Kaskus

News

karir.comAvatar border
TS
karir.com
Berkarir di Sales atau Marketing?
Berkarir di Sales atau Marketing?
Oleh Dino Martin CEO karir.com


Selepas kuliah dulu, saya yakin sekali saya ingin berkarir di bidang apa.
Marketing! Marketing lebih banyak memikirkan strategi, planning, duduk santai di menara gading. Ah... betapa salahnya asumsi saya itu.


Selain asumsi tersebut, bekerja di Marketing juga nampaknya menyenangkan.
Kalau penjualan tidak masuk target, itu bukan salah marketing.
Tapi, salah teman-teman di sales.
Kalau terjadi pengurangan karyawan, yang kena duluan, teman-teman produksi, sales, dan mungkin setelahnya baru marketing.
Kenapa?
Karena team marketing dipercaya dapat mengembalikan situasi yang sulit dengan strategi mereka. Intinya, marketing itu idaman saya bingit.


Sebelum berkarir di Jakarta, saya pernah berbisnis rental laser disc di Yogyakarta.
Disini pula saya menyadari pentingnya branding untuk membangun sebuah bisnis yang sukses.
Branding adalah inti dari marketing. Marketing itu pada dasarnya adalah aktifitas untuk membangun brand Anda, reputasi Anda. Bisnis rental Laser Disc pada pertengahan 90an memang sedang booming dan saya bukan pemain pertama.
Jika bukan menjadi yang pertama, maka jadilah yang pertama di kategori lain.
Atau dengan kata lain, carilah pembeda yang relevan dan stick to it alias konsisten dengan pembeda itu. Nah, pembeda brand saya (Disc House) waktu itu cukup simple ; Disc House adalah rental laser disc yang tidak menerapkan sistem denda apapun juga.
Nekad ya? Untuk menghindari atau meminimalkan nilai kerugian dari para pelanggan yang hobinya telat mengembalikan, saya menerapkan sistem insentif buat pelanggan yang mengembalikan tepat waktu. Namanya kupon tertib. Ide sederhana yang hasilnya cukup dahsyat. Dengan mengumpulkan kupon tertib, pelanggan bisa mendapatkan beragam hadiah dan yang paling sederhana adalah bisa meminjam lagi secara Cuma-Cuma. Mantap kan? Saya juga menawarkan money-back guarantee. Artinya, kalau sudah pinjem film-nya, lantas ternyata tidak suka dengan filmnya, atau salah judul, atau alasan apa pun juga, jika dikembalikan dalam waktu 3 jam, dapat tukar dengan film lain tanpa biaya tambahan. Hasilnya? Brand Disc House cepat dikenal, dan reputasinya demikian cepat terbangun.


Berangkat dari pengalaman sederhana itu, saya memutuskan untuk berkarir di bidang Marketing. Karena marketing adalah titik awal dari perjalanan panjang sebuah brand.

Ternyata di dunia korporasi yang demikian besar, penerapan marketing menjadi semakin kompleks. Tidak hanya sebatas satu toko saja. Hahaha. Masuk dunia perbankan, saya bergabung dengan Bank Universal, salah satu bank swasta nasional yang waktu itu cukup ternama dan terkenal dengan inovasi produk dan teknologinya. Kalau dulu saya berurusan dengan staf toko yang hanya berjumlah 8 orang, bekerja di Bank sekelas Universal, karyawannya ribuan. Bayangkan... bagaimana coba caranya menyatukan visi kepada orang sebanyak itu dengan beragam latar belakang pendidikan dan kultur yang berbeda? Karena inti dari Marketing tetap sama, yaitu bagaimana bisa membangun Brand yang kuat. Sementara, Brand itu amat sangat diwakili oleh para pelaku brand yang tidak lain dan tidak bukan ya tentunya adalah para karyawan perusahaan. Kalau cuman sekelas toko yang 8 orang, gampanglah di aturnya. Nurut semua pula, lah wong, saya pemiliknya? Bagaimana dengan korporasi besar? Dimana saya hanyalah seorang kroco yang baru saja lulus?

Quote:

Barulah saya sadar bahwa berkarir di Marketing tidak akan semulus yang saya bayangkan.
Pengalaman membangun Brand saya rasakan betul ketika saya berkarir di perusahaan - perusahaan hebat seperti
Bank Universal, British American Tobacco, Ericsson, L’Oreal dan BMW.


Saya baru bertanggung jawab secara de facto terhadap fungsi sales ketika saya berada di BMW. Direkrut sebagai Head of Marketing, saya menutup karir saya di BMW sebagai VP Sales and Marketing di tahun 2008.
Tapi, peran saya di Sales ya sudah ada sejak saya berkarir pertama kali di Bank Universal.
Marketing dan Sales itu ibarat orang pacaran kali ya? Pasangan yang kadang berselisih pendapat, berantem, tapi saling sayang? Hahaha.


Sebagai seorang marketing yang baik, jangan mimpi bisa menjual Brand kamu ke pasar kalau kamu tidak bisa meyakinkan konsep brand kamu kepada team sales terlebih dahulu.
Namun, bukan berarti, team sales adalah core central untuk pengembangan ide. Ini salah.
Semua tetap harus berfokus kepada pasar dan target market kita. Peranan team sales adalah memberikan input dan masukkan. Dan seringkali memang input dan masukkan dari mereka tidak sesuai dengan yang diharapkan. Disini biasanya ‘ribut’ dimulai. Akhirnya team sales tidak setuju dengan ide marketing dan menjalankan program atau aktifitasnya dengan ogah-ogahan.
Ketika program gagal, “Tuh khan. Ide konyol dipaksakan, jadinya gak jalan. Gagal!”
Padahal mungkin implementasi-nya yang kurang baik (karena tidak percaya dari awal itu) sehingga programnya gagal.


Mari sekarang kita melirik dunia sales. Sales ini adalah dunia yang unik dan penuh karakter. Kalau banyak yang bilang orang marketing itu adalah orang yang kreatif, saya agak kurang setuju. Anak sales tidak kalah kreatif. Apalagi menjelang akhir bulan dan target mereka belum kesampaian. Saya jamin otak kreatif mereka bakalan keluar. Ada kreatif yang baik, tapi gak jarang juga kreatif ngaco yang akhirnya berbuah kepada kerugian.

Sejak awal berkarir, saya selalu ingin menciptakan hubungan kerja profesional yang harmonis, dan itu harus saya lakukan dengan ‘partner’ paling dekat dari team marketing,
yaitu team sales. Banyak melakukan koordinasi dengan mereka, mendengarkan segala masukkan dan dijadikan pertimbangan dalam menciptakan program marketing yang efektif.


Jadi, sedikit banyak saya memahami dunia sales juga. Dan semakin akrab dengan dunia sales ketika akhirnya fungsi ini menjadi tanggung jawab saya juga.
Berbeda dengan Marketing, saya menemukan berkarir di Sales merupakan salah satu pilihan yang mewajibkan pelakunya untuk menjadi super dinamis dan kreatif.
Pilihan karir ini juga memberikan kesempatan untuk belajar banyak ilmu-ilmu seperti negosiasi, komunikasi, customer relationship management, handling complaint, conflict management dan lain-lain yang juga amat sangat berguna di kehidupan sehari-hari.

Peranan sales sekarang pun telah banyak bergeser dari pola traditional sales yang cuman kenal kejar target menjadi seorang konsultan yang bisa memberikan solusi kepada pelanggan mereka. Tidak melulu hanya jualan.


Quote:


Dunia Marketing sering dilihat sebagai dunia yang lebih glamor daripada sales.
Padahal, kalau teman-teman sales mencapai target penjualan, biasa banget yang namanya jalan-jalan ke luar negeri.


Berkarir di Marketing akan banyak melibatkan analisa, market understanding, bertemu dengan beragam agency, mulai dari riset sampai agency public relation, terlibat di production seperti photo shooting, video shooting. Pulang malam sudah biasa buat team marketing.

Berkarir di Sales banyak bertemu orang dengan beragam latar belakang,
kesempatan meilihat beragam budaya karena besar kemungkinan sales yang berprestasi akan dirotasi ke daerah lain, banyak menjamu klien atau customer.
Beberapa industri, team salesnya rasanya harus cukup akrab dengan dunia malam. Hahahaha...


Ketika saya sudah menjadi head hunter, banyak anak sales yang meminta saya untuk memindahkan mereka ke marketing, karena merasa capek dan ingin mendapatkan suasana baru. Sayangnya tidak semudah itu bung! Bukan karena Anda tidak bisa berkarya di marketing. Tapi lebih kepada skill set yang sudah Anda bangun itu sayang sekali kalau tidak terus dikembangkan. Saya terus terang jarang sih permintaan dari kandidat marketing yang ingin pindah ke sales.
Quote:


Jadi, sekarang ingin berkarir dimana? Sales or Marketing?
Apapun pilihanmu. Jalankan dengan sepenuh hati.



Diubah oleh karir.com 22-06-2015 02:46
Quui
bayu.boya
gloryoungm676
gloryoungm676 dan 22 lainnya memberi reputasi
13
260K
962
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan