Quote:
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku ada apartemen mangkrak di lahan PD Pembangunan Sarana Jaya di Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur. Sandi menyebut proyek apartemen itu sudah ada sejak dia dan Anies belum menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI.
Proyek apartemen ini diketahui ada sejak 2015. Di tahun tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dikomando Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Namun, Sandi meminta polemik itu tak diperpanjang apalagi berujung pada saling menyalahkan dengan pemerintah sebelumnya.
"1,5 hektare-nya dikerjakan oleh pemerintah sebelumnya. Kita nggak usah saling menyalahkan karena menyalahkan itu akhirnya nanti membuat kita terpecah belah," katanya di Jakarta Selatan, Ahad (21/1).
Sandi mengatakan, apartemen yang hingga kini belum terbangun itu beda tempat dengan rumah susun uang muka atau down payment (DP) nol rupiah. Meski di lokasi yang sama, rumah DP nol tidak menempati lahan apartemen yang direncanakan pada pemerintah sebelum Anies-Sandi itu.
Dia menambahkan, proyek yang mangkrak itu adalah kerjasama antara PD Pembangunan Sarana Jaya dan pengembang swasta. Sandi menyebut banyak kendala dalam pembangunan sehingga sampai saat ini belum ada perkembangan terkait pembangunan apartemen.
Sandi mengatakan, lahan seluas 2,9 hektare itu seluruhnya milik PD Pembangunan Sarana Jaya yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov DKI. Rumah susun DP nol rupiah menggunakan lahan 1,4 hektare di luar lahan apartemen tersebut.
http://www.suratkabar.id/74048/news/sandiaga-sebut-apartemen-mangkrak-di-klapa-village-proyek-era-ahok-djarot
ini sebenarnya siapa yang salah ya? Sandi cuma bilang pemerintah sebelumnya, gak nunjuk Ahok atau siapapun .. apakah wartawannya sendiri yang menyimpulkan tanpa melakukan penelitian lebih jauh? hanya karena ada kasus pembelian apartemen tahun 2015 jadi langsung disimpulkan jaman Ahok? padahal apartemen ini sudah ada bahkan 2011/2012?
bagaimana ya kualitas wartawan kita sekarang? apakah ada sertifikasi menjadi seorang wartawan? ataukah wartawannya bukan lulusan jurnalistik sehingga tidak melakukan penelitian berdasarkan kaidah2 jurnalistik terlebih dulu sebelum membuat opini?
atau kah memang target tayang media online begitu beratnya sehingga si wartawan gak sempat lagi berpikir jernih? ataukah emang pola berpikir jernih bagi seorang wartawan sudah dibuang jauh2 demi sebuah berita bombastis dan yang gw yakin mereka gak berani melakukan ralat dan permintaan maaf atas kejadian yang 'tidak jarang terjadi' di media2 online kita sekarang?
#RIP Kualitas Wartawan kita