venture.ninjaAvatar border
TS
venture.ninja
Opini: Esports di Olympics, Apakah Sudah Waktunya?

OPINI: Esports Cocok Untuk Berada di Olympics, Tapi Bukan Sekarang - Venture


Mendambakan esportsdi Olympics adalah masih sebuah angan-angan untuk kita, apalagi untuk pendukung beratnya. Namun di sinilah kita, lima tahun menuju penyiaran dan juga pertandingan kompetisi MOBA yang akan disiarkan pada Asian games 2022 nanti. Jika Anda tidak bisa menunggu selama itu, Asian Indoor and Martial Arts Games (AIMAG) ke-5 akan mengikutsertakan competitive gaming sebagai demonstration sport bulan September ini.

Namun, tidak semua itu berjalan dengan mulus, khususnya dengan adanya sebuah pernyataan dari Korean e-Sports Association (KeSPA), yang memboikot acara tersebut, dan mengajak sejumlah tim nasional dari China dan negara-negara Asia lainnya bersama mereka.

"Penolakan dari salah satu badan esport tertua di dunia adalah sebuah peringatan yang serius."


Penolakan dari salah satu badan esport yang tertua di dunia adalah sebuah peringatan yang serius, meski alasan mereka sangat sulit untuk diabaikan. Alibaba Sports Group membantu pergerakan esport menuju olimpiade di Asia untuk masa mendatang dengan menginvestasikan $150 juta dan juga membentuk hubungan kemitraan dengan International eSports Federation.

KeSPA tampak tidak senang karena Alisports membuat Asian Esports Federation-nya sendiri yang muncul ke permukaan secara tiba-tiba, tanpa meminta bantuan dari IeSF. Tidak hanya di situ, Alisports juga berencana untuk merekrut kompetitornya bukan melalui badan nasional, namun hanya dengan sistem pendaftaran online dari mereka sendiri seolah-olah dengan menandatangani formulir adalah langkah pertama untuk menjadi seorang e-athlete Olimpiade.

Masih ada banyak kejadian yang mencerminkan kurangnya konsensus antara Alisports dan Komite Olimpiade Nasional (NOC) manapun. Kita mempunyai sebuah Olimpiade esport yang gagal pada rintangan pertamanya, karena persiapan yang terburu-buru. Sponsor dan penyokong komersil adalah bagian dari acara olahraga yang tak terelakkan, namun di saat mereka menjadi penyelenggara, Anda perlu mencoba dan meyakinkan diri bahwa skill dan prestasi masih tetap menjadi acara pokok.

Meskipun sebagai satu-satunya yang memiliki restu dari NOC, AIMAG telah tergabung dengan kumpulan kompetisi esport pembuat sejarah.

1. World Electronic Sports Games

World Electronic Sports Games via esportsobserver.com


  • Jumlah Acara: 1
  • Penyelenggara: Alisports
  • Garis besar: Sebuah acara tahunan dengan 5 pertandingan di mana hasil akhir dihitung berdasarkan performa masing-masing tim nasional. Di acara pertamanya, para pemain ditentukan melalui babak kualifikasi yang memakan waktu berbulan-bulan, dan tim pemenang mendapat sebagian dari uang hadiah total dengan nilai $5,5 juta.
  • Opini: Sebagai percobaan pertama untuk Alisports Olympic, mereka layak mendapat pujian untuk investasi senilai $14,5 juta, dan juga upacara pembukaannya yang sangat mencolok. Akan tetapi, sulit untuk memuji struktur organisasinya. Tim esports ber-franchise dengan anggota tim yang berasal dari satu negara akan memiliki keuntungan yang signifikan dan sangat mempengaruhi tingkat persaingan. Masalah teknis juga muncul dalam hal streaming dimana ini bukanlah bencana yang paling buruk, hanya saja juga bukan momen terbaik esport.

2. eGames

eGames via esportsobserver.com


  • Jumlah Acara: 1
  • Penyelenggara: The International eGames Committee
  • Garis Besar: Disiapkan sebagai kompetisi esport yang setara dengan olimpiade, eGames menyelenggarakan turnamen SMITE dan Super Smash Bros di Olimpiade Rio, dan berencana untuk kembali hadir di Winter Olympics 2018 dan Summer Olympics 2020.
  • Opini: Karena belum pernah menjadi tuan rumah acara besar, kita bisa sedikit memaafkan eGames. Apa yang lebih sulit diabaikan adalah kurangnya penonton, peserta yang kuat, dan sisi tranparansi dari ajang pertamanya. Anehnya, meski bersamaan dengan Olympics, organisasi ini tidak terasosiasi sama sekali dengan Komite Olimpiade Internasional.


3. Esports World Championship

Esports World Championship via esportsobserver.com


  • Jumlah Acara: 8
  • Penyelenggara: International Esports Federation
  • Garis besar: Sebuah kompetisi yang berlangsung selama 5-6 hari di mana kira-kira 400 pemain dari negara-negara anggota IeSF saling bersaing memperebutkan serangkaian title. Acara tahun lalu menampilkan cabang esport League of Legends, Hearthstone dan Counter-Strike: Global Offensive.
  • Opini: Sebuah upaya dari IeSF yang patut dihormati karena usahanya untuk membawa esports ke Olimpiade. Kompetisinya sendiri selalu terasa kurang meriah, pengerjaan yang biasa-biasa saja dan tingkat penayangan yang masih minim. The 8th World Championship di Jakarta membawa kurang dari 48.000 jam total penayangan Twitch selama 3 hari kompetisi, meskpun ada faktor yang disebabkan oleh masalah layanan internet dan juga isu kerjasama dengan pemerintah daerah.


4. World Cyber Games

World Cyber Games via esportsobserver.com


  • Jumlah Acara: 14 (sekarang sudah ditutup)
  • Penyelenggara: World Cyber Games Inc.
  • Garis Besar: Disponsori oleh Samsung dan Microsoft, turnamen tahunan ini mencoba meniru diri mereka seperti perlombaan Olympics hingga ke desain logo yang sama, lengkap dengan upacara pembukaan, dan medali perunggu, perak dan emas. Salah satu perbedaan utama acara tersebut dengan Olympics adalah pada pemberian hadiah uang.
  • Opini: Pada titik puncaknya, ini merupakan kompetisi esport internasional terbesar, dan mungkin yang paling dekat untuk memenuhi mimpi Olympics. Namun, organisasi ini terganggu oleh masalah keuangan. Dengan lonjakan 300 persen untuk biaya lisensi nasionalnya, banyak kemitraan mapannya yang menolak. Permainan Counter-Strike ditinggalkan demi sebuah permainan free-to-play tiruan yang tampaknya dapat menarik pasar regional, dan bahkan sempat ada rencana untuk beralih sepenuhnya ke mobile games di tahun 2012. Akhirnya, acara tersebut kehilangan banyak perhatian karena adanya Dreamhack dan IEM, dan membatalkan semua turnamen kedepannya.


Dari contoh di atas, esports masih hanya memiliki perencanaan jangka pendek dan tidak ada pola pikir persatuan untuk menyesuaikan diri dengan standar kategori multi-sport.


"Competitive gaming tidak bisa lepas dari tanggung jawabnya terhadap publisher dan perusahaan induknya."


Pendapat presiden IOC (International Olympic Committee), Thomas Bach yang beropini bahwa ‘esport bertentangan dengan peraturan Olimpiade dan nilai keolahragaan’, tidak dapat sepenuhnya dianggap benar. namun dalam kondisinya untuk saat ini tentu saja bertentangan dengan semangat pertandingan Olimpiade. Kekhawatiran utama adalah bahwa dalam serangkaian kompetisi yang dirancang untuk menunjukkan bakat dunia, secara teoritis competitive gaming tidak mampu melepaskan diri dari kewajibannya kepada publisher dan juga perusahaan induknya.

Kita juga bisa memperdebatkan apakah masa kejayaan olahraga merupakan tujuan yang cukup bagus. Apakah penayangan tinggi Olimpiade (sebesar 3,5 miliar penonton di seluruh dunia untuk menonton kompetisi di Rio) benar-benar sesuatu yang harus diupayakan, atau hanya bonus untuk menyelinapkan esport masuk ke dalam? Kita semua telah membaca laporan yang memikat tentang penayangan esport yang bisa melampaui pertandingan final olahraga seperti NBA, namun bahkan jika diambil begitu saja, kita masih tetap memerlukan produsen yang paling berkompeten seperti ESL atau Eleague.

Sampai sekarang, kita masih tidak tahu apakah Turkmenistan Organizing Committee dapat menjalankan acara LAN yang layak saat meluncurkan AIMAG ke-5 nanti.

Sumber : venture.ninja
0
8.3K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan