Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

abdulaziiz575Avatar border
TS
abdulaziiz575
Swedia Akan Sebarkan Leaflet Siap-Siap Hadapi Perang
[img]swedia[/img]
Law-Justice.co - Pemerintah Swedia segera memproduksi selebaran berisi peringatan kepada warga untuk siap-siap menghadapi perang. Leaflet tersebut akan dibagikan kepada 4,7 juta rumah tangga pada musim semi tahun ini. Alasannya, karena kekhawatiran akan terjadi perang terus meningkat.

Selebaran, yang isinya meminta warga agar bersiap menghadapi ‘krisis dan bencana’ dalam situasi damai, atau bentuk serangan lain yang diarahkan ke Swedia, merupakan langkah terkini pemerintah merespon agresi Rusia.

Pada Mei 2017, Menteri Pertahanan Swedia Carl Anders Peter Hultqvist, mengatakan kepada CNN: “Rejim Rusia telah menunjukkan sikap bahwa mereka siap menggunakan kekuatan militer demi mencapai tujuan politik.”

Penerbitan leaflet juga didasari pada ‘situasi keamanan di kawasan kami,” maksudnya adalah Baltik dan peningkatan aktivitas di Arktik,” kata juru bicara agen kontinjensi sipil kepada CNN. Ia menambahkan, literatur petunjuk praktis akan disiapkan sambil terus mengingatkan warga untuk menyiapkan stok bahan makanan pokok, air dan selimut di rumah.

Leaflet yang akan diterbitkan tahun ini bertujuan mengedukasi warga Swedia tentang bagaimana mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu “mereka menghadapi dunia yang berbalik-balik,” dan meminta kepada pemerintah kota untuk menyiapkan bunkers peninggalan era Perang Dingin.

Swedia telah mengeluarkan investasi besar untuk meningkatkan strategi pertahanan di seluruh negeri. Mereka memperkenalkan kembali program wajib militer dan menempatkan sejumlah tentaranya di pulau Gotland yang terletak di Laut Baltik. Negara tersebut pernah menangguhkan program wajib militer pada 2010 dan mengadopsi sistem rekrutmen atas dasar sukarela.

Namun sistem ini kemudian diubah pada Maret 2017. Pemerintah kemudian mengumumkan akan mengembalikan program wajib militer pada 2018. Keputusan Swedia menaikkan anggaran belanja pertahanan sebesar 720 juta dolar AS untuk jangka watu lima tahun diambil pada Februari 2015.

Jumlah pasukan keamanan Swedia sebenarnya jauh dari ideal.

Menurut data pemerintah yang disampaikan Maret, angkatan bersenjata Swedia kekurangan 1.000 personel yang bekerja full-time termasuk komandan pasukan, tentara dan pelaut. Karena itu pemerintah akan memastikan jumlah pasukan yang bekerja full-time mencapai 6.000 dengan 10.000 pasukan lainnya yang bekerja paruh waktu.

Swedia bukan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tapi negera tersebut selalu berkontribusi pada setiap operasi militer yang dipimpin NATO dan memiliki hubugan bilateral yang baik dengan setiap anggota NATO yang dijalin lewat Dewan Kemitraan Euro-Atlantik.

Selama ini Swedia terkesan sebagai negara yang ‘anteng’ terutama saat Eropa dilanda perang beberapa kali. Bahkan kerap digambarkan sebagai sebuah negara demokratis yang damai dan menjadi tempat berlindung orang-orang yang melarikan diri dari konflik.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, negara yang juga dikenal dengan inovasi-inovasi sosial yang kuat, justru paling gencar mempersiapkan diri menghadapi perang.

Pada 2016 sebuah brosur rahasia yang disingkap tabloid “Expressen”, memperlihatkan sikap petinggi militer negara tersebut menghadapi situasi saat ini. Kepala Staf Angkatan Darat Swedia, Mayjen Anders Brännström mengatakan bahwa Swedia bakal menghadapi ancaman perang dari satu pihak lawan yang mumpuni. “Situasi global saat ini... mengarahkan kesimpulan bahwa kita akan menghadapi perang dalam beberapa tahun ke depan,” tulis Mayjen Brännström dalam brosur yang bocor tersebut.

Law-Justice.co - Pemerintah Swedia segera memproduksi selebaran berisi peringatan kepada warga untuk siap-siap menghadapi perang. Leaflet tersebut akan dibagikan kepada 4,7 juta rumah tangga pada musim semi tahun ini. Alasannya, karena kekhawatiran akan terjadi perang terus meningkat.

Selebaran, yang isinya meminta warga agar bersiap menghadapi ‘krisis dan bencana’ dalam situasi damai, atau bentuk serangan lain yang diarahkan ke Swedia, merupakan langkah terkini pemerintah merespon agresi Rusia.

Pada Mei 2017, Menteri Pertahanan Swedia Carl Anders Peter Hultqvist, mengatakan kepada CNN: “Rejim Rusia telah menunjukkan sikap bahwa mereka siap menggunakan kekuatan militer demi mencapai tujuan politik.”

Penerbitan leaflet juga didasari pada ‘situasi keamanan di kawasan kami,” maksudnya adalah Baltik dan peningkatan aktivitas di Arktik,” kata juru bicara agen kontinjensi sipil kepada CNN. Ia menambahkan, literatur petunjuk praktis akan disiapkan sambil terus mengingatkan warga untuk menyiapkan stok bahan makanan pokok, air dan selimut di rumah.

Leaflet yang akan diterbitkan tahun ini bertujuan mengedukasi warga Swedia tentang bagaimana mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu “mereka menghadapi dunia yang berbalik-balik,” dan meminta kepada pemerintah kota untuk menyiapkan bunkers peninggalan era Perang Dingin.

Swedia telah mengeluarkan investasi besar untuk meningkatkan strategi pertahanan di seluruh negeri. Mereka memperkenalkan kembali program wajib militer dan menempatkan sejumlah tentaranya di pulau Gotland yang terletak di Laut Baltik. Negara tersebut pernah menangguhkan program wajib militer pada 2010 dan mengadopsi sistem rekrutmen atas dasar sukarela.

Namun sistem ini kemudian diubah pada Maret 2017. Pemerintah kemudian mengumumkan akan mengembalikan program wajib militer pada 2018. Keputusan Swedia menaikkan anggaran belanja pertahanan sebesar 720 juta dolar AS untuk jangka watu lima tahun diambil pada Februari 2015.

Jumlah pasukan keamanan Swedia sebenarnya jauh dari ideal.

Menurut data pemerintah yang disampaikan Maret, angkatan bersenjata Swedia kekurangan 1.000 personel yang bekerja full-time termasuk komandan pasukan, tentara dan pelaut. Karena itu pemerintah akan memastikan jumlah pasukan yang bekerja full-time mencapai 6.000 dengan 10.000 pasukan lainnya yang bekerja paruh waktu.

Swedia bukan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tapi negera tersebut selalu berkontribusi pada setiap operasi militer yang dipimpin NATO dan memiliki hubugan bilateral yang baik dengan setiap anggota NATO yang dijalin lewat Dewan Kemitraan Euro-Atlantik.

Selama ini Swedia terkesan sebagai negara yang ‘anteng’ terutama saat Eropa dilanda perang beberapa kali. Bahkan kerap digambarkan sebagai sebuah negara demokratis yang damai dan menjadi tempat berlindung orang-orang yang melarikan diri dari konflik.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, negara yang juga dikenal dengan inovasi-inovasi sosial yang kuat, justru paling gencar mempersiapkan diri menghadapi perang.

Pada 2016 sebuah brosur rahasia yang disingkap tabloid “Expressen”, memperlihatkan sikap petinggi militer negara tersebut menghadapi situasi saat ini. Kepala Staf Angkatan Darat Swedia, Mayjen Anders Brännström mengatakan bahwa Swedia bakal menghadapi ancaman perang dari satu pihak lawan yang mumpuni. “Situasi global saat ini... mengarahkan kesimpulan bahwa kita akan menghadapi perang dalam beberapa tahun ke depan,” tulis Mayjen Brännström dalam brosur yang bocor tersebut.
0
1.4K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan