Kita semua bisa lihat, kondisi masyarakat Indonesia sekarang tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja. Permasalahan-permasalahan dari yang fundamental terus menggerogoti negeri. Rakyat hanya bisa merintih dan menjerit tapi tanpa suara; mereka tidak berani bersuara.
Maka ijinkan saya berduka cita dan berbela sungkawa atas meninggalnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia melalui sebuah puisi berikut.
Quote:
Suara yang Tertimbun Debu
Oleh : M. Iqbal Khatami
....................
Bolehkah Kami Ungkap, Tirai Keniscayaan Yang Menjatuhkan Bintang
Membumikan Sang Pesakitan Yang Haus Keadilan, Bukan Pencitraan
Kami Bukan Hama Penghambat Pembangunan Bangsa
Ataukah Itu Kepentingan Penguasa?
Ha Ha
Ha
H
Inikah Hukum? Takdir Dari Penindas, Nampaknya.
Tertimbun Debu Parangtritis Terbang Melata
Hancur Melebur Terlindas Belalang Baja
Di Mana Istimewanya? Dia Lenyap, Dijilat Takdir Nestapa
Air Mata Menderap Derita
Tangis Langit Menghujam Jejak Berserakan Itu
Ada Hati Yang Tertimbun Pada Nilai Kemanusiaan
Mengubur Setapak Perjuangan, Takkanlah Ia Terkubur
Tiap Sudut Cantik Ini, Kami Pelihara Pilu
Maafkan Kami Hanya Pandai Bermimpi
Rakyat Kecil Beban Negara
Rinai Peluh Perjuangan Akan Singkirkan Debu
Selama Berpijak Di Tempat Yang Tak Lagi Ramah
Melantunkan Doa, Keadilan Hanya Tinggal Cerita
Luka Masih Tertahankan, Mencari Cerah Di Mana Berada
Demi Banyak Kesedihan Yang Membuai Bumi
Bergemalah Bangunkan Jiwa-Jiwa Yang Terlelap
Ingatlah Masa Terus Memangsa
Perjuangkanlah Kami, Sebelum Terlambat
Mari Menanti Syamsu Ke Peraduan
Perjuangkan Sejahtera Yang Redup
Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur
Semoga Debu Tidak Lagi Menutup Ufuk
(Bantul, 2018)