- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tegaskan Pelaku Cabul Bukan Guru Ngaji Melainkan Marbut
TS
chilliPOP01
Tegaskan Pelaku Cabul Bukan Guru Ngaji Melainkan Marbut
BAHARUDDIN Mustafa salah seorang guru ngaji di Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas Barat menegaskan bahwa pelaku pencabulan bernisial CM (59) yang saat ini menjalani pemeriksaan di Polres Bulungan bukan merupakan guru ngaji melainkan hanya seorang marbut.
“CM itu hanya pengurus masjid atau marbut. Yang mana kerjanya membantu mengatur sound sistem dan azan,” tegasnya.
Dikatakan juga, di Desa Long Beluah saat ini hanya memiliki tiga guru ngaji. Terdiri dari, Mahrizal, Ferliani dan dirinya sendiri. Oleh karenanya, anggapan bahwa CM seorang guru ngaji cukup merugikannya. “Kepercayaan ke kami tentu akan hilang. Dan saat ini sekalipun proses mengaji berjalan. Santrinya hanya sedikit,” keluhnya.
Lanjutnya, CM sejatinya warga biasa yang juga masih belajar mengaji. Pasalnya, ia masih belum fasih saat membaca Alquran. “Dia juga bukan imam di Masjid Keburau, Long Beluah. Intinya hanya marbut saja,” ujarnya seraya mengatakan santri di sana belajar di TK TPA Al Furqon di bawah naungan KUA Tanjung Palas Barat, BKPRMI dan LPTQ.
Sementara, Mansur pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala KUA Tanjung Palas Barat menambahkan, CM selama ini dikenal cukup baik. Tentunya, kejadian itu diluar dugaannya. Apalagi, keseharian dan cara berpakaian, serta tingkah lakunya tak ada yang mencurigakan. “Dia itu bagus dan sopan saja,” bebernya.
Sebelumnya, Camat Tanjung Palas Barat, Rahmad mengatakan, pria yang diketahui sehari-harinya mengurus Masjid Jami Keburau, Desa Long Beluah tersebut cukup dikenali di kampung tersebut. “Dia (pelaku, Red.) termasuk teman baik juga, sepengetahuan saya orangnya baik. Makanya bisa diangkat untuk mengurusi masjid, kita tidak tahu, mengapa ia demikian, apakah khilaf atau seperti apa,” ucapnya.
Rahmad juga mengungkapkan bahwa, meskipun dikatakan warga pendatang. Namun yang bersangkutan sudah hidup puluhan tahun lamanya dan berbaur dengan baik dengan warga masyarakat di desa tersebut dan telah memiliki keluarga. “Jadi cukup lamalah yang bersangkutan ini, puluhan tahun sudah,” sebutnya.
Untuk itu kata dia, dirinya secara pribadi cukup prihatin dan kasihan, mengapa yang bersangkutan melakukan hal yang tak terpuji tersebut. Namun kembali lagi kata dia, yang namanya manusia tak luput dari kesalahan. “Siapa pun pasti dia ada kekhilafan,” sebutnya.
Khilaf tersebut dapat muncul, ditambahkan Rahmad, mungkin saja dikarenakan istri yang bersangkutan sudah memasuki usia tua. “Tapi banyak faktor tentunya mengapa ia demikian, dengan adanya kejadian ini masyarakat cukup terkejutlah,” sebutnya.
bukan ya bukan
ingat bukan yah, ingat bukan ngasah biji

“CM itu hanya pengurus masjid atau marbut. Yang mana kerjanya membantu mengatur sound sistem dan azan,” tegasnya.
Dikatakan juga, di Desa Long Beluah saat ini hanya memiliki tiga guru ngaji. Terdiri dari, Mahrizal, Ferliani dan dirinya sendiri. Oleh karenanya, anggapan bahwa CM seorang guru ngaji cukup merugikannya. “Kepercayaan ke kami tentu akan hilang. Dan saat ini sekalipun proses mengaji berjalan. Santrinya hanya sedikit,” keluhnya.
Lanjutnya, CM sejatinya warga biasa yang juga masih belajar mengaji. Pasalnya, ia masih belum fasih saat membaca Alquran. “Dia juga bukan imam di Masjid Keburau, Long Beluah. Intinya hanya marbut saja,” ujarnya seraya mengatakan santri di sana belajar di TK TPA Al Furqon di bawah naungan KUA Tanjung Palas Barat, BKPRMI dan LPTQ.
Sementara, Mansur pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala KUA Tanjung Palas Barat menambahkan, CM selama ini dikenal cukup baik. Tentunya, kejadian itu diluar dugaannya. Apalagi, keseharian dan cara berpakaian, serta tingkah lakunya tak ada yang mencurigakan. “Dia itu bagus dan sopan saja,” bebernya.
Sebelumnya, Camat Tanjung Palas Barat, Rahmad mengatakan, pria yang diketahui sehari-harinya mengurus Masjid Jami Keburau, Desa Long Beluah tersebut cukup dikenali di kampung tersebut. “Dia (pelaku, Red.) termasuk teman baik juga, sepengetahuan saya orangnya baik. Makanya bisa diangkat untuk mengurusi masjid, kita tidak tahu, mengapa ia demikian, apakah khilaf atau seperti apa,” ucapnya.
Rahmad juga mengungkapkan bahwa, meskipun dikatakan warga pendatang. Namun yang bersangkutan sudah hidup puluhan tahun lamanya dan berbaur dengan baik dengan warga masyarakat di desa tersebut dan telah memiliki keluarga. “Jadi cukup lamalah yang bersangkutan ini, puluhan tahun sudah,” sebutnya.
Untuk itu kata dia, dirinya secara pribadi cukup prihatin dan kasihan, mengapa yang bersangkutan melakukan hal yang tak terpuji tersebut. Namun kembali lagi kata dia, yang namanya manusia tak luput dari kesalahan. “Siapa pun pasti dia ada kekhilafan,” sebutnya.
Khilaf tersebut dapat muncul, ditambahkan Rahmad, mungkin saja dikarenakan istri yang bersangkutan sudah memasuki usia tua. “Tapi banyak faktor tentunya mengapa ia demikian, dengan adanya kejadian ini masyarakat cukup terkejutlah,” sebutnya.
bukan ya bukan
ingat bukan yah, ingat bukan ngasah biji

0
1.5K
19
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan