Belajar Atasi Gempa dari Negara Jepang. Gempa merupakan fenomena alam yang berupa guncangan atau getaran di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba. Gempa juga seringkali disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Di Indonesia gempa terdahsyat mungkin mengingatkan ketika gempa di Aceh atau bahkan di Jogja yang mengakibatkan tsunami. Mungkin tidak ada salahnya Indonesia belajar “Disaster Management” dari negara matahari terbit yakni Jepang sudah sangat terbiasa mengalami gempa. Bagaimana cara Jepang mengatasi hal tersebut?
Quote:
1. Simulasi Bencana
Jepang adalah ‘pemimpin dunia’ dalam hal kesiapsiagaan menghadapi bencana. Setiap tahun sejak 1960, negara tersebut memperingati Hari Pencegahan Bencana setiap tanggal 1 September.
Sekitar 795.000 orang, termasuk perdana menteri, ikut dalam simulasi bencana tiap tanggal 1 September. Faktor yang melandasi ialah ketika tanggal 1 September 1923 terjadi gempa dahsyat Kanto yang menewaskan 140.000 orang di Tokyo. Hal ini yang membuat pemerintah menginisiasi program simulasi bencana gempa.
Spoiler for :
Quote:
2. Pelatihan Pertolongan Evakuasi Gempa
Karena seringnya gempa terjadi di Jepang, para staf yang bekerja di stasiun kereta, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan gedung-gedung publik dibekali pelatihan penanganan gempa. Jadi, ketika terjadi gempa mereka akan memberikan arahan ke jalur evakuasi tanpa panik.
Quote:
3. Aplikasi Peringatan Gempa
Salah satu fitur yang dimiliki masyarakat Jepang di setiap fitur hp mereka ialah adanya aplikasi “peringatan gempa”.
Spoiler for :
Quote:
4. Peringatan Dini
Tercatat Jepang merupakan negara yang memiliki sistem peringatan dini paling canggih di dunia. Peringatan tsunami mulai dibuat pada tahun 1952, terdiri dari 300 sensor di seluruh pantai, termasuk 80 sensor air yang memantau aktivitas seismik 24 jam perhari. Jaringan tersebut dirancang untuk memprediksi ketinggian, kecepatan, lokasi dan waktu kedatangan gelombang raksasa menuju pantai Jepang.
Quote:
5. Kualitas Bangunan
Salah satu faktor yang mampu membuat masyarakat menjadi korban karena gempa ialah faktor bangunan. Masyarakat Jepang khususnya pemerintahnya menyadari hal itu. Pada tahun 1981, Jepang memperbarui aturan mendirikan bangunan, dengan mempertimbangkan masukan dari para ahli gempa.
Namun di tahun 2000, aturan mendirikan bangunan direvisi lagi. Kali itu dengan persyaratan tertentu dan pemeriksaan wajib. Terbukti, meski kota-kota di Jepang sering dilanda gempa, namun tidak sampai runtuh bangunannya.
Spoiler for :
Quote:
6. Melindungi Kepala dan Memastikan Pintu Tetap Terbuka
Karena terbiasanya dengan gempa yang terjadi, masyarakat di Jepang sudah otomatis melakukan hal seperti melindungi kepala dengan meja yang kuat, agar tidak kejatuhan benda-benda keras. Bukannya, tergesa-gesa keluar rumah.
Lalu, di bawah lindungan meja atau benda lain dengan cepat mereka mematikan aliran gas, dan memastikan pintu tetap terbuka untuk mengurangi risiko terjebak di antara reruntuhan.
Spoiler for :
Quote:
7. Menyimpan Sepatu di Bawah Tempat Tidur dan Sepeda di Halaman
Penduduk Jepang juga mengikuti anjuran untuk menyimpan sepatu di bawah tempat tidur dan sepeda di halaman. Sepatu untuk mengamankan kaki dari pecahan kaca. Sedangkan sepeda adalah alat transportasi yang paling tepat saat gempa.
Spoiler for :
Quote:
8. Pusat Energi Nuklir dan Kereta Listrik Otomatis Mati
Pemerintah Jepang memastikan pusat energi nuklir dan kereta listrik akan mati secara otomatis ketika bumi bergetar dalam batas tertentu.
Spoiler for :
Quote:
9. Informasi Cepat Diberikan
Pemerintah daerah atau pemerintah lokal dilatih khusus untuk menginformasikan bencana dan melakukan evakuasi secara cepat. Mereka juga dilatih untuk mendistribusikan makanan dan selimut di tempat-tempat penampungan.
Namun ada yang perlu kamu ketahui. Faktanya, tidak semua gempa berbahaya loh. Terjadi sekitar 500.000 gempa bumi di dunia setiap tahunnya yang diperkirakan oleh The US Geological Survey. Namun, kebanyakan gempa tersebut berskala kecil dan lemah. Kemungkinan hanya sekitar seperlima dari gempa tersebut yang terasa oleh kita. Namun, tetap antisipasi dan waspada yah di manapun kamu berada. Stay safe! 🙂