-Update Juli 2021
Setelah sekian lama gak main-main ke kaskus akhirnya ane log in lagi di ID ini.
Buat yang ada di posisi ane saat ane tulis thread ini di 2017, percayalah hidup akan membaik setelah banyak sedih yang kita alamin.
Setelah semua lika-liku kehidupan yang ane rasa, di 2021 ini ane akhirnya bisa merubah diri jadi lebih baik.
Ane sekarang kerja di salah satu perusahaan besar di kota ane, gajinya juga lumayan.
Ane sudah 100% berhenti merokok dan berhenti minum alkohol, sudah berhenti juga jual diri. Ane sekarang punya gaya hidup yang sehat dan teratur.
Semua aspek kehidupan ane sudah membaik, walau masih ninggalin bekas yang gak mungkin hilang tapi gak apa-apa, yang penting kita udah lebih baik dari sebelumnya.
Siapapun kamu yang baca thread ini, tetap semangat ya! Jangan menyerah. Seburuk apapun kondisi kamu sekarang ini, pada akhirnya semua akan jadi lebih baik, asalkan jika kita mau berusaha.
Salam sayang ya semua ❤️

Yang masih mau baca thread aslinya, ini ya :
Mo nangis tapi air mata gak bisa keluar. Sesak sekali ngerasain semua ini sendiri.

Dari kecil ane selalu punya bayangan tentang masa depan yang bahagia.
Ane selalu punya mimpi akan jadi wanita karir yang sukses, bisa biayain orang tua jalan-jalan keluar negeri, terus nikah sama orang yang benar-benar sayang sama ane, punya beberapa anak yang lucu-lucu, ngurus mereka sampai jadi orang, kemudian hidup penuh kebahagiaan sampai tua.

Tragis ternyata kenyataan berbanding terbalik dengan mimpi.

Ane baru 20 tahun tapi hidup ane sudah hancur bin berantakan.

Ini bukan jalan yang ane pilih, tapi rasanya hidup yang membawa ane sampai dititik ini.

Ane bahkan sulit mau mulai cerita dari mana karena terlalu banyak kenyataan-kenyataan pahit yang ane alami.

Orang tua ane sudah semi pisah.
Kedua orang tua ane sudah tidak serumah lagi. Bokap cuma pulang untuk nganter uang terus pergi lagi. Nyokap stress dirumah dan selalu melampiaskannya ke ane. Ane yang selalu jadi sasaran nyokap saat dia lagi banyak pikiran.

Ane gak betah dirumah, makanya saat awal kuliah ditahun 2014 ane milih ngekost dekat kampus, padahal tempat kuliah ane sih gak jauh-jauh amat dari rumah. Ingin sendiri aja… gak nyaman tinggal dirumah yang seperti neraka.

Disinilah awal mula berantakannya hidup ane.
Karena hidup sendiri, ane bebas ngapain aja. Tiap hari pulang pagi, nyobain hal-hal baru.
Ane mulai ngerokok sama minum.
Ane sering banget datang kampus dengan keadaan mata merah dan kepala pusing karena mabok. Akhirnya mojok dibelakang kelas dan gak merhatiin apa yang dibicarakan dosen.
Seperti kuda yang baru lepas dari kandangnya, ane jadi liar-seliar-liarnya.
Ane sering gonta-ganti partner sex. Pokoknya sex hanya untuk kepuasan aja.

Dimasa-masa itu, ane gak mikirin hari esok. Apa yang buat ane bahagia saat ini ya ane lakuin.
Ane pengen kesana-kemari tanpa dilarang-larang, pengen ngelakuin hal-hal yang ane suka, pengen tidur dengan laki-laki manapun tanpa mikirin harus berkomitmen. Hidup ane bebas sekali.
Ane sering gonta-ganti pacar tapi gak pernah niat untuk serius.

Dimasa-masa itu, ane bahagia dalam arti yang sesungguhnya.

Tapi semua cerita indah pasti punya akhir.
Bokap ane makin menjadi-jadi. Dulu uang gak pernah jadi masalah dalam keluarga kami.
Tapi sekarang bokap makin perhitungan. Uang yang dia kasih semakin sedikit.
Mau tidak mau ane juga harus mengencangkan ikat pinggang.
Sebenarnya kalau cuma untuk makan dan kebutuhan sehari-hari dikampus sih cukup, tapi karena gaya hidup ane yang sering kesana-kemari, bergaul sana bergaul sini, akhirnya selalu kekurangan.
Ane juga perokok berat, ditambah kecanduan ane sama minuman yang gak bisa ane hentikan.
Karena sering kekurangan uang akhirnya ane ditawari sama teman untuk jadi simpanan om-om.
Awalnya sih ane jelas nolak tapi kemudian ane merasa hidup makin susah, akhirnya ane cari teman tadi dan mengiyakan tawaran dia.
Ane sih mikir cuma untuk mengisi kekurangan saat itu. Tapi kemudian ane malah menjadikan om-om itu sebagai mata pencaharian utama.

Ane ingat jelas saat awal-awal tidur sama mereka rasanya ane mau muntah. Sehabis main ane sering mandi berulang kali dan gosok-gosokin badan ane pakai sikat pakaian sampai merah karena ane jijik dipegang-pegang om-om.

Tapi semua terbayar saat ane bisa beli apapun yang ane mau. Apapun.
Ane bisa beli semua barang yang ane suka. Mau bergaul dimana pun ane punya uang.
Ane gak takut uang ane habis karena ane mikir cari uang itu gampang.
Ane bahkan sering habis belasan juta hanya untuk minuman di club.
Ane tahu ane memang sudah tidak punya harga diri.

Saat itu ane berpikir semakin produktif ane (baca: semakin ngejual diri) semakin banyak juga duit yang akan ane dapat.

Mo om-om kek, mo kakek-kakek kek, ane iyain selama mereka bayar.

Ane yang dulu jijik-jijikan, sekarang mahh biasa aja.

Bahkan kalau ada tamu yang minta BJ, ane OK asal mereka bersih dan wangi, dan tentu saja bayar lebih.

Kadang ada juga orang-orang iseng yang sebelum main mereka pakai tissue magic atau sejenisnya tanpa sepengetahuan ane dan akhirnya buat ane kesakitan karena kelamaan.

Banyak juga yang sering minta aneh-aneh bahkan gak wajar dan buat ane pengen nampar mereka tapi ane tahan-tahan.

Percayalah gan, kalau ente sering main sama perempuan malam dan ngerasa jatuh hati sama perempuan tersebut karena ente merasa dia gak sama seperti perempuan-perempuan yang agan temui berarti dia udah berhasil melancarkan permainannya.

Kami (ayam kampus) akan berusaha buat laki-laki nyaman dan sayang sama kami, dan saat laki-laki sudah mulai jatuh hati, disitu kesempatan buat porotin sampai kering.

Kami (ayam kampus) sudah tidur dengan banyak laki-laki. Apa yang ente rasa spesial yang kami lakuin ke ente itu sudah kami lakuin ke banyak laki-laki sebelum ente.
Kelihatannya saja kami hangat, tapi sebenarnya kalau dikasih pilihan kami juga gak akan mau tidur sama tamu.

Sebenarnya banyak yang ingin ane tulis tapi akan jadi panjang sekali thread ini.
Singkat cerita, karma mulai datang nemuin ane.
Ane jatuh cinta sama cowok seusia ane. Entah kenapa ane sayang sekali sama dia.
Dia gak tahu kerjaan ane selama ini, ane berusaha sembunyiin semua ini dari dia.
Kami jarang ketemu karena dia kerja diluar kota.
Selama jadian ane masih sering tidur sama om-om sih, tapi mulai ada keinginan untuk berhenti. Ane mulai ingin hidup normal seperti cewek-cewek seusia ane.
Ane mulai ngurusin kuliah ane, ketinggalan-ketinggalan dimata kuliah mulai ane perbaiki.

Sejak berhubungan dengan cowok tadi, ane mulai memperbaiki diri. Ingin jadi pribadi yang lebih baik aja.
Walau hubungan kami kebanyakan ditelpon tapi rasanya bahagia sekali.
Dia laki-laki pertama yang buat ane jatuh cinta sejatuh-jatuhnya.

Tapi ternyata hidup punya rencana lain.
Saat ane sudah ingin berubah ehh dia malah ninggalin ane. Dia hilang kabar begitu saja dan saat ane berusaha memperbaiki hubungan kami, dia malah kelihatan gak ingin sama ane lagi.
Dengan berat hati harus ane ikhlasin karena ane juga gak mau maksa dia kalau memang bukan itu keinginannya.
Ane juga sudah memutuskan untuk tidak lagi main sama om-om. Ane mau fokus sama kuliah dulu.
Hidup ane sudah mulai normal walau kebiasaan minum ane masih tetap sama.
Tiap pagi ane semangat ke kampus, semangat ngerjain tugas, walau tiap malam mabok juga.

Pertengahan maret 2017 ane seperti biasa minum-minum sama teman di club.
Pulangnya singgah dikostan teman dan karena ane sudah sedikit pusing akhirnya kami berdua ML tanpa pengaman dan keluar didalam. Seperti yang sebelumnya, ane nganggap biasa aja. Kami ketemu dikampus pun ane ngerasa biasa tapi dia kelihatan sedikit canggung.
Hari berganti hari, masuk bulan april dan ane terlambat haid.
Ane waktu itu pernah bikin trit diforum ini tentang kehamilan ane.
Ane sendiri juga heran, sekian lama ane tidur berganti-ganti laki-laki dan gak pernah hamil, sekarang cuma sekali ML dan langsung jadi.
Diantara bingung, takut, sedih, campur senang, jadi satu.
Ane sudah coba beberapa kali aborsi tapi gak berhasil. Sempat nyerah dan mikir pengen lanjutin kehamilan dan ambil cuti dikampus.
Tapi kemudian pikiran ane berubah lagi.
Ane labil sekali saat itu.
Bahkan ane mikir kenapa hamilnya gak sama mantan ane yang tadi aja, kenapa harus sama teman sekampus ane.

Tiap hari ane nangis dikostan mikirin masalah ini.

Mo maju salah mo mundur apalagi.

Rasanya saat itu pengen mati aja.

Teman-teman kampus juga mulai curiga. Mereka sering nanyain kenapa ane tambah gendut dan mereka sering lihatin perut ane.

Teman yang jadi ayah anak ane pun malah bikin tambah ane stress.
Tapi ane gak bisa nyalahin dia sepenuhnya, ini terjadi karena ane juga yang mau.

Setelah beribu-ribu kali berubah pikiran, akhirnya ane memutuskan untuk aborsi di awal bulan juli. Ane gak siap nerima kenyataan. Ane mau lanjutin kuliah ane.
Ane gak akan cerita detail cara ane aborsi karena ane gak mau kalau nanti ada yang ngikutin.

Saat proses itu berlangsung, ane ngerasain sakit yang luar biasa hebat. Lantai kamar penuh darah segar.
Ane cuma bisa nangis saat lihat anak ane keluar. Ayah anak ane juga nangis saat lihat anak kami.

Ane gak akan cerita banyak soal ini. Ane gak mau ingat-ingat kejadian ini. Sakit!
Saat ane ngetik thread ini pun masih ada sisa-sisa darah yang keluar dari liang peranakan ane.

Ane kira ane akan bahagia saat anak itu keluar. Ternyata gak sama sekali.
Aborsi ternyata bukan buat ane jadi gak hamil, itu cuma jadiin ane ibu dari bayi yang sudah mati.
Ane merasa hidup ane berantakan luar biasa. Ane sesak dengan keadaan seperti ini.
Ane minum terus supaya ane bisa lupain semua sakit yang ane rasa. Tapi setelah mabuknya hilang, pedihnya malah tambah parah.

Ane menyerah sama kehidupan.

Andai ada yang mau kasih ane pil yang akan ngambil nyawa ane saat tidur pasti ane iyain.

Dikampus ane sekarang masih libur semester.
Kostan sunyi karena banyak yang pulang kampung. Ane masih netap dikost, malas balik ke rumah.

Tadi mantan ane yang waktu itu nelpon.
Setelah sekian lama akhirnya kami bicara juga. Suaranya gak berubah sama sekali.
Ane cerita banyak ke dia soal masalah keluarga ane, soal kebiasaan minum ane, tapi ane gak berani cerita tentang ane yang pernah jadi ayam kampus, atau ane yang hamil kemudian aborsi. Ane takut dia akan jijik dengan ane.
Ane nangis ditelpon karena gak bisa nahan sedih.
Dia bilang kalau ane mau ane bisa ikut dia diluar kota. Mulai kehidupan baru disana sama dia. Katanya dia kasihan dengan keadaan ane sekarang.
Ahh andai kamu tau cerita seutuhnya sayang, pasti untuk bicara sama aku aja kamu gak akan mau.

Ane sempat tergoda karena ane sudah muak dengan kota tempat ane tinggal sekarang dan orang-orang didalamnya.
Ane capek hidup seperti ini.
Orang-orang ngelihat hidup ane senang terus, padahal sedih kalau diceritain.

Ane bahkan gak punya teman untuk sekedar berbagi masalah ane, akhirnya curhat disini.
Setelah nulis semuanya disini ane merasa sedikit lega.


-Update
Ane gak nyangka responnya akan sebaik ini.
DM ane juga penuh, banyak banget yang ngasih saran membangun.
Ane cuma bisa bilang banyak-banyak terima kasih. Ane sangat menghargai agan dan sista yang berkontribusi dalam trit ini. Mungkin kelihatan sepele, tapi sangat berharga untuk ane.
Di dunia nyata ane gak akan pernah bisa cerita masa lalu tanpa di hakimi, tapi disini ane merasa diterima, merasa gak sendiri.
Satu yang ane sadari, ternyata masih banyak orang baik di dunia ini.

Maaf ane belum bisa balas satu/satu, tapi percayalah ane baca setiap comment dan PM dengan hati yang bahagia. Bahkan ane juga sering gak sadar air mata udah dipipi karena ngerasa tersentuh sekali dengan tulisan-tulisan agan dalam trit ini.
Kalau seandainya ane ketemu ente, rasanya ane mau cium tangan dehh wkwkw

Mengenai mantan ane yang waktu itu.. hubungan kita sekarang hanya sebatas teman.
Ane mau fokus kelarin kuliah dulu.
Soal nanti mau kerja atau gimana itu urusan nanti. Sekarang ane mau fokus kuliah.

Keseharian ane sekarang lagi bolak-balik kampus untuk ngurus tempat PKL.
Kalau ada waktu santai, ane sering nongkrong-nongkrong sama teman-teman kostan. Sekedar ngobrol-ngobrol hal-hal sederhana.
Sesekali ane pulang ke rumah dan nginap disana. Keadaan rumah masih sama saja, belum ada yang berubah.
Mungkin suatu saat ane akan tinggal dirumah lagi, tapi bukan sekarang. Bukan saat ini.





Sekali lagi Terima Kasih, gan!