Pada suatu hari, di hari yang damai dan tentramnya hidupku, dia tiba-tiba saja memasuki dunia kecilku.

Mulai saat itu, dia selalu menghubungiku. Selalu dia yang memulai percakapan. Percakapan tentang sesuatu yang aku sukai. Seolah-olah dia tahu segala hal tentangku.

Suaranya yang ceria, dan imut, membuatku betah ngobrol dengannya.

Saat itu aku hanya menganggapnya sebagai teman biasa. Hanya teman biasa. Tidak ada perasaan apa pun. Aku hanya mengaguminya saja karena dia memang cantik.

Namun, semakin hari, obrolan yang dia lontarkan semakin menjurus ke arah asmara.

Dia selalu bilang kangen. kangen. dan Kangen.

Dia selalu bilang ingin ketemu, ketemu, dan ketemu.

Pada saat itu, aku hanya menganggap kata-kata tersebut sebagai bercandaan. Karena dia memang cewek yang humoris dan ceria. Jadi aku balas juga dengan bercanda.

Aku tidak pernah menuruti permintaannya.
Aku tidak pernah menuruti kemauannya.
Padahal dia sangat ingin kemauannya itu di turuti.

Di situlah awal kesalahanku..... Awal dari ketidakpekaanku.

Secara tidak sadar. Aku terus menerus menyakitinya.

Aku malah sibuk PDKT dengan cewek lain.
Dia tahu. Aku menyukai cewek lain. Tapi dia hanya tersenyum.

Di penghujung akhir 2012, dia berencana pergi ke luar kota. Sebelum pergi, dia ingin bertemu denganku, dia memaksa meskipun aku tidak mau. Aku tidak tahu kalau ternyata, Itu adalah permintaan terakhirnya. Dan aku masih saja tidak mau menurutinya.

Dia pun pergi ke luar kota tanpa bertemu denganku sekalipun.

Dan di kota itulah dia telah mati. Mati selamanya.

Disaat yang bersamaan, aku baru sadar kalau dia mencintaiku. Aku baru sadar saat dia telah mati.

Dan itu sangat membuat hatiku hancur.

Dia yang aku kenal telah mati.
Dia yang selalu membuat hariku berwarna telah pergi.

.....

Semoga kamu tenang di alam sana...
Selamat jalan....