- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ketika Mereka Memutuskan Untuk Bertahan Menjadi "Single Parent"


TS
skydavee
Ketika Mereka Memutuskan Untuk Bertahan Menjadi "Single Parent"

Quote:
Menjadi single parent dilatarbelakangi oleh bermacam-macam keadaan. Bisa karena salah satu pasangan telah dipanggil terlebih dahulu oleh Yang Maha Kuasa, dan tak jarang pula karena terjadinya proses perceraian.
Meski menyandang status single parent itu bukan urusan yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan budaya ketimuran yang suka saling sindir jika ada duda, apalagi statusnya janda, namun beberapa orang tetap memutuskan untuk menjadi orangtua tunggal dengan trifungsi.
Mereka menjadi tulang punggung keluarga sebagai pencari nafkah, merangkap menjadi ibu atau ayah, sekaligus merawat anak-anaknya.
Meski menyandang status single parent itu bukan urusan yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan budaya ketimuran yang suka saling sindir jika ada duda, apalagi statusnya janda, namun beberapa orang tetap memutuskan untuk menjadi orangtua tunggal dengan trifungsi.
Mereka menjadi tulang punggung keluarga sebagai pencari nafkah, merangkap menjadi ibu atau ayah, sekaligus merawat anak-anaknya.
Quote:
Lantas, apakah yang membuat mereka lebih memilih bertahan menjadi single parent? Berikut ulasannya:
1. Trauma
Quote:

Timbulnya perasaan trauma umumnya disebabkan bila berakhirnya pernikahan karena perceraian biasa. Bukan karena salah satu pasangan meninggal dunia. Terutama jika perceraian melibatkan kekerasan yang terjadi didalam rumah tangganya.
Tentu saja, mereka akan berpikir ulang jika hendak merajut kembali kisah asmaranya kepada orang lain. Meski segala kemungkinan bisa saja terjadi, tetapi jika perpisahan menimbulkan rasa trauma yang mendalam, maka kejadian tersebut selalu menghantui dalam tiap sendi kehidupannya.
Ingat, perasaan trauma tidak bisa lekang dalam alam pikiran manusia. Ia akan selalu ada dan seakan-akan terus membayangi.
2. Faktor Anak
Quote:

Anak juga bisa menjadi salah satu pertimbangan mengapa seseorang lebih memilih untuk menjadi single parent.
Ada semacam ketakutan jika pasangan barunya nanti ternyata belum bisa menerima anak-anak sebagai bagian dari keluarga barunya.
Hal ini diperparah dengan sugesti dan opini masyarakat yang berkembang bahwa orangtua tiri tidak akan bisa mencintai dengan tulus, seperti tulusnya kasih sayang orangtua kandung.
Padahal, tidak semuanya seperti itu. Jika orangtua kandung sangat menyayangi anaknya, itu hal yang lumrah. Akan tetapi, dan tidak menutup kemungkinan terjadi, ibu atau ayah tiri pun bisa mencintai dengan sama tulusnya, bahkan bisa melebihinya. Bukankah ini sangat luarbiasa? Mencintai anak-anak yang bukan terlahir dari rahimnya sendiri, atau bukan sebagai ayah biologis sang anak?
Sayangnya, kebanyakan yang timbul dipermukaan adalah kisah pilu yang dialami anak-anak sebab disiksa oleh orangtua tirinya.
3. Ingin Hidup Bebas
Quote:

Diakui atau tidak, ada pembatasan dalam hidup seseorang jika sudah terikat dalam sebuah pernikahan. Tentu, hal ini merupakan konsekuensi logis dari pernikahan tersebut.
Keinginan hidup bebas dalam poin ini tidak dalam pemaknaan yang negatif. Bagi mereka, jika pernikahan yang dibangun tidak memberikan rasa nyaman seperti yang diharapkan dan dibayangkan, otomatis perpisahan menjadi opsi yang menurut mereka menjadi pilihan terbaik.
Mereka memilih hidup bebas bersama anak-anaknya karena pertimbangan yang hanya mereka ketahui sendiri. Kejadian seperti ini biasanya menimpa kalangan generasi urban.
4. Fokus Pada Karier
Quote:

Karier bisa membuat orang melupakan kisah asmaranya. Terlebih, kegagalan pada mahligai rumah tangga yang pertama menjadi salah satu alasan penyebabnya.
Seolah tak ingin terjatuh untuk yang kedua kalinya, maka memilih untuk fokus pada karier adalah salah satu pertimbangan mengapa mereka tetap bertahan menjadi single parent.
5. Usia
Quote:

Menginjak umur yang tidak lagi muda, maka biasanya hasrat untuk merajut kembali benang-benang asrama seakan pudar.
Menyadari hal tersebut, mereka lebih memilih untuk menjadi single parent dan membesarkan anak-anaknya dengan segala daya dan upaya. Berusaha menjalankan trifungsi dengan sebaik-baiknya demi kebahagiaan anak-anaknya kelak.
6. Cinta Sejati
Quote:

Meski terdengar seperti omong-kosong, namun cerita tentang cinta sejati ini, memang benar adanya.
Cinta sejati, yang bahasa Medan-nya true love, menjadi pertimbangan mengapa single parent menjadi pilihan dalam hidupnya. Biasanya, kasus seperti ini terjadi bila perceraian disebabkan karena perpisahan oleh maut. Mungkin mereka tidak ingin membagi hatinya dengan orang lain karena terikat oleh komitmen, kendatipun pasangan hidupnya telah tiada.
Saya sengaja menempatkan cinta sejati pada poin terakhir, meski benar adanya, tapi keberadaannya sudah jarang ditemui. Seperti jarangnya kita melihat politikus bersih di negeri ini yang bekerja demi rakyat tanpa tendensi.
Quote:
Demikian ulasan dan alasan mengapa seseorang lebih memilih untuk menjadi single parent.
Semua pilihan pasti memiliki konsekuensi. Mari saling menghormati masing-masing pilihan dan hindari saling mencemooh jika ada orang yang memilih menjadi single parent. Terutama bagi perempuan dengan status janda.
Karena kita tidak pernah tahu jalan cerita yang pernah mereka lalui. Mempergunjing bukan hal yang baik, justru menunjukkan pelakunya adalah orang kerdil.
Semua pilihan pasti memiliki konsekuensi. Mari saling menghormati masing-masing pilihan dan hindari saling mencemooh jika ada orang yang memilih menjadi single parent. Terutama bagi perempuan dengan status janda.
Karena kita tidak pernah tahu jalan cerita yang pernah mereka lalui. Mempergunjing bukan hal yang baik, justru menunjukkan pelakunya adalah orang kerdil.
Selamat berakhir pekan....
©Skydavee

Sumber gambar: google


dhieuntari memberi reputasi
1
15.1K
Kutip
108
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan