Jakarta – Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Yunita Rusanti mengingatkan kenaikan harga minyak mentah dunia yang kini sudah di atas USD70 per barel memicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi, yang pada gilirannya akan berkontribusi terhadap besaran inflasi.

Yunita Rusanti mengatakan harga jual BBM domestik terpicu naik akibat adanya kenaikan harga minyak dunia, dikhawatirkan akan mengerek kenaikan inflasi. Hal ini ditambah kenaikan harga beras yang juga akan mempengaruhi besaran inflasi bulan Januari 2018.

“Bobot BBM cukup besar, hampir tiga persen (pengaruh) dalam inflasi. Jadi kalau ada kenaikan harga di Indonesia (harga BBM) maka akan otomatis berpengaruh pada inflasi, itu juga berdampak langsung atau tidak langsung,” kata Yunita di kantor BPS, Jakarta, Senin (15/1).

Kenaikan harga minyak mentah dunia ini, lanjut Yunita, juga turut serta mempengaruhi neraca perdagangan nasional. Pasalnya impor migas sampai saat ini tergolong masih cukup besar walaupun porsinya tidak sebesar impor produk non migas. Untuk bulan Desemper 2017, impor produk BBM sebesar USD1,46 miliar. Sementara ekspor produk migas sebesar USD121,2 juta. Artinya terjadi defisit sebesar USD1,34 miliar.

“Kalau ada kenaikan BBM internasional kan ke TDL (tarif dasar listrik) juga ada pengaruh, berkait dengan ke TDL, transportasi, makanya kita minta dijaga (harga BBM),” pungkas Yunita.

Sumber: https://fakta.news/berita/bps-ingatk...nflasi-januari