- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fakta tentang Styrofoam yang Dianggap Mitos
TS
ciloktusuk
Fakta tentang Styrofoam yang Dianggap Mitos
You must have known styrofoam kan gan sis.
Siapapun pasti kenal styrofoam dan pernah menggunakannya senggaknya sekali dalam sebulan.
Ketika beli makanan di luar, kadang penjual ngemasin makanannya di dalam styrofoam.
Begitupun di kantin-kantin kampus yang kerap bungkus makanan untuk mahasiswa di dalam wadah berwarna putih tersebut.
Stryrofoam termasuk isulator panas yang baik, membuatnya mudah untuk dibawa dan menjaga suhu makanan sebagaimana saat diisi ke dalamnya.
Wadah ini terbuat dari polistirena atau polimer stirena yang terbuat dari minyak bumi dan diproduksi dengan memasukkan polistirena ke sebuah cetakan gan. Styrofoam sebenarnya adalah penyebutan yang kurang tepat, soalnya itu adalah sebuah merek dari The Dow Chemical Company. Kayak kita tiap mau beli mi instan atau air mineral, pasti nyebutnya satu merek tertentu ya
Disadur dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hi...utar-styrofoam sampai sekarang banyak sekali mitos yang bertebaran mengenai wadah makanan ini.
Sebagian menyebutnya sebagai pemicu kanker, sebagian lagi menyebutnya berbahaya untuk organ penglihatan.
Karena dianggap sulit diurai alam, styrofoam terbilang berdampak buruk pada lingkungan gan sis.
Penggunaan yang berlebih bisa dibuktikan dengan bagaimana selokan-selokan yang sering kamu jumpai di sekitarmu tersumbat karena banyaknya wadah putih ini “terjebak” di sana.
Pernahkah kamu menyangka bahwa anggapan-anggapan yang sering kamu dengar atau bahkan tertanam di dalam pikiranmu ini hanyalah sebuah mitos?
Kemudian, kalau memang ini semua hanya mitos, apa saja fakta yang seharusnya lebih diutamakan?
Tapi semuanya balik lagi ke skala pemakaian gan sis.
Selama nggak dipakai terlalu sering dan nggak terlalu bergantung pada wadah putih ini, maka semuanya aman.
Siapapun pasti kenal styrofoam dan pernah menggunakannya senggaknya sekali dalam sebulan.
Ketika beli makanan di luar, kadang penjual ngemasin makanannya di dalam styrofoam.
Begitupun di kantin-kantin kampus yang kerap bungkus makanan untuk mahasiswa di dalam wadah berwarna putih tersebut. Quote:
Styrofoam adalah sebuah wadah sekali pakai yang digunakan untuk aneka makanan, seperti mi instan, daging mentah yang biasanya dijual di supermarket, dan—seperti sudah disebutkan sebelumnya—makanan-makanan yang dijajakan di toko makanan, dan sejumlah minuman seperti di gerai-gerai kopi ternama gan sisss (gausah sebut merek lah yaaa).
Quote:
Stryrofoam termasuk isulator panas yang baik, membuatnya mudah untuk dibawa dan menjaga suhu makanan sebagaimana saat diisi ke dalamnya.
Wadah ini terbuat dari polistirena atau polimer stirena yang terbuat dari minyak bumi dan diproduksi dengan memasukkan polistirena ke sebuah cetakan gan. Styrofoam sebenarnya adalah penyebutan yang kurang tepat, soalnya itu adalah sebuah merek dari The Dow Chemical Company. Kayak kita tiap mau beli mi instan atau air mineral, pasti nyebutnya satu merek tertentu yaDisadur dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hi...utar-styrofoam sampai sekarang banyak sekali mitos yang bertebaran mengenai wadah makanan ini.
Sebagian menyebutnya sebagai pemicu kanker, sebagian lagi menyebutnya berbahaya untuk organ penglihatan. Quote:
Karena dianggap sulit diurai alam, styrofoam terbilang berdampak buruk pada lingkungan gan sis.
Penggunaan yang berlebih bisa dibuktikan dengan bagaimana selokan-selokan yang sering kamu jumpai di sekitarmu tersumbat karena banyaknya wadah putih ini “terjebak” di sana. Pernahkah kamu menyangka bahwa anggapan-anggapan yang sering kamu dengar atau bahkan tertanam di dalam pikiranmu ini hanyalah sebuah mitos?
Kemudian, kalau memang ini semua hanya mitos, apa saja fakta yang seharusnya lebih diutamakan?
Quote:
Pertama, sudah disebutkan banyak orang yang menganggap wadah ini merusak lingkungan.
Mitos ini mulai beredar di masyarakat luas sewaktu Walikota Bandung Ridwan Kamil merilis larangan menggunakan styrofoam untuk membungkus makanan karena sampah styrofoam menimbun di sungai.
Benarkah mitos ini?
Akhmad Zainal Abidin selaku Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB menyatakan bahwa ini nggak sesuai.
Faktanya, styrofoam terkesan mendominasi sampah-sampah di sungai karena memang bahannya yang terbuat untuk bisa mengapung di atas air. Kenyataannya, ada sampah-sampah lainnya yang “bersembunyi” di bawah styrofoam gan sis!
Quote:
Mitos ini mulai beredar di masyarakat luas sewaktu Walikota Bandung Ridwan Kamil merilis larangan menggunakan styrofoam untuk membungkus makanan karena sampah styrofoam menimbun di sungai.
Benarkah mitos ini?
Akhmad Zainal Abidin selaku Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB menyatakan bahwa ini nggak sesuai.
Faktanya, styrofoam terkesan mendominasi sampah-sampah di sungai karena memang bahannya yang terbuat untuk bisa mengapung di atas air. Kenyataannya, ada sampah-sampah lainnya yang “bersembunyi” di bawah styrofoam gan sis! Quote:
Kedua, styrofoam berdampak nggak baik bagi lingkungan karena tak bisa diurai.
Akhmad mengungkapkan, styrofoam emang nggak bisa diurai secara alami, tapi bisa diurai dengan bantuan teknologiseiring perkembangan zaman yang memberi kemudahan dalam berbagai hal.
Bila mengandalkan alam, memerlukan 1.000 tahun untuk menanti styrofoam terdegradasi.
Kriteria ramah lingkungan nggak lagi dinilai dari bisa atau nggaknya sebuah sampah terurai, tapi bisa atau nggaknya sampah tersebut didaur ulang.
Dibandingkan dengan kertas yang digunakan sebagai pengganti styrofoam untuk membungkus makanan, daur ulang styrofoam justru terbilang lebih mudah karena kertas dilapisi dengan plastik. Ini berarti, sebelum melakukan proses daur ulang, harus ada pemisahan antara kertas dan plastik yang melapisinya.
Styrofoam bisa didaur ulang menjadi beton ringan untuk perubahan, sebuah kerajinan tangan, pigura, dan bakan pembersih senyawa sulfur yang digunakan Pertamina.
Quote:
Akhmad mengungkapkan, styrofoam emang nggak bisa diurai secara alami, tapi bisa diurai dengan bantuan teknologiseiring perkembangan zaman yang memberi kemudahan dalam berbagai hal.
Bila mengandalkan alam, memerlukan 1.000 tahun untuk menanti styrofoam terdegradasi.
Kriteria ramah lingkungan nggak lagi dinilai dari bisa atau nggaknya sebuah sampah terurai, tapi bisa atau nggaknya sampah tersebut didaur ulang.
Dibandingkan dengan kertas yang digunakan sebagai pengganti styrofoam untuk membungkus makanan, daur ulang styrofoam justru terbilang lebih mudah karena kertas dilapisi dengan plastik.
Ini berarti, sebelum melakukan proses daur ulang, harus ada pemisahan antara kertas dan plastik yang melapisinya. Styrofoam bisa didaur ulang menjadi beton ringan untuk perubahan, sebuah kerajinan tangan, pigura, dan bakan pembersih senyawa sulfur yang digunakan Pertamina.
Quote:
Ketiga, styrofoam merupakan penyebab kanker.
Kandungan stirena yang ada pada styrofoam memang memiliki zat karsinogenik yang bisa memicu tumbuhnya penyakit paling mematikan tersebut.
Tapi styrofoam yang beredar di pasaran saat ini bisa dipastikan oleh Akhmad nggak menimbulkan kanker kok gan sis.
Akhmad mengungkapkan, nilai asupan zat stirena yang hijrah dari styrofoam ke tubuh sejumlah 0,46 sampai 12 mg per orang setiap hari. Nggak sampai di situ, pria yang juga berperan sebagai dosen di ITB ini membandingkan kandungan stirena pada styrofoam dengan kandungan stirena yang ada pada telur dan stroberi.
Pada telur, kandungan stirena mencapai 10 mikrogram per per kilogram; sedangkan pada stroberi 275 mikrogram per kilogram.Ini buktiin stroberi mengandung lebih banyak stirena dan kandungan stirena dalam styrofoam terbilang jauh lebih rendah dari batas aman yang telah ditentukan.
Quote:
Kandungan stirena yang ada pada styrofoam memang memiliki zat karsinogenik yang bisa memicu tumbuhnya penyakit paling mematikan tersebut.
Tapi styrofoam yang beredar di pasaran saat ini bisa dipastikan oleh Akhmad nggak menimbulkan kanker kok gan sis. Akhmad mengungkapkan, nilai asupan zat stirena yang hijrah dari styrofoam ke tubuh sejumlah 0,46 sampai 12 mg per orang setiap hari.
Nggak sampai di situ, pria yang juga berperan sebagai dosen di ITB ini membandingkan kandungan stirena pada styrofoam dengan kandungan stirena yang ada pada telur dan stroberi. Quote:
Pada telur, kandungan stirena mencapai 10 mikrogram per per kilogram; sedangkan pada stroberi 275 mikrogram per kilogram.
Ini buktiin stroberi mengandung lebih banyak stirena dan kandungan stirena dalam styrofoam terbilang jauh lebih rendah dari batas aman yang telah ditentukan. Tapi semuanya balik lagi ke skala pemakaian gan sis.
Selama nggak dipakai terlalu sering dan nggak terlalu bergantung pada wadah putih ini, maka semuanya aman. 0
2.1K
10
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan