- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Anies Jawab Kritik Sutiyoso: Jangan Bayangkan Becak Era 80-an


TS
berita378
Anies Jawab Kritik Sutiyoso: Jangan Bayangkan Becak Era 80-an
Quote:

Anies Baswedan meminta publik tidak membayangkan Jakarta era tahun 1970 atau 1980-an ketika mendengar kata becak. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Anies Baswedan menanggapi pernyataan mantan gubernur Jakarta Sutiyoso soal izin becak yang dikhawatirkan berpotensi meningkatkan urbanisasi, atau perpindahan warga dari desa ke kota secara besar-besaran.
Anies meminta publik tidak membayangkan Jakarta era tahun 1970 atau 1980-an ketika mendengar kata becak. Sebab kini kondisi Jakarta sudah jauh lebih maju dengan ragam alternatif transportasi umum. Sehingga kekhawatiran soal urbanisasi dipastikan tak bakal terjadi.
“Jangan membayangkan seperti tahun 80-an atau 70-an, belum ada ojek, belum ada taksi banyak, belum juga ada ojek online. Kita begini tuh karena melihat becak dengan memori kita yang dulu, padahal kita hidup di tahun 2018,” kata Anies di Balai Kota, Jakarta, Jumat (19/1).
Anies mengatakan, penikmat becak saat ini sudah sangat jarang. Hanya segelintir warga yang sangat membutuhkan moda transportasi ramah lingkungan tersebut.
“Kebanyakan orang saat ini kalau mau bepergian jauh ya tentu cari alternatif kendaraan lain. Nah ini (becak) yang pakai siapa sih,” ujar Anies.
Anies mengklaim di Jakarta saat ini terdapat lebih dari 1.000 becak yang beroperasi. Becak-becak itu tak beroperasi di jalan-jalan besar, melainkan hanya di jalanan kampung pinggiran Jakarta.
“Dan (becak) ini yang akan kami atur, bukan becak yang baru datang,” ungkapnya.

Becak di Jalan Thamrin tahun 1968. (Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen)
Saat ini, kata Anies, tak semua warga senang menggunakan becak untuk bepergian, mengingat moda transportasi lain yang mudah dijangkau pun telah banyak menjamur.
Meski demikian, hal itu tak berarti menutup kemungkinan bagi keberadaan segmentasi pengguna becak --meski jumlahnya tak banyak.
Anies berharap masyarakat tak melihat becak secara negatif. “(Becak) Hanya di kampung, tapi tidak akan menimbulkan urbanisasi yah,” kata dia.
Sutiyoso sebelumnnya mengaku khawatir rencana Anies mengoperasikan becak di ibu kota bakal memicu urbanisasi besar-besaran atau perpindahan massal orang-orang dari desa ke Jakarta.
Sutiyoso memprediksi akan banyak orang desa pindah ke Jakarta untuk menjadi tukang becak, sehingga akan menciptakan masalah baru di ibu kota. Salah satunya adalah kesemrawutan lalu lintas di ibu kota.
"Itu berdasarkan pengalaman saya yang sempat mengizinkan becak kembali beroperasi," ujar Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso saat dihubungi CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu. (gil)
Anies meminta publik tidak membayangkan Jakarta era tahun 1970 atau 1980-an ketika mendengar kata becak. Sebab kini kondisi Jakarta sudah jauh lebih maju dengan ragam alternatif transportasi umum. Sehingga kekhawatiran soal urbanisasi dipastikan tak bakal terjadi.
“Jangan membayangkan seperti tahun 80-an atau 70-an, belum ada ojek, belum ada taksi banyak, belum juga ada ojek online. Kita begini tuh karena melihat becak dengan memori kita yang dulu, padahal kita hidup di tahun 2018,” kata Anies di Balai Kota, Jakarta, Jumat (19/1).
Anies mengatakan, penikmat becak saat ini sudah sangat jarang. Hanya segelintir warga yang sangat membutuhkan moda transportasi ramah lingkungan tersebut.
“Kebanyakan orang saat ini kalau mau bepergian jauh ya tentu cari alternatif kendaraan lain. Nah ini (becak) yang pakai siapa sih,” ujar Anies.
Anies mengklaim di Jakarta saat ini terdapat lebih dari 1.000 becak yang beroperasi. Becak-becak itu tak beroperasi di jalan-jalan besar, melainkan hanya di jalanan kampung pinggiran Jakarta.
“Dan (becak) ini yang akan kami atur, bukan becak yang baru datang,” ungkapnya.
Quote:

Becak di Jalan Thamrin tahun 1968. (Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen)
Saat ini, kata Anies, tak semua warga senang menggunakan becak untuk bepergian, mengingat moda transportasi lain yang mudah dijangkau pun telah banyak menjamur.
Meski demikian, hal itu tak berarti menutup kemungkinan bagi keberadaan segmentasi pengguna becak --meski jumlahnya tak banyak.
Anies berharap masyarakat tak melihat becak secara negatif. “(Becak) Hanya di kampung, tapi tidak akan menimbulkan urbanisasi yah,” kata dia.
Sutiyoso sebelumnnya mengaku khawatir rencana Anies mengoperasikan becak di ibu kota bakal memicu urbanisasi besar-besaran atau perpindahan massal orang-orang dari desa ke Jakarta.
Sutiyoso memprediksi akan banyak orang desa pindah ke Jakarta untuk menjadi tukang becak, sehingga akan menciptakan masalah baru di ibu kota. Salah satunya adalah kesemrawutan lalu lintas di ibu kota.
"Itu berdasarkan pengalaman saya yang sempat mengizinkan becak kembali beroperasi," ujar Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso saat dihubungi CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu. (gil)
Namanya juga becak dari dulu sampai sekarang sama aja,bahan bakarnya nasi satu cething/periuk




0
3.5K
Kutip
52
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan