksud
“Yaudah, yaudah benerin vin. Makasih ya” kata Vita seraya semangat
“Ok tunggu sebentar vit” timpalku
“Yaudah, yaudah benerin vin. Makasih ya” kata Vita seraya semangat
“Ok tunggu sebentar vit” timpalku
Ketika sedang memperbaiki laptopnya, iseng iseng aku cek foldernya. Sayangnya tidak ada foto foto yang disimpan di folder laptopnya, hanya ada folder musik. Lalu aku buka folder tersebut, tidak ada lagu lagu hits masa sekarang yang dia simpan. Rata rata lagu band dahulu seperti Sheila on 7, dan lagu lagu dari penyanyi luar negeri ada di folder tersebut. Dan aku mencoba bertanya kepada Vita
Quote:
“Vit, lagu lo ini aja?” kataku sambil menunjukkan isi foldernya
“Iya, setel aja deh kalo lo mau” jawab Vita
“Nggak deh, jadul jadul lagu lo hehe” balasku sambil sedikit mencoba bercanda
“Enak aja, selera gue mahal vin. Lebih suka lagu yang berkualitas, ketimbang lagu sekarang. Aneh aneh” kata Vita tidak terima
“Eh, coba deh lo puter lagunya Sheila on 7” timpal Vita lagi sambil menunjukkan layar laptopnya
“Yang mana?” tanyaku
“Bila Kau Tak Disampingku, gue suka lagu itu sih sekarang” Jawab Vita lagi
“Yaudah gue setel ya” timpalku lagi menyetel lagu yang Vita maksud
“Iya, setel aja deh kalo lo mau” jawab Vita
“Nggak deh, jadul jadul lagu lo hehe” balasku sambil sedikit mencoba bercanda
“Enak aja, selera gue mahal vin. Lebih suka lagu yang berkualitas, ketimbang lagu sekarang. Aneh aneh” kata Vita tidak terima
“Eh, coba deh lo puter lagunya Sheila on 7” timpal Vita lagi sambil menunjukkan layar laptopnya
“Yang mana?” tanyaku
“Bila Kau Tak Disampingku, gue suka lagu itu sih sekarang” Jawab Vita lagi
“Yaudah gue setel ya” timpalku lagi menyetel lagu yang Vita maksud
Mulai terdengar suara lagu dari speaker laptop, Vita mulai menyanyi ketika reff pada lagu tersebut
Tak kan ku biarkan kau menangis
Tak kan ku biarkan kau terkikis
Terluka persasaan oleh semua ucapanku
Maafkanlah semua sifat kasarku
Bukan maksutku untuk melukaimu
Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu
Bila kau tak disampingku
Tak kan ku biarkan kau terkikis
Terluka persasaan oleh semua ucapanku
Maafkanlah semua sifat kasarku
Bukan maksutku untuk melukaimu
Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu
Bila kau tak disampingku
Lagu ini membuat aku dan Vita mulai cair dengan suasana, Akhirnya aku juga sedikit bernyanyi bersamanya. Vita adalah orang yang menurutku asyik juga, tapi aku heran kenapa cewek se asyik ini, tidak memiliki seorang kekasih. Entah kenapa muncul rasa penasaran dariku, untuk menanyakan langsung kepadanya.
Quote:
“Vit, memang lo gak punya pacar ya?” tanyaku menatapnya
“Nggak vin” jawab dia tiba tiba cuek
“Nggak vin” jawab dia tiba tiba cuek
Aku tidak berani untuk meneruskan kembali bertanya kepada dia setelah melihat raut wajahnya yang berbeda, lalu aku coba untuk menghiburnya
Quote:
“Yaudah vit, gue temenin deh lu ngejomblo” ujarku mengajak bercanda
Tapi hal lain terjadi, raut muka Vita kembali tampak sedih, sepertinya aku telah menyinggung perasaanya atau bagaimana, aku tidak tahu juga. Dia terlihat sedih sekali, seperti ingin menangis. Reflek aku menanyakan apa yang terjadi.
Quote:
“Vit, lo kenapa nangis?” tanyaku kepada dia sambil melihat matanya yang memerah
“Gapapa vin” ujar Vita sambil menyeka air matanya yang mulai keluar
“Gapapa vin” ujar Vita sambil menyeka air matanya yang mulai keluar
Hal yang tak aku mengerti tentang wanita adalah, ketika dia sedang ada masalah. Wanita selalu menutupi perasaanya, mereka biasanya jarang untuk membagikan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan alasan tidak apa apa, wanita berusaha memberi sebuah senyum palsu. Walaupun hatinya sedang sedih, wanita memang memiliki cara tersendiri untuk mengobatinya.
Quote:
“Hey, ini pakai sapu tangan gue” ujarku memberi sapu tangan berwarna putih
“Udah vin, gue gapapa kok” jawab Vita menolak pemberianku
“Udah vin, gue gapapa kok” jawab Vita menolak pemberianku
Aku masih bertanya, mengapa dia bisa tiba tiba menangis. Tapi mungkin untuk saat ini, aku tidak akan mendapatkan jawaban darinya jika melihat keadaannya yang sedang sedih. Satu satunya sikapku kepadanya adalah dengan mencoba menenangkan dia.
Perasaan wanita sangat sensitif, jika kita menyinggungnya dia bisa berubah secara drastis.
Aku tidak ingin mengatakan apa apa karena aku takut menyinggunya lagi, tapi apa yang sebenarnya terjadi? atau mungkin Vita ada masalah yang tidak berkaitan denganku. Entahlah.
Tak lama kemudian, Ricky dan Lisa datang secara bersama. Mereka datang disaat keadaan sedih seperti ini, tentu akan membuatku semakin sulit untuk mendapatkan jawaban apa yang sedang terjadi kepada Vita.
Benar saja, Vita juga berusaha menutupi kesedihannya didepan Ricky dan Lisa, air mata yang keluar dari matanya dia usap dengan menggunakan bantal yang berada di sofa. Hanya matanya saja yang terlihat kemerahan. Vita tersenyum kepada mereka, wanita benar benar pandai dalam hal melakukan menyembunyikan perasaan.
Quote:
“Masuk masuk” kata Vita mengajak mereka
Mereka pun masuk, sementara aku mematung di kursi sofa. Aku tidak berani untuk mengatakan, apa yang sebenarnya terjadi. Vita hanya tersenyum kepadaku, seperti ada sesuatu yang dia tutup tutupi, tapi dia tetap berusaha bersikap wajar, dan aku ikut bersikap wajar seolah memang tidak ada apa apa yang barusan terjadi. Kita berempat akhirnya mengerjakan tugas kelompok bersama hingga maghrib menjelang.
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 5 suara
Apakah Cerita Ini Dapat Mempengaruhi Perasaan Kalian?
Iya
100%
Tidak
0%


anasabila memberi reputasi
2
4.8K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan