- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Inilah Kota Seribu Masjid dan Sejuta “Maling”, Kok Bisa?


TS
saikkan
Inilah Kota Seribu Masjid dan Sejuta “Maling”, Kok Bisa?

Quote:
MATARAM, NNC - Pernahkah Anda dengar istilah "Pulau Lombok adalah pulau seribu masjid dengan sejuta “maling". Anda tahu apa arti istilah tersebut?
Itulah pertanyaan yang dikedepankan Bisnis.com tatkala memulai tulisannya tentang kota Mataram yang sudah populer disebut sebagai kota Seribu Masjid dan “Sejuta Maling”. Aneh, ungkapan ini? Iya, jelas aneh.
Kenapa aneh? Coba pikirkan, masa di kota yang sangat dikagumi sebagai kota seribu Masjid, tetapi itu menjadi sangat mubazir karena ada sejuta malingnya itu. Bukankah antara Seribu Masjid dan Sejuta Maling itu sudah sangat kontras?
Lalu, pertanyaan, bagaimana ceritanya? Jawabannya begini. Pulau Lombok yang termasuk Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) seperti kebalikan dari Pulau Bali. Di pulau ini, mayoritas masyarakatnya muslim.
Seperti dipaparkan oleh Bisnis.Com, masjid-masjid megah dan mewah akan dengan mudah dijumpai di setiap desa di sepanjang perjalanan di pulau ini. Pulau ini terbagi dalam 4 kabupaten yakni Lombok Barat, Tengah, Timur dan yang terbaru adalah Lombok Utara.
Masuk akal apabila pulau yang berada tak jauh dari Bali ini disebut memiliki seribu masjid. Tapi, kenapa disandingkan dengan istilah 'sejuta maling'? Tentu aneh, bukan?
Itulah pertanyaan yang dikedepankan Bisnis.com tatkala memulai tulisannya tentang kota Mataram yang sudah populer disebut sebagai kota Seribu Masjid dan “Sejuta Maling”. Aneh, ungkapan ini? Iya, jelas aneh.
Kenapa aneh? Coba pikirkan, masa di kota yang sangat dikagumi sebagai kota seribu Masjid, tetapi itu menjadi sangat mubazir karena ada sejuta malingnya itu. Bukankah antara Seribu Masjid dan Sejuta Maling itu sudah sangat kontras?
Lalu, pertanyaan, bagaimana ceritanya? Jawabannya begini. Pulau Lombok yang termasuk Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) seperti kebalikan dari Pulau Bali. Di pulau ini, mayoritas masyarakatnya muslim.
Seperti dipaparkan oleh Bisnis.Com, masjid-masjid megah dan mewah akan dengan mudah dijumpai di setiap desa di sepanjang perjalanan di pulau ini. Pulau ini terbagi dalam 4 kabupaten yakni Lombok Barat, Tengah, Timur dan yang terbaru adalah Lombok Utara.
Masuk akal apabila pulau yang berada tak jauh dari Bali ini disebut memiliki seribu masjid. Tapi, kenapa disandingkan dengan istilah 'sejuta maling'? Tentu aneh, bukan?
Quote:

Untuk mendapat jawabannya, cobalah berkunjung ke desa adat Sade, Lombok Tengah. Desa Sade adalah salah satu dusun di Desa Rimbitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Suku Sasak, sebagai suku asli Pulau Lombok yang berasal dari etnik Austronesia, mendiami desa ini dan dijadikan sebagai desa wisata budaya. Masyarakat di desa ini masih memegang teguh adat dan budaya dari nenek moyang mereka.
"Semua orang di sini bersaudara karena kimpoi dengan sepupu-sepupu masing-masing, sangat jarang yang menikah dengan penduduk luar Desa Sade," ujar orang di suku itu jika ditanya.
Pernikahan dengan sesama suku Sasak dinilai lebih murah karena hanya memerlukan mahar seperangkat alat salat. Sedangkan jika menikah dengan warga luar, maharnya bisa saja dengan 2 ekor kerbau, sangat mahal bagi mereka.
Quote:

Pernihakah di Suku Sasak terbilang unik. Para pria diharuskan untuk menculik atau melarikan gadis pujaannya sebelum mereka menikah.
Artinya, tidak keren jika menikahi gadis Sasak dengan cara meminta restu orang tua perempuan. Itu dinilai kurang kesatria, katanya.
Setelah diculik - warga setempat menyebutnya dicuri seperti maling - orang tua pihak laki-laki akan meminta seorang penengah atau disebut penyelabar, untuk dipertemukan dengan pihak keluarga perempuan.
Penyelabar itulah nantinya yang akan melaporkan kepada ketua adat dan orang tua perempuan. Penyelabar ini yang mengabarkan bahwa anak gadis dari orang tua si perempuan telah dilarikan. Pihak pria serius untuk menikahinya.
"Kalau laki-laki meminta secara baik-baik kepada orang tua perempuan, nanti malah gadis itu dianggap barang. Tapi kalau dicuri justru menjadi terhormat," tuturnya.
Quote:

Nah, dari adat inilah alasan Lombok disebut sebagai pulau sejuta "maling". Bukan berarti di Lombok banyak pencurian dan tidak aman, tetapi terkait cara perkimpoian di Suku Sasak yang harus dilakukan dengan cara melarikan anak gadis orang tanpa lebih dulu meminta bantuan pada orang tua si gadis.
Meski dikenal sebagai pulau dengan mayoritas penduduk muslim, ada sebagian masyarakat Lombok yang masih mempertahankan tradisi lama. Terutama mereka keturunan asli Suku Sasak.
Jika di daerah lain menculik gadis untuk menikah merupakan tindakan yang melanggar norma bahkan hukum, tidak bagi para pemuda Suku Sasak Lombok.
Di sini, para pemuda Suku Sasak malah berlomba-lomba untuk menculik anak gadis yang dicintainya. Ritual seperti ini biasa disebut sebagai 'kimpoi culik' atau kimpoi lari.
Ritual 'kimpoi culik' sudah terjadi sejak zaman dahulu. Konon, dahulu di Lombok ada seorang raja yang memiliki putri yang sangat cantik.
Saking cantiknya, semua pria suka padanya dan bersaing untuk melamarnya. Maka sang raja mendirikan sebuah kamar dengan sistem penjagaan yang sangat ketat.
Laki-laki siapa yang hebat, kesatria dan sanggup menculik gadis itu dia bisa menikahinya. Cara itu lalu menjadi cara yang ditempuh suku Sasak jika ingin menikahi gadis pujaannya.
Quote:
Cukup menarik ya gan 
kalo agan suka sama artikelnya boleh share dan komen, jangan lupa


kalo agan suka sama artikelnya boleh share dan komen, jangan lupa

0
4.5K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan