rush86Avatar border
TS
rush86
[Review] dan sharing camcorder Sony HDR PJ-410 [Kelebihan camcorder]
Hay agan-agan Kaskuser sekalian..

Mumpung lagi liburan nasional (17 Agustus 2017), maka ane ingin mengucapkan “Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72! Merdeka!

Daan.. Di hari yang bersejarah ini ane memutuskan untuk menulis review dan sharing ane tentang camcorder entry-level, tepatnya Sony HDR PJ-410, serta perbandingannya dengan pocket camera dan smartphone kekinian. Langsung aja yak..


#1 Camcorder Sony HDR PJ-410

Berikut spesifikasi umum Sony HDR PJ-410 berserta sedikit penjelasan dari pengalaman ane memakai selama ini:

- Ukuran yang compact yaitu 6cm x 6cm x 12cm, serta berat yang hanya 235gr(setara HP deh) membuat camcorder ini enak dibawa-bawa, bisa dimasukin tas pinggang, atau bahkan bisa dikantongi.

- Format file video AVCHD (MPEG-4/MP4) dan XAVC S HD, size full HD 1080p/1080i 50 fps. Ukuran file hasil rekaman yang ane catat adalah sekitar 150mb per menit, dan sebagai perbandingan, video recording pake smartphone ane (sama-sama full HD tapi 30 fps) membutuhkan sekitar 120mb per menit.

- Audio built in stereo microphone, dengan 2 step kontrol level dan noise reduction (akses dari menu) untuk mengurangi noise, terutama suara angin. File audio-nya bisa Dolby Digital Stereo, MP-4 AAC 2 channel.

- Bisa foto-foto juga, dengan hasil 9.2Mpx di rasio 16:9 dan file-nya jpeg. Sony HDR PJ-410 ini bahkan bisa diatur shutter speed dan bukaan diafragma-nya secara manual. Tapi kualitas hasil foto-nya.. Ugh.. Masih bagusan smartphone ane..

- Layar 2.7” dengan rasio 16:9 yang dibisa diputer 270 derajat vertikal dan 90 derajat horizontal. Masih terlihat jelas saat siang hari yang terik, serta memudahkan untuk merekam dari berbagai sudut pandang. Hanya butuh waktu sekitar 5 detik sejak layar dibuka (tidak ada tombol on/off, cukup membuka layar) maka Sony HDR PJ-410 ini akan langsung siap beroperasi.

- Storage internal 8Gb dan external bisa menggunakan microSD (bisa sharing dengan smartphone nih) mapun Memory stick micro khas Sony. Hingga saat ini ane menggunakan SanDisk Ultra class10 48mbps 64Gb tanpa kendala apapun.

- Ada Wifi dan NFC, untuk keperluan transfer data. Dengan menginstall aplikasi PlayMemories di smartphone kita bisa mengubah beberapa setting umum dan bisa connect dengan Sony HDR PJ-410 secara remote via Wifi (inti-nya bisa live view di HP ala action cam atau CCTV).

- Proyektor, 13 Lumens dan resolusi 640x360. Ya.., Sony HDR PJ-410 ini ada proyektor-nya lho, hasil rekaman bisa langsung dilihat bersama-sama dengan jelas di tempat yang gelap (tentu saja, kalo ga gelap ya ga keliatan..). Fitur yang ga penting-penting amat buat ane. Bila agan mencari camcorder Sony yang setara tapi tanpa proyektor bisa melirik Sony HDR CX-405 yang dibanderol lebih murah.

- Sensor CMOS BSI Exmor R 1/5.8” dipadu Prosesor Bionz X yang dioptimalkan untuk video recording. Sensor milik Sony ini cukup terkenal dan dipakai brand-brand lainnya, dengan backside illumination yang mengurangi noise pada kondisi kurang cahaya. Walaupun memiliki sensor kecil (bahkan lebih kecil daripada smartphone kekinian, ambil contoh iPhone dengan sensor 1/3”) tetapi kualitas detail dan ketajaman masih acceptable buat ane.

- Lensa Zeiss Vario-Tessar 26.8-804mm f/1.8-4.0. Bukaan f/1.8 terdengar keren di DSLR, tapi lain cerita di Sony HDR PJ-410, berkat ukuran sensor kecil, mustahil untuk mendapatkan hasil bokeh. Bisa sih kalo portrait, tapi agak repot.., kita harus atur jarak (mundur ampe 25m+), kemudian zoom (kalo bisa sampai mentok) sehingga komposisi pas di wajah atau minimal sebahu, dengan begitu background akan menjadi sedikit bokeh..

- Optical Steady Shot (OSS) yang mantap banget, entah apa rahasianya, tapi stabilisasi lensa Sony HDR PJ-410 ini bener-bener jempolan bila dibandingkan dengan pocket camera atau DSLR sekalipun. Shake atau guncangan tangan teredam sempurna apalagi kalo kita set OSS di mode “Intelligent Active”.

- Fitur untuk perekaman video yang terdapat pada menu antara lain adalah: Manual focus, shutter speed, dan IRIS/aperture (yang merepotkan). Low Lux (untuk kondisi rendah cahaya), Auto back-light, Digital zoom (sampai 60x), 3 level OSS, Face detect/tracking, Wind noise reduction, dan Grid line.

- “Whats inside box?” Unit camcorder tentunya, batrei NP-BX1, adapter dan kabel untuk keperluan charge (charge langsung colok di body, atau bisa beli charger external terpisah), kabel micro to HDMI, manual book.

Selengkapnya bisa agan-agan Googling atau kunjungi situs resmi Sony disini

Berikut beberapa foto close-up camcorder Sony HDR PJ-410 dari berbagai sisi:






Berikut menu-menu in-screen yang tersedia untuk melakukan perekaman video:






Nah, setelah menjelaskan tentang spesifikasi Sony HDR PJ-410, selanjutnya ane ingin sharing dan bercerita sedikit tentang entry-level camcorder, dan membandingkannya dengan smartphone dan pocket camera.


#2 “Why use camcorder?”

Video merupakan kombinasi dari audio-visual yang dapat dengan mudah mempengaruhi mood ataupun menyampaikan pesan kepada penontonnya. Sekarang pun makin banyak sosial media yang menggunakan video, dan makin banyak pula orang yang membuat vlog.

Selain untuk sekedar sharing di sosmed, camcorder bisa digunakan untuk merekam kegiatan liburan maupun dokumentasi lainnya. Atau juga bisa dijadikan footage perjalanan hidup kita, anak-anak kita, atau cucu kita nantinya. Video bakalan bisa lebih “bercerita” daripada foto maupun rekaman suara.

Oke.. Alasan ane mau sharing disini adalah karena sampai saat ini camcorder entry-level dipandang sebelah mata saja, istilah kasarnya dianggap ga penting gitu.. Kata-kata yang paling sering ane dengar adalah “Kenapa harus pake camcorder kalo pake HP aja bisa?”

Memang benar smartphone saat ini semakin canggih, terutama di sektor kamera. Smartphone dapat merekam video Full HD 1080p (yang sudah ada sejak di Samsung Galaxy Note, atau mungkin lebih lama lagi..), frame rate mencapai 60, dan sekarang bahkan sudah mencapai resolusi 4K HD (walaupun durasi rekam terbatas dan rakus storage). Wow!

Tidak beda pula dengan pocket camera, ane ambil contoh Sony WX350 atau Canon SX620 HS yang cukup terjangkau dengan kualitas dan ketajaman hasil foto diatas rata-rata smartphone seharganya (tentu saja hasil foto-nya juga lebih baik daripada Sony HDR PJ-410), dengan sensor yang lebih besar, mereka juga bisa merekam video resolusi FullHD 1080p dengan 60 fps dan memiliki power zoom sampai 20x.

Nah, kalo agan-agan membandingkan, camcorder yang tergolong entry-level (misal Sony HDR PJ-410 ini atau Panasonic HC-V385) cuman bisa merekam video dengan kualitas FullHD di 50 fps. Ga ada bedanya kan dengan smartphone sekalipun? Perbedaan kualitas dan ketajaman hasil foto maupun video keduanya akan ane bagikan disini.

Berikut perbedaan foto (still image) antara Sony HDR PJ-410 dan smartphone ane:


Foto diatas diambil dengan setting full auto antar keduanya, dan ane set smartphone di resolusi 9Mpx supaya adil.



Kedua foto diatas adalah hasil crop 1:1, dengan setting Sony HDR PJ-410 di full optical zoom (30x) sehingga bisa menghasilkan bokeh yang halus dengan kompensasi kualitas menurun. Untuk smartphone masih full auto dengan resolusi 9Mpx.

Berikut screenshot perbandingan hasil video antara Sony HDR PJ-410 dan smartphone ane saat playback di laptop:

Bisa dilihat bahwa tone warna dari smartphone lebih keluar walau dynamic range dan brightness-nya kurang. Camcorder menghasilkan detail yang hampir sama walaupun masih lebih tajam smartphone sedikit. Untuk masalah tone warna masih bisa diedit, dan ane rekam video tersebut dalam keadaan diam, dimana tidak terdapat banyak perubahan frame sehingga tidak bisa menonjolkan kelebihan camcorder.


#3 Video bukan soal kualitas image saja

Ya.. Sensor Sony HDR PJ-410 dan rata-rata camcorder entry-level sampai mid-level memang tergolong kecil, seperti yang sudah ane tulis diatas, ukurannya hanya 1/5.8”. Jadi, apakah artinya smartphone high-end dan pocket camera memiliki kemampuan menangkap gambar untuk video lebih baik? Jawabnya adalah “iya”.

Tetapi perlu diketahui, cara kerja perekaman video clip berbeda dengan pengambilan gambar foto (still image). Dalam sebuah video clip berdurasi 10 menit saja penonton tidak mungkin memperhatikan secara detail sampai mata pedas hanya untuk meneliti detail dan ketajaman objek-objek yang ada dan berpindah-pindah (50 fps = 50 foto per detik), karena pada dasarnya video adalah gabungan bepuluh-puluh sampai berjuta-juta frame (atau file foto) yang disertai audio.

Lantas apa yang kita perlukan? Selain kualitas image yang baik, banyak faktor lain yang sama atau bahkan lebih penting dalam kita membuat video clip yang acceptable. Yang kita perlukan adalah perekaman yang stabil, minim guncangan tangan, transisi antar frame yang smooth, zoom in dan out yang smooth, panning yang smooth, tracking focus yang tepat dan cepat, perubahan kompensasi exposure yang cepat, white balance dinamis, serta audio yang jelas. Semuanya itu untuk menghasilkan suatu kesatuan video clip yang enak dilihat maupun didengar.

Camcorder adalah perangkat yang dibuat dengan sole purpose tersebut, yaitu merekam video dengan kriteria-kriteria diatas, bukan hanya sekedar “bisa merekam video dengan kualitas FullHD”, tetapi juga menghasilkan video clip yang lebih baik secara keseluruhan, sampai memperhitungkan kenyamanan dan operasional kita saat melakukan perekaman, berikut ane list kelebihan camcorder (dalam hal ini tentu saja Sony HDR PJ-410) yang tidak dimiliki smartphone ataupun pocket camera untuk merekam sebuah video clip.


#4 Kelebihan camcorder (Sony HDR PJ-410)

1. Bentuk body yang egronomis. Ringan, enak digenggam dan stabil, bisa berlama-lama merekam video tanpa lelah. Coba kalo kita memakai smartphone untuk merekam video berpuluh-puluh menit, selain tidak nyaman, kasian juga batrei-nya nanti saat kita mau pake untuk chatting/browsing malah udah low-batt.

2. Layar swivel yang ringan dan smooth, yang bisa kita putar-putar saat perekaman tanpa mengganggu dan tanpa ada noise audio terekam. Pocket camera kebanyakan hanya bisa diputar keatas dan butuh tenaga yang cukup untuk mengguncang kamera dan mengganggu perekaman, baik gambar maupun suara. Smartphone kekinian dengan layar bisa diputar-putar seperti camcorder? Hmm, kayaknya ga ada..

3. Power optical zoom yang bisa diatur kecepatan zooming in/out-nya (sampai 30x) dan tidak ada noise suara motor zoom seperti pada pocket camera. Ini merupakan mekanisme wajib dalam perekaman video, pada pocket camera, suara motor zoom terekam dan sangat mengganggu. Sedangkan optical zoom di smartphone? Jumlah smartphone dengan optical zoom bisa dihitung jari, kemampuan zoom juga kecil (misal hanya 4x zoom).

4. Image stabiliser mantap seperti yang sudah ane tulis diatas. OSS pada Sony HDR PJ-410 sangat berguna untuk perekaman video, karena stabilitas pengambilan gambar berperan vital dalam sebuah video clip. Kemampuannya jauh diatas IS pada pocket camera, apalagi smartphone yang.. Walaupun di spesifikasi tertulis ada optical image stabilizer, tetapi rasanya hanya berfungsi untuk pengambilan foto saja, karena ane ga merasa adanya stabilizer saat merekam video dengan smartphone ane.., atau saking kecilnya efek stabilisasi-nya?

5. Audio recording pada Sony HDR PJ-410 ini lebih jernih bila ane bandingkan hasilnya dengan smartphone maupun pocket camera sekelasnya, terutama peredaman noise audio yang mengganggu, entah bagaimana caranya tapi suara-suara angin, gesekan, perpindahan posisi tangan, dll, yang terekam saat menggunakan smartphone maupun pocket camera, bisa teredam di camcorder. Mungkin camcorder memiliki sistem filter untuk noise audio yang lebih baik, tapi untuk kualitas rekaman suara-nya sih menurut ane sama-sama aja, kebetulan smartphone ane juga bisa merekam stereo 2 channel.

6. Batrei yang menurut ane irit, sekalipun menggunakan tipe batrei yang sama dengan beberapa tipe pocket camera Sony. Ane ga sempat mengukur keiritan batrei ini, tapi menurut ane untuk sebuah device yang merekam video, Sony HDR PJ-410 ini tergolong tahan lama, lebih irit daripada pocket camera ane. Mungkin karena memang mesin-nya didedikasikan untuk merekam video, plus sensor yang kecil nan irit daya.


#5 Kesimpulan pribadi

Kayaknya ada yang kurang.. Ane belum membahas kekurangan camcorder Sony HDR PJ-410 ini ya? Tetapi karena menurut ane hanya ada satu kekurangan dan sudah ane sebutkan diatas, maka ane masukin di kesimpulan aja deh. Kekurangannya ya sensor-nya yang kecil sehingga kualitas dan ketajaman image jadi kurang.., ada satu lagi sih kekurangan bonusnya, yaitu adalah kita harus merogoh kocek lagi untuk membeli camcorder ini.

Ane punya smartphone, pocket camera, dan DSLR. Tapi sejak mencoba pake camcorder Sony HDR PJ-410 ini (walau cuman entry-level), ane ga pernah lagi merekam video pakai perangkat lainnya, baik saat liburan keluarga maupun dokumentasi acara-acara, karena ane lebih suka kepraktisan dan simple-nya memakai dan membawa-bawa camcorder. Walaupun untuk kualitas image video-nya jauh lebih baik dan lebih tajam bila ane memakai DSLR, tapi merekam video dengan DSLR itu terlalu ribet, berat, zoom manual, dan stabilitas-nya sangat kurang, sehingga butuh perangkat-perangkat tambahan supaya bisa optimal. Jadi buat ane camcorder tetap yang terbaik untuk masalah perekaman video.

Perlu diketahui menarik tidaknya sebuah video clip juga sangat dipengaruhi oleh editing. Dulu pertama kali ane belajar editing video menggunakan Windows Movie Maker, sekarang ane menggunakan Adobe Premiere Pro CS5, dan masih dalam tahap belajar.. Ya.. Belajar yang tidak ada habisnya.

Overall Sony HDR PJ-410 ini worth to buy bila agan-agan sekalian pengen mencoba mendalami videografi atau baru mulai suka membuat video clip, yang tidak terlalu perfeksionis soal kualitas dan ketajaman. Lagian ukuran file hasil rekaman camcorder ini cukup bersahabat di storage. Dengan camcorder yang praktis dan simple ini, kita bisa lebih fokus ke obyek/subyek yang direkam, dan belajar “bagaimana merekam video yang baik dan benar” setiap saat di kondisi berbeda-beda, daripada harus ribet dengan setting dan memakai peralatan lain yang lebih merepotkan.

Namun apabila agan adalah salah satu juragan minyak dan memang berniat untuk berkecimpung di dunia videografi, apalagi nantinya untuk pekerjaan (professional), ane tidak menyarankan untuk memakai entry-level camcorder, tidak pula DSLR, melainkan Sony NEX VG series, camcorder high-end dengan sensor APS-C dan Full frame yang bisa diganti-ganti lensanya ini bisa jadi pilihan handal.

Oh iya, sekilas tentang ane.. Ane bukan sales Sony, bukan vlogger, bukan jasa video profesional juga, hanya manusia biasa yang kadang suka iseng rekam video dan foto-foto. Segala tulisan ane di thread ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi ane, sehingga apabila ada kesalahan mohon dimaafkan dan dikoreksi, atau mungkin ada agan-agan yang bisa menambahkan masukan, supaya bisa bermanfaat buat yang lain.

Sekian review dan sharing dari ane.. Terima kasih sudah mampir.. Merdeka!!



Diubah oleh rush86 17-08-2017 17:44
0
10.3K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan